jpnn.com - MEREBAKNYA peredaran pil dobel L dan sabu-sabu di kalangan remaja membuat BNN Kota Surabaya harus bekerja keras. Mereka sampai mengunjungi kuburan di kasawan kompleks Putat Jaya untuk menjaring para pecandu kemarin (27/3).
''Mereka ini pernah berkutat dengan obat-obatan itu,'' jelas Kepala BNN Kota Surabaya AKBP Suparti. Selain memberikan pengarahan, BNN melakukan tes urine kepada 13 orang yang ditemui. Hasilnya, satu orang positif mengonsumsi sabu-sabu. Sementara itu, sisanya mengaku sering mengonsumsi pil koplo.
Selama ini, daerah tersebut memang dikenal sebagai salah satu sarang peredaran narkoba. Kabarnya, di daerah yang berdekatan dengan eks lokalisasi Dolly itu, akses mendapat barang terlarang tersebut begitu mudah.
Para pecandu yang mengikuti tes urine itu merupakan satu kelompok bermain. Rata-rata masih berusia muda dan putus sekolah. Umumnya mereka hanya jebolan SMP. Paling tua di antara mereka, sebut saja John, berumur 24 tahun dan sudah memiliki seorang anak. Kawan-kawannya memanggil dia dengan sebutan ''Jenderal''.
Saat didatangi BNN, mereka mengaku selama ini bergelut dengan miras dan pil koplo. Bukan hanya itu, bila ada uang lebih, mereka bisa membeli ganja maupun sabu-sabu. Sekali membeli, mereka bisa menghabiskan Rp 5 juta-Rp 6 juta per bulan.
Selain itu, masih ada dosa mereka yang lain. Bila tidak punya uang, jalan pintas pun ditempuh. Biasanya mereka melakukan tindak kriminalitas seperti mencopet, menjambret, dan mencuri duit orang tuanya.
Melihat fenomena itu, BNN menyatakan sedikit kewalahan. Namun, Suparti optimistis para pecandu yang ditemuinya itu bisa kooperatif. ''Mereka sekarang punya niat sembuh dari ketergantungan,'' imbuh perwira polisi dengan dua melati di pundak tersebut. (did/git/mas)
BACA JUGA: Jual Sabu di Kelurahan, Dua Bandar dan Barang Bukti Satu Kilogram Diamankan
BACA ARTIKEL LAINNYA... 7 Kg Ganja Disita Dari Tiga Bandar
Redaktur : Tim Redaksi