jpnn.com - jpnn.com - Taman Air Mancur Sri Baduga, Purwakarta bakal show setiap Sabtu Malam Minggu, secara rutin setelah sebelumnya diresmikan Menpar Arief Yahya.
Show air mancur menari ini tidak dipungut biaya, tiket, alias free.
BACA JUGA: Perpaduan Apik Seni dan Teknologi di Taman Sri Baduga
“Inilah cara pemerintah daerah Purwakarta untuk menghidupkan ekonomi kreatif dan pariwisata lokal. Sekali show, membutuhkan Rp 20 juta untuk operasional, tetapi bisa membuat pedagang, restoran, cafe, souvenir shop, dan 1.500 UMKM di Purwakarta hidup dan memperoleh omzet di atas Rp 2 juta. Tugas pemda adalah mendorong ekonomi bergulir,’ tutur Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta.
Dia menjelaskan, Taman Air Mancur Sri Baduga ini telah melalui proses panjang, multi years, untuk menjadi seperti sekarang.
BACA JUGA: Yuk ke Purwakarta, Berbahagia di Air Menari Sri Baduga
Menurut dia, Taman Air Sri Baduga awalnya adalah danau kecil yang disebut dengan Situ Buleud.
Situ itu danau, sedangkan buleud artinya bulat karena berada di tengah-tengah kota.
Kini air mancur Taman Sri Baduga ini sudah menjadi air mancur terbesar se-Asia Tenggara, dengan luas ± 3 hektar.
Air mancur ini merupakan pengembangan dari destinasi wisata Situ Buleud yang dibangun sejak 2013 dan mulai diresmikan tahap pertama pada Januari 2014.
Pada 2017 menjadi peresmian tahap III.
“Dulu, danau ini konon sering dijadikan tempat berendam badak. Maka jangan heran kalau kami bangun patung badak, di pertigaan depan Taman Sri Baduga itu. Rangkaian air mancur itu akan memancarkan cahaya warna-warni, dengan laser yang seirama dengan gerak air mancur. Tiap malam minggu antara pukul 19.30 WIB hingga pukul 22.00 WIB, tiga kali show, sekitar ±25 menit setiap satu kali pertunjukan," imbuhnya.
Dedi menegaskan, tahapan pembangunan sudah sampai pada tahap ke-3 (2016), proses pembangunan terdiri Tahap I tahun 2014.
Lalu tahap ke-2 tahun 2015, sudah ditambah dengan laser dan efek api.
Tahap III tahun 2016 hingga awal 2017 ditambah dengan kursi tribun melingkar dua saf di depan dan belakang, dan wifi gratis di Taman Air Mancur Sri Baduga.
“Mengapa harus wifi? Ini petunjuk Pak Menpar Arief Yahya, bahwa untuk mendunia itu harus dipromosikan melalui medsos oleh anak-anak muda. Mereka selalu mencari free wifi, untuk bisa mengupload foto-foto mereka di banyak titik di Taman Sri Baduga,” kata pria yang akrab disapa Kang Dedi tersebut.
Dia menyebut, sampai dengan finish, direncanakan sampai dengan tahap ke-9.
etiap tahapan tersebut akan menampilkan keunikan dan penggunaan teknologi, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pasar.
“Kalau orang Jakarta punya air mancur bundaran HI, kami orang Purwakarta punya air mancur Sri Baduga,” kata Kang Dedi.
Selain air mancur menari Sri Baduga, Purwakarta masih memiliki atraksi wisata lainnya.
“Banyak, jangan khawatir, wisatawan bisa 2-3 hari di Purwakarta dengan banyak aktivitas. Seperti kuliner, dengan Sate Maranggi. Sate sapi atau kambing yang khas dari Purwakarta. Ada banyak museum, dan boleh dicek, IT-nya mungkin lebih keren dan mendidik daripada Monumen Nasional di Jakarta. Karena itu, silakan ke Purwakarta,” ungkap Kang Dedi.
Data kunjungan wisatawan mancanegara pada 2014 di Purwakarta adalah 633 orang.
Lalu meningkat menjadi 934 orang di 2015. Kemudian pada November 2016 tercatat sebanyak 1.280 orang mengunjungi Kabupaten Purwakarta.
“Jadi terus akan meningkat. Taman-taman di Purwakarta juga boleh diadu dengan kota taman lain di Jawa Barat!” imbuhnya.
Sedangkan kunjungan wisatawan nusantara 2014 adalah 426.733 orang, meningkat menjadi 516.580 orang di 2015.
Pada November 2016 tercatat sebanyak 902.601 orang mengunjungi Purwakarta.
Diharapkan Purwakarta menjadi Destinasi Wisata Buatan (Man-Made) terbesar di Indonesia dengan terbangunnya taman-taman (1000 taman) dan museum dengan keunikannya masing-masing yang didukung oleh budaya tradisional dan modern.
Satu lagi, lanjut dia, wilayah Jatiluhur ke depannya akan dikembangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.
“Kalau Bali punya Nusa Dua. Belitung punya Tanjung Kelayang dan kelak juga Juru Sebrang. Lombok NTB punya Mandalika. Maltara punya Morotai, Danau Toba juga punya KEK, maka Purwakarta juga akan merancang pembangunan KEK di kawasan Pariwisata Jatiluhur, Purwakarta,” ungkap dia.
Menpar Arief Yahya lagi-lagi mengajak, anak-anak muda di Purwakarta untuk senantiasa menenteng HP-nya, selfie, foto-foto destinasi, dan upload di media sosial.
“Itu adalah cara tercepat, terbaik, paling masif, untuk mempopulerkan Purwakarta dan semua potensi wisata yang ada di dalamnya. Termasuk Taman Air Mancur Sri Baduga,” kata Menpar yang mantan Dirut PT Telkom ini. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia