Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (Tamat)

Bank Kambing untuk Wilayah Golden Crescent

Senin, 19 Januari 2009 – 00:37 WIB

Kesuksesan melenyapkan opium dari Golden Triangle membuat Khun Chai semakin menarik perhatian PBBKerja besar berikutnya menanti, yakni mengikis opium dari Afghanistan

BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (4)

Khun Chai menjawab tantangan itu
Kali ini tanpa Ibu Suri

BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (3)



SETELAH pegunungan Doi Tung di Golden Triangle tidak lagi menghasilkan opium sama sekali, dari mana dunia mendapatkannya saat ini? Peranan itu diambil alih Afghanistan
Kini Afghanistan juga diberi gelar Golden Crescent (bulan sabit emas) sebagai pengganti Golden Triangle (segitiga emas)

BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (2)

Afghanistan kini sudah memasok 90 persen opium duniaSelebihnya dengan jumlah berimbang dari Myanmar dan Amerika Tengah/Selatan

Perkebunan opium di Afghanistan pernah hampir setengah juta hektare (seluas Pulau Madura)Produksinya lebih dari 6 ribu tonNilainya sekitar USD 2,6 miliar (Rp 28,6 triliun) atau sepertiga GDP AfghanistanSebagian besar opium itu ditanam di Provinsi Helmand, provinsi terbesar di antara 34 provinsi di negeri ricuh ituLetak provinsi ini di perbatasan dengan Pakistan, tepatnya berbatasan dengan Provinsi Baluchistan

Kisah sukses Khun Chai menangani pegunungan Doi Tung membuat PBB juga menghendaki agar opium di Afghanistan, khususnya di Provinsi Helmand, bisa dilenyapkan dengan cara yang samaMaka, ketika diminta menerapkan model pembangunan alternatif ala Doi Tung di Afghanistan, Khun Chai merasa tertantangMeski sama-sama wilayah konflik, Afghanistan lebih gawatJuga melibatkan negara adikuasa dengan senjata pemusnahnya

’’Saya harus belajar banyak dari orang Afghanistan, mengunjungi mereka berkali-kali dan berpikir keras jalan apa yang bisa dilakukan,’’ ujar Khun ChaiSoal risiko, dia tidak takut sama sekaliToh, ketika menerapkan konsepnya di Doi Tung dulu, dia juga harus bersinggungan dengan keganasan sindikat narkotika internasional.

Khun Chai menemukan dua jalan: peternakan dan pertanian hortikulturaKetika melakukan survei ke sana, dia melihat orang-orang kaya di pedesaan memiliki banyak dombaMereka biasa mempekerjakan anak-anak miskin untuk menggembalakannyaKhun Chai melihat tingkat kematian kambing di Afghanistan mencapai 10 persenTidak termasuk yang kena bom nyasarItu murni akibat penyakit

Di sini Khun Chai melihat peluang baru: mendirikan bank kambingOrang-orang kaya itu diminta ’’mendepositokan’’ kambing mereka di bank kambing iniMereka juga diberi ’’bunga’’ berupa pertumbuhan kambing mereka yang meningkatBank kambing hanya minta jasa 10 persen dari pengembangan ituSebagaimana di Doi Tung, Thailand, ini juga memerlukan tingkat kepercayaan yang tinggi di awal-awalnyaMana ada orang menyerahkan ratusan kambingnya ke orang lain?

Khun Chai tidak kurang akalMula-mula timnya hanya memberi jasa gratis kepada para pemilik kambingYakni, mengobati kambing-kambing mereka yang sakit’’Kalau kami mengawali di Doi Tung dengan memberikan pengobatan gratis kepada manusia, di Afghanistan kami memberikan pengobatan gratis kepada kambing,’’ ujar Khun Chai berseloroh

Khun Chai memang percaya untuk bisa bekerja baik, orang harus sehat duluDemikian juga kambingMaka urutan prioritasnya selalu bikin sehat dulu, lalu diminta bekerjaSetelah itu, baru diminta sekolahAkhirnya Khun Chai berhasil merebut hati rakyat AfghanistanMaka, ketika Khun Chai memasyarakatkan program bank kambing, orang mulai percayaDalam waktu singkat bank kambing itu bisa mengumpulkan 3.000 kambing

Ribuan kambing itu lantas ditempatkan di satu ladang penggembalaan yang dikelola Khun ChaiKambing-kambing yang sakit dia kumpulkan di kandang-kandang terpisah sesuai jenis penyakitnyaMereka ini dia perlakukan seperti nasabah yang terlibat kredit macet: diberi pengobatan dan penyehatanRatusan anak muda dipekerjakan di sini’’Mereka memang sudah berpengalaman menggembala kambingHanya kali ini lebih profesional,’’ katanya

Kabar adanya bank kambing itu kian meluasManfaatnya juga kian dirasakanMaka, kian banyak orang yang menyerahkan kambing ke bank kambing itu’’Sekarang sudah terkumpul 30.000 kambing,’’ ujar Khun ChaiKalau semuanya lancar, Khun Chai akan terus mengembangkannya seperti di Doi Tung: kambing itu akan diproses lebih jauhDagingnya jadi daging olahan, susunya akan dikembangkan ke pembuatan yogurt, keju, dan seterusnya.

Pemilik kambing cukup mencatat kepemilikannya di buku aset mereka tanpa harus punya kandang dan tanpa harus repot-repot menggembalakannya sendiriSedangkan dampak sosialnya, kambing mereka menjadi sumber kehidupan ratusan penganggurBahkan, karena proyek ini nonprofit, sebagian anak-anak kambing itu bisa dimiliki penduduk yang semula tidak bisa punya kambing.

’’Sebenarnya di Afghanistan ini lebih sulitTapi, karena kami sudah punya pengalaman di Thailand dan Myanmar, kesulitan di sini terbayar oleh kematangan tim kami,’’ ujarnya’’Di Doi Tung dulu kami banyak belajar dari kesalahan,’’ tambahnya.

Khun Chai juga tahu bahwa sebagian tanah Afghanistan itu sangat subur dan cocok untuk tanaman tertentuKhun Chai mendapat informasi bahwa sebelum perang Afghanistan adalah negeri pengekspor banyak hortikultura: aprikot, stroberi, buah granade (delima), dan banyak lagiKhun Chai melihat tentu masyarakat di sana masih ingat zaman-zaman kejayaan ituTentu mereka juga masih ingat bagaimana bercocok tanam komoditas tersebut.

Tapi, lingkungan Afghanistan telah rusakTermasuk di satu wilayah dekat Kandahar iniAir, yang sangat diperlukan untuk tanaman, sangat langkaMemang ada sungai di situ, tapi tidak cukup untuk keperluan irigasi.

Khun Chai tidak menyerahDengan sedikit air itu, dia harus bisa mengembangkan hortikultura yang pernah jadi andalan AfghanistanCaranya? ’’Ini kan bisa pakai teknologi irigasi air menetes,’’ katanyaYakni, satu cara yang sangat sulit, tapi sudah dibuktikan berhasilAir yang sedikit itu dialirkan lewat pipaPipa-pipa itu dipasang di sepanjang lahan yang akan ditanamiDi tiap titik yang akan ditanami, pipa tersebut dilubangiLalu dari lubang itu dipasangi pipa lebih kecil yang ujungnya persis di akar tanaman.

Di induk pipanya dipasangi alat pengukur waktu otomatisArtinya, pada jam-jam tertentu, pipa tersebut mengalirkan airLalu volume airnya diatur secara otomatis pula, agar tidak terjadi pemborosan airDengan cara ini tanaman hanya ditetesi air secukupnya, bukan dialiri.

Kesulitannya luar biasa dan sangat khas AfghanistanBarangkali juga khas dari sebuah negara IslamKalau saja ini terjadi di Thailand, tidak akan jadi hambatanTapi di Afghanistan, Khun Chai harus benar-benar hati-hati: menyangkut agamaMengapa? Di seluruh dunia hanya Israel yang paling ahli dalam penerapan teknologi pengairan tetes iniKhun Chai hanya bisa mendapatkan ahlinya dari negara Yahudi itu.

Dari segi Yahudinya tidak masalah: mereka penjual teknologiYang dia perlukan adalah pasarKalau toh ada yang ditakutkan hanyalah keselamatan jiwa karena akan bertugas di daerah konflikIni pun bisa diatasi dengan menjual produknya lebih mahal karena harus tambah biaya asuransi.

Tapi, bagi orang Afghanistan ini urusan besarApakah mereka mau ada orang Yahudi menjadi guru di AfghanistanApakah mereka mau belajar dari orang YahudiKhun Chai punya cara: mempertemukan orang-orang Afghanistan dan orang-orang Yahudi itu di Doi TungToh Khun Chai memang harus mendidik banyak orang Afghanistan untuk belajar pertanian maju di ThailandTerutama, mereka yang akan menjadi tenaga inti proyek pembangunan kembali pertanian di Kandahar ituAkhirnya 30 orang Afghanistan didatangkan ke Doi TungTentu setelah dites mengenai ketertarikannya akan pengembangan pertanian dan pengembangan masyarakat.
 
Lalu didatangkan pula lima orang YahudiTiap satu orang Yahudi akan mengajar satu kelompok orang Afghanistan yang terdiri atas lima orangSebelum mereka berangkat ke Doi Tung, Khun Chai memberitahukan apakah mereka mau diajar oleh orang Yahudi’’Kenapa Yahudi?” tanya mereka seperti dikutip Khun Chai”Apakah tidak ada yang lain?” tanya merekaKhun Chai menjelaskan, langkah ini dilakukan dengan amat terpaksa karena tidak ada pilihan lainMemang, ada teknologi serupa, tapi Israellah yang paling baik di dunia.

Akhirnya mereka bisa menerimaKhun Chai menceritakan, saat pertama mereka berkenalan di Doi Tung memang terjadi kekakuan-kekakuanTapi, orang seperti Khun Chai yang lincah dan humoris itu punya banyak caraApalagi, dia seorang Buddha yang pasti dijamin tidak pro ke mana-mana

Pelajaran pun berjalan mulusMemang ada beberapa ’’murid’’ Afghanistan yang terpaksa dipulangkan, tapi tidak ada hubungannya dengan soal agamaMereka dipulangkan karena tidak memenuhi kualifikasiSelama 45 hari ’’murid’’ Afghanistan itu diajari guru YahudiKalau awalnya kaku, lama-lama cairLalu akrabTranfer teknologi pun terjadi dengan mulusBahkan, ketika tiba saatnya mengakhiri pelatihan itu, sesuatu yang dramatik terjadiSaat perpisahan, si Afghan dan si Yahudi itu berangkulan lama dan saling menitikkan air mata

Momentum itu sangat mahalApalagi, ada beberapa ahli dari Eropa yang menyaksikanRangkulan berair mata itu pun mengharukan merekaBukan saja mengharukan hati mereka, tapi juga kantong-kantong merekaItulah rangkulan bernilai hampir Rp 12 miliarMelihat adegan itu, semua merasa optimistis bahwa proyek kemanusiaan di Afghanistan itu bakal suksesPemerintah Belgia, yang mendapat laporan air mata itu, langsung menghibahkan dana 800.000 Euro kepada merekaYakni, untuk melakukan studi aplikasi di lapangan.

Bank kambing dan pertanian air menetes kini berjalan lancar di AfghanistanIni bisa jadi pesaing tangguh bagi pendekatan kekuatan model Amerika Serikat’’Berapa biaya yang sudah dikeluarkan Amerika untuk menyerang Afghanistan? Toh belum menyelesaikan persoalan,’’ katanya’’Kalau biaya itu untuk proyek seperti ini, sudah dulu-dulu selesai,’’ tambahnyaHarga satu rudal saja sudah lebih mahal daripada harga semua kambing yang ada di bank kambing itu.

Khun Chai juga melihat kekeliruan lain dari pendekatan yang ada sekarangKini di Afghanistan banyak proyek besar, tapi yang kaya dari proyek itu orang-orang asingIni karena Amerika tidak mau memberikan proyek kepada para pengusaha Afghanistan karena mereka dianggap ’’raja-raja’’ lokal

Akibatnya, ’’raja-raja’’ lokal itu kini menjadi penganggur, merasa diremehkan dan disingkirkanKeadaan seperti itulah yang kemudian merusak tatanan sosial di sana yang mengakibatkan ketidakstabilan berkepanjanganMengapa ’’raja-raja’’ lokal yang umumnya punya jiwa dagang itu tidak dipercaya menangani proyek-proyek pembangunan kembali Afghanistan? Mengapa proyek-proyek dengan dana miliaran dolar di Afghanistan itu jatuh ke pengusaha-pengusaha luar negeri?

Khun Chai terus tergoda oleh pertanyaan-pertanyaannya ituPadahal, sebagaimana yang dia lakukan di sana, Khun Chai merasa justru masyarakat setempatlah yang paling tahu bagaimana harus membangun negeri itu.(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (1)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler