Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (3)

Pilih Tanam Macadamia yang Buahnya Mahal

Jumat, 16 Januari 2009 – 00:16 WIB
Foto : AG Network for JAWA POS

Khun Chai benar-benar memilih cara yang damai dalam melaksanakan proyek besarnya membebaskan warga Doi Tung dari cengkeraman sindikat narkobaDia tidak pernah menyindir, mencela, apalagi sampai menggusur warga yang masih menanam opium di pegunungan di kawasan Golden Triangle itu. 

GEMA bahwa Ibu Suri Thailand akan merayakan ulang tahun yang ke-90 di pegunungan Doi Tung cepat bergema ke seantero negeri

BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (2)

Termasuk menggema di suku-suku pegunungan Doi Tung, satu wilayah yang dikenal sebagai Golden Triangle dengan opiumnya yang memasok 70 persen keperluan opium dunia itu
Kabar itu saja sudah menjadi strategi sosialisasi kepada suku-suku penanam opium yang sangat efektif

BACA JUGA: Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (1)

Juga sebagai public relation yang langsung menjangkau seluruh masyarakat Thailand.
 
Apalagi, didengung-dengungkan juga bahwa Ibu Suri akan tinggal di pegunungan terpencil itu –bukan sekadar untuk beristirahat, tapi akan menghabiskan sisa hidunya bersama dan untuk kebahagiaan rakyat setempat
Perasaan haru, bangga, tersanjung dari masyarakat setempat bercampur menjadi satu

BACA JUGA: Komunitas Tionghoa Gedung Gajah Berbenah Menjelang Imlek (2-Habis)

Ditambah lagi pujian dari Ibu Suri bahwa wilayah inilah Swiss-nya ThailandSebuah pujian yang membuat hati rakyat setempat menggelembung dan semangat mereka menyala-nyala.

Dengan strategi sosialisasi seperti itu, hilanglah keragu-raguan rakyat setempat bahwa proyek besar itu hanya akan menyengsarakan merekaTerutama keraguan apakah mereka akan digusurApakah mereka akan dilarang tinggal di gunung-gunung yang sudah turun-temurun menjadi tempat mereka berladang opiumDulu mereka memang pernah digusur dengan alasan terlalu dekat dengan perbatasan yang rawanTapi, penggusuran itu mengakibatkan hidup mereka lebih menderitaMaka, kalau kali ini masih ada juga tebersit kekhawatiran seperti itu, Khun Chai sangat memahaminya

Apalagi, hukum di Thailand memang menentukan bahwa semua wilayah di atas ketinggian 600 meter tidak boleh dihuni.
Khun Chai menjelaskan kepada mereka bahwa dirinya tidak akan memaksakan diterapkannya hukum ituKhun Chai justru hanya akan menjalankan semangat dari hukum itu sendiri: agar lingkungan wilayah pegunungan tidak rusakBukan dengan jalan meggusur penduduknya, melainkan merangkulnyaItulah konsep membangun tanpa menggusur.

Khun Chai melihat sendiri bahwa seluruh wilayah perbatasan itu sudah gundulBaik di sisi Thailand maupun di sisi Myanmar dan LaosWilayah seluas 150 kilometer persegi itu sudah tak berpohon karena sudah penuh dengan tanaman opiumPembabatan hutan terjadi karena tanaman opium memang harus terbuka: tidak boleh ada pohon yang melindungiTanaman opium yang baik juga harus berada di atas ketinggian 1.000 meterKian tinggi kian baikMaka, pohon-pohon di wilayah pegunungan itu dibabat habisPadahal, ladang opiumnya saja 25.000 hektare! Pantas menjadi pemasok 70 persen kebutuhan opium dunia.
 
Salah satu program yayasan itu nanti justru akan menghutankan kembali wilayah tersebutPenduduknyalah yang akan melaksanakanPenduduk akan dibayar untuk membuat lubang sebanyak-banyaknyaSemua lubang itu sudah harus jadi sebelum musim hujan tibaJarak antarlubang, ukuran lubang, dan wilayah yang dikerjakan sudah diplot secara ilmiahPengawasan dilakukan dengan ketat untuk menjamin keberhasilan penanamannya nanti

Pekerjaan menggali lubang itulah yang membuat mereka kali pertama punya penghasilan di luar berladang opiumUntuk tiga bulan pertama, penduduk dibayar setiap hari’’Kalau dibayar bulanan, bisa-bisa untuk beli beras hari ini dia harus berutang kepada juragan opium,’’ ujar Khun Chai’’Mata rantai dengan juragan opium juga harus putus tanpa terasa harus memutuskannya,’’ tambahnyaTiba-tiba saja mulai hari itu petani opium tidak harus lagi berutang kepada mereka.

Dengan sistem itu, mereka pun tidak perlu lagi berpikir dari mana mendapatkan uang untuk membeli beras besok pagiMereka sibuk menggali lubangHasilnya langsung bisa dinikmatiMereka lupa menanam opiumProses itu berlangsung secara alamiah tanpa sedikit pun ada kampanye antiopium atau, misalnya, pasang spanduk say no to drug’’Kami tidak pernah mengemukakan bahwa program ini untuk memberantas opium,’’ ujar Khun Chai

Waktu program ’’pembangunan alternatif’’ ini mulai dilaksanakan, sebenarnya masih ada juga yang menanam opiumKhun Chai tidak mempersoalkan, tidak menyindirMencela pun tidakApalagi mengharam-haramkan atau mendosa-dosakan.
Yayasan juga mengajak dan bersama-sama istri serta anak mereka untuk bertanam sayur dan holtikulturaLalu, ditentukanlah di wilayah mana mereka boleh menanamProgram itu dimaksudkan agar tiga bulan kemudian mereka mulai punya sumber makanan sendiriKalau sumber sebagian makanan itu sudah tersedia, pembayaran penghutanan wilayah itu tidak akan dilakukan tiap hari lagiItu dilakukan untuk mendidik mereka ke arah hidup mandiriTidak diajari menjadi orang yang terus bergantung kepada program yayasan.

Karena itu, kalau upah harian menggali lubang tersebut semula habis untuk membeli bahan makanan, sejak mereka punya sayur dan holtikultura sendiri mulailah bisa menabung sedikitDengan demikian, persoalan jangka pendek dan menengah teratasiTinggal memikirkan kehidupan jangka panjang mereka agar tidak ada lagi pikiran bahwa suatu saat kelak akan kembali ke opium

Program jangka panjang itulah yang dikaitkan dengan proyek penghutanan kembali Golden TriangleSemula, sesuai dengan program Departemen Kehutanan, lubang-lubang tersebut ditanami pinusDi mana-mana, termasuk di Indonesia dan Tiongkok, memang begitu: penghutanan kembali identik dengan pinusisasiItu kelihatannya hanya ikut apa yang diinstruksikan konsultan mereka dari Eropa

Di Eropa menanam pinus memang baik karena faktor salju dan rakyatnya sudah sejahteraTapi Khun Chai kemudian berpikir lain: menanam pinus itu salahTidak bisa menjadi sumber penghidupan rakyat dan menyerap air terlalu banyakPadahal, Khun Chai ingin rakyat bisa hidup dari hutan itu nantiJuga bisa menghemat sumber air yang demikian langka(Pikiran seperti itu, kelak ketika Khun Chai diminta untuk menangani proyek serupa di Afghanistan, diterapkan dengan cara yang unikIkuti seri-seri selanjutnya tulisan ini)

Khun Chai langsung mengganti pohon pinus itu dengan tanaman produktifDia memilih tanaman yang fungsi penghutanannya sama, tapi bisa menjadi sumber kontinu bagi kehidupan rakyat setempatDia putuskan untuk menanam macadamia yang buahnya bisa dijual mahal ituMemang, pilihan ini semula dianggap kurang realistisAsia Tenggara bukanlah penghasil macadamiaDan lagi, ini bukan jenis pohon AsiaDari mana mendapatkan bibitnya? ’’Didatangkan dari Australia?’’ jawab Khun Chai

Tentu setelah dilakukan penyedilikan akan tanahnya yang mendetailLalu, diadakan riset untuk membuat macadamia itu nanti bisa menghasilkan uah yang lebih baik dari di negara asalnyaKarena itu, didatangkanlah satu kontainer bibit macadamiaIbu Suri yang melakukan penanaman pertama pada 30 Mei 1989(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komunitas Tionghoa Gedung Gajah Berbenah Menjelang Imlek (1)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler