jpnn.com, PEKALONGAN - Tiga petugas medis RSUD Bendan Pekalongan menjadi korban pengeroyokan sejumlah orang tak dikenal di wilayah Kelurahan Sapuro Kebulen, Kecamatan Pekalongan Barat, Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (3/4) dinihari WIB.
Akibat kejadian itu, seorang petugas menderita patah tulang hidung cukup parah. Saat kejadian, ketiga petugas medis tersebut tengah membantu mencari penggali makam di komplek Makam Sapuro untuk keperluan pemakaman pasien orang dalam pemantauan (ODP) Corona yang meninggal saat dirawat di RSUD Bendan.
BACA JUGA: Siswi SMP Berpakaian Pramuka Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat Tak Jauh dari Sekolahnya
Ketiga petugas medis itu berinisiatif mencari orang yang bisa menggali kubur karena sulitnya menemukan penggali kubur saat dinihari sekitar pukul 03.30 Subuh.
Di tengah perjalanan, ketiganya bertemu dengan sekelompok orang tak dikenal yang tengah berkumpul.
BACA JUGA: Empat Emak-emak, Dua Laki-laki Tepergok Berbuat Terlarang di Sebuah Rumah
Diduga karena salah paham, terjadi penganiayaan kepada ketiga petugas medis tersebut.
“Saat itu menurut pengakuan teman-teman mereka ditantang berkelahi entah karena sebab apa. Namun petugas kami sudah berkali-kali minta maaf dan menjelaskan maksud tujuan mereka,” tutur Direktur RSUD Bendan, dr Junaedi Wibawa sebagaimana dilansir Radar Tegal hari ini.
BACA JUGA: Seorang Suami Positif Corona, Ternyata Terpapar dari Istrinya
“Tetapi kemudian ada yang menghantam menggunakan helm dan terjadilah perkelahian antara petugas kami dengan sekelompok orang tersebut,” tambahnya.
Selanjutnya, kata Junaedi, petugas yang mengalami penganiaayan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Pekalongan Barat.
Sementara itu, menurut informasi dari Polsek Pekalongan Barat, dari lima pelaku, tiga di antaranya sudah diamankan dan dua pelaku lain tengah dalam pengejaran.
Wakil Wali Kota Pekalongan A. Afzan Arslan Djunaid saat dikonfirmasi perihal peristiwa itu menjelaskan bahwa memang terjadi penganiayaan terhadap petugas medis RSUD Bendan.
Namun kata Aaf, sapaan akrab Wakil Wali Kota, peristiwa itu sama sekali tak berkaitan dengan penolakan terhadap pemakaman jenazah pasien ODP.
BACA JUGA: Polisi Bongkar Prostitusi Online Melibatkan Pelajar SMP, Muncikarinya Siswi SMA
Dia juga berpesan kepada masyarakat agar juga tak mengaitkan peristiwa tersebut dengan adanya penolakan. Karena pemakaman terhadap jenazah pasien ODP sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan protap penanganan pasien COVID-19 dan tanpa adanya isu-isu penolakan dari masyarakat.(nul/zul)
Redaktur & Reporter : Budi