Catat! Ini 8 Klaster Berbahaya Rawan Penularan Covid-19

Selasa, 28 Juli 2020 – 06:45 WIB
Ilustrasi COVID-19. Foto: diambil dari covid19goid

jpnn.com, JAKARTA - Saat ini tercatat ada delapan klaster yang dominan menjadi sumber penularan COVID-19. Dua di antaranya adalah pasar, termasuk tempat pelelangan ikan,  dan perkantoran.

“Klaster penyumbang kenaikan kasus di Indonesia adalah tempat berkerumun. Pertama, pasar dan tempat pelelangan ikan, di mana masyarakat sering berkumpul,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di Jakarta.

BACA JUGA: Klaster Perkantoran Meluas, Anies Baswedan: Laporkan Kalau Tempat Kerja tidak Taat Protokol

Klaster lainnya yang dominan menjadi sumber penularan adalah pesantren, fasilitas kesehatan, seminar, pusat perbelanjaan atau mal, tempat ibadah, dan juga transmisi lokal.

“Fasilitas kesehatan perlu menjadi perhatian karena ini sumber penularan tinggi,” sambungnya.

BACA JUGA: Pasien Covid-19 di Indonesia Tembus 100.303 Kasus, Krisis Belum Berlalu

Satgas meminta jajaran di tingkat daerah, pemerintah daerah dan masyarakat mengawasi penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di delapan klaster tersebut.

Jika timbul kasus positif di klaster terkait, Satgas di daerah perlu segera melacak kontak dekat kasus tersebut.

BACA JUGA: Astaga, 28 Juta Orang Terancam Jadi Korban Penggusuran di Tengah Pandemi COVID-19

“Kalau ada peningkatan kasus, berarti ada yang tidak sempurna pelaksanaannya, mohon petugas dikerahkan untuk disiplin warga atau orang-orang yang bekerja di situ,” ujarnya.

Wiku menekankan hal penting yang perlu diterapkan masyarakat adalah mengubah perilaku untuk mengutamakan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, serta berjaga jarak.

“Kami paham memakai masker mungkin tidak nyaman, tapi sangat penting untuk perbaikan kita bersama, demikian juga beberapa masyarakat menggunakan face shield (pelindung wajah) jika merasa tidak cukup hanya menggunakan masker,” ujarnya.

Saat ini, masyarakat perlu memahami krisis kesehatan masih terjadi di Tanah Air.

Selain upaya pemerintah, ujar Wiku, masyarakat juga bisa bergotong royong untuk menjaga sesama individu.

Misalnya, masyarakat dapat saling mengingatkan satu sama lain mengenai pentingnya menerapkan protokol kesehatan.

“Kondisi yang ada menunjukkan krisis belum berlalu. Indonesia masih krisis, perlu waspada, saling mengingatkan disiplin kolektif agar kasus dapat ditekan dan proses kesembuhan ditingkatkan,” ujar dia.

Hingga Senin, kasus pasien positif COVID-19 di Indonesia mencapai 100.303 kasus, dengan 4.838 pasien COVID-19 telah meninggal, dan 58.173 pasien telah dinyatakan sembuh.(ant/asm/ngopibareng/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler