Catatan Panjang Letusan Gunung Semeru, Sejak 1818 Hingga Kini

Sabtu, 04 Desember 2021 – 20:56 WIB
Awan hitam akibat letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Sabtu (4/12) (ANTARA/HO-Dokumen)

jpnn.com, LUMAJANG - Gunung Semeru terekam mulai meletus dan menyemburkan material vulkanik sejak 1818.

Gunung Semeru terletak di Lumajang, Jawa Timur, kini kembali meletus dan menyemburkan material vulkanik.

BACA JUGA: Gunung Semeru Erupsi, Begini Penjelasan BNPB

"Catatan letusan yang terekam pada 1818 hingga 1913 tidak banyak informasi yang terdokumentasikan."

"Kemudian pada 1941-1942 terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang," ujar Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Abdul Muhari, dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Sabtu (4/12).

BACA JUGA: Banyak Juga Mahasiswi yang Jadi Korban Oknum Dosen Diduga Cabul, Sudah Sebegini

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942.

Saat itu letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter.

BACA JUGA: Puluhan Babi Mati Mendadak di Sumbar, Diduga ini Penyebabnya

Material vulkanik hingga menimbun pos pengairan di Bantengan.

Selanjutnya beberapa aktivitas vulkanik tercatat beruntun pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 - 1957, 1958, 1959, 1960.

Gunung Semeru juga termasuk salah satu gunung api aktif yang melanjutkan aktivitas vulkaniknya, seperti pada 1 Desember 1977, guguran lava menghasilkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar.

Volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4 juta m3.

Awan panas juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Pronojiwo, Lumajang.

Saat itu, sawah, jembatan dan rumah warga rusak.

Aktivitas vulkanik berlanjut dan tercatat pada 1978-1989.

PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008.

Pada Tahun 2008 tercatat beberapa kali letusan, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008.

Teramati pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah Besuk Kobokan, dengan jarak luncur 2.500 meter.

Menurut data PVMBG, aktivitas Gunung Semeru berada di kawah Jonggring Seloko.

Kawah ini berada di sisi tenggara puncak Mahameru, sedangkan karakter letusannya, Gunung Semeru ini bertipe vulcanian dan strombolian yang terjadi tiga sampai empat kali setiap jam.

Karakter letusan vulcanian berupa letusan eksplosif yang dapat menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.

Sementara, karakter letusan strombolian biasanya terjadi pembentukan kawah dan lidah lava baru.

Saat ini Gunung Semeru berada pada status Level II atau waspada.

BNPB mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat, pengunjung atau wisatawan tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru.

Kemudian jarak lima kilometer arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk mengantisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

"Masyarakat diminta menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi."

"Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan."

"Wewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," kata Abdul Muhari.

Terkait dengan perkembangan letusan Gunung Semeru, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siaga dengan memerhatikan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh PVMBG.

BNPB terus memantau dan melakukan koordinasi dengan BPBD setempat dalam penanganan darurat letusan.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler