Catat! Trump Presiden, Clinton Masuk Penjara

Selasa, 11 Oktober 2016 – 08:44 WIB
Donald Trump dan Hillary Clinton. Foto: AFP

jpnn.com - WASHINGTON - Tak ada aura persahabatan membuka debat kedua calon Presiden Amerika Serikat di Washington University, Kota St Louis, Missouri, Senin (10/10) pagi WIB.

Donald Trump (Republik) dan Hillary Clinton (Demokrat) tak memiliki niat untuk berjabat tangan hangat saat memasuki arena. Clinton hanya menganggukkan kepala dan bilang halo ke Trump. Mereka baru berjabat tangan setelah debat panas 90 menit tersebut berakhir. 

BACA JUGA: Gila Kerja Banget, Seperlima Pekerja Terancam Kematian

Ya, mungkin ini adalah debat calon presiden (capres) AS yang paling heboh, gila. Twitter juga mengakui, debat kedua capres AS kemarin memecahkan rekor perdebatan cuitan sepanjang masa.

Debat berkutat pada skandal pribadi, alih-alih adu program sebagaimana layaknya nomine yang sama-sama berpeluang menjadi commander-in-chief, orang paling berkuasa di planet ini.

BACA JUGA: Upacara Pemakaman Diserang Bom, 155 Orang Tewas

Trump membuka debat dengan meminta maaf atas skandal rekaman audionya yang melecehkan perempuan. Termasuk, antara lain, dia bisa mencium perempuan mana saja karena seorang bintang. ”Itu adalah locker room talk (obrolan cowok yang cenderung cabul). Saya tidak bangga akan itu. Saya minta maaf kepada keluarga saya, saya minta maaf kepada rakyat Amerika. Tentu saja saya tidak bangga akan hal tersebut, tapi itu adalah obrolan cowok biasa,” ujarnya. 

Seusai Trump minta maaf, Clinton langsung menyerang. Menurut dia, rekaman tersebut memang mencerminkan siapa sebenarnya sosok Trump dan bagaimana dia memperlakukan perempuan. Termasuk bagaimana komentar-komentar kasarnya kepada kalangan muslim, jurnalis yang cacat fisik, serta warga kulit hitam. 

BACA JUGA: Kasihan..Anak 18 Tahun Ini Punya Ekor Sepanjang 20 Cm

Trump tentu saja tidak datang ke acara debat dengan tangan kosong. Dia sudah tahu bahwa bocornya rekaman pada 2005 tersebut akan dipakai untuk menyerangnya. Karena itu, sebelum debat, Trump sudah membikin sensasi. Dia mengajak empat perempuan. Tiga di antaranya adalah perempuan yang menuding Presiden Bill Clinton, suami Hillary, telah melakukan perbuatan asusila terhadap mereka. Tiga perempuan tersebut adalah Paula Jones, Juanita Broaddrick, dan Kathleen Willey.  

Pada 1999 Jones yang merupakan PNS di Arkansas mengajukan gugatan pelecehan seksual terhadap Bill Clinton. Broaddrick mengklaim bahwa Bill memerkosanya di ruang hotel pada 1987. Sementara itu, Willey yang merupakan mantan ajudan di Gedung Putih menyatakan bahwa Bill Clinton telah menggerayanginya.  Kejadiannya pada 1993. Di kantor Bill. Presiden ke-42 AS tersebut tentu saja membantah tudingan tiga perempuan tersebut dan dia tidak pernah diputus bersalah. Namun, bagi Trump, skandal tersebut bisa menjadi senjata tersendiri. 

”Tidak pernah ada siapa pun dalam sejarah politik di negara ini yang telah begitu kejam pada perempuan seperti (Bill) Clinton,” tegas Trump. ”Saya hanya kata-kata. Tapi, dia sudah tindakan,” tambahnya. Hillary Clinton tidak menanggapi isu soal suaminya tersebut.

Perempuan satu lagi yang dibawa Trump adalah Kathy Shelton. Pada usia 12 tahun dia diperkosa. Hillary Clinton kala itu adalah pengacara dan ditunjuk membela si pemerkosa. Clinton berkeberatan, tapi tetap membela dan akhirnya hukuman si pemerkosa dikurangi. Yang menjadi masalah, beberapa tahun setelahnya beredar rekaman Clinton tengah berbicara dengan wartawan dan terdengar dia menertawakan kasus tersebut. 

Trump juga berjanji ketika terpilih menjadi presiden akan memasukkan Clinton ke penjara. Komentar tersebut berkaitan dengan skandal e-mail saat Clinton masih menjadi menteri luar negeri. Clinton hanya menjawab bagus karena tidak ada orang dengan temperamen seperti Trump yang menjadi pejabat hukum. ”Karena (kalau ada, Red) kamu pasti akan dipenjara,” timpal Trump. 

Di lain pihak, Clinton menyebut Trump tidak layak menjadi presiden. Sebab, dia banyak berbohong dan tidak bisa dipercaya. Clinton selalu berseberangan pemikiran dengan para kandidat presiden dari Partai Republik. ”Tapi, saya tidak pernah mempertanyakan kelayakan mereka untuk menjabat,” tegasnya. 

Trump juga menyebut Clinton memiliki kebencian luar biasa di hatinya. Dia mencontohkan, Clinton dulu pernah menyebut para pendukung Trump menyedihkan. Terkait hal tersebut, Clinton meminta maaf dan menyatakan bahwa argumennya saat itu bukan untuk para pendukung Trump, melainkan untuk si taipan itu sendiri. 

Dua kandidat juga membahas konflik di Syria, agresi yang dilakukan Rusia, keengganan Trump mengeluarkan data pajak penghasilannya, serta rencana-rencana Trump terkait imigran yang datang ke AS. Namun, yang mendominasi tentu saja serangan kata-kata dan skandal-skandal. 

Di akhir debat, salah seorang pengunjung debat bertanya kepada dua kandidat untuk menyebutkan satu hal positif dari lawannya. Apa jawaban mereka? Clinton hanya memuji anak-anak Trump yang luar biasa. Sedangkan Trump menyebut Clinton seorang pejuang yang tak pernah menyerah. (reuters/afp/bbc/independent/cnn/sha/c10/sof/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh Rekaman Omongan Donald Trump soal Perempuan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler