Cegah Ancaman Radikalisme, Kepala BPIP Minta Masyarakat Bersinergi Bumikan Pancasila

Selasa, 06 Juni 2023 – 16:22 WIB
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi saat menjadi keynote speech pada 'Seminar Nasional: Advokasi Pembinaan Ideologi Pancasila dalam Rangka Antisipasi Ancaman Radikalisme Terhadap Persatuan Bangsa', Senin (5/6). Foto: Dokumentasi Humas BPIP

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi meminta masyarakat bersinergi membumikan Pancasila sebagai upaya mengantisipasi ancaman radikalisme.

Hal ini disampaikan Prof Yudian Wahyudi saat menjadi keynote speech pada 'Seminar Nasional: Advokasi Pembinaan Ideologi Pancasila dalam Rangka Antisipasi Ancaman Radikalisme Terhadap Persatuan Bangsa', Senin (5/6).

BACA JUGA: Wakil Kepala BPIP Ajak Forum Mahasiswa Kedinasan Indonesia Berfikir Kritis

Kepala BPIP menegaskan Pancasila merupakan dasar negara, ideologi, jati diri, sekaligus pandangan hidup bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Kepala BPIP Ajak Masyarakat Mengikuti Upacara Peringatan Harlah Pancasila Besok

Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi saat membuka 'Seminar Nasional: Advokasi Pembinaan Ideologi Pancasila dalam Rangka Antisipasi Ancaman Radikalisme Terhadap Persatuan Bangsa', Senin (5/6). Foto: Dokumentasi Humas BPIP

Hal ini tentu didasarkan fakta bahwa negara Indonesia dibentuk oleh persatuan ragam suku bangsa yang tersebar di seluruh penjuru nusantara.

Untuk itu, Prof Yudian mengingatkan anugerah kemerdekaan dan persatuan tentu harus dirawat dan dijaga.

BACA JUGA: Pimpinan BPIP Sebut Tak Ada Masalah dengan Proporsional Tertutup, Lalu Kenang Era Orde Baru

“Bagaimana caranya kita merawat dan menjaga? Yaitu dengan senantiasa menghayati, memedomani dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, sehingga Pancasila yang mengajarkan kita untuk memanusiakan manusia secara adil dan beradab," kata Prof Yudian Wahyudi.

Mantan Rektor UIN Yogyakarta itu juga menjelaskan bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kelima sila harus direnungkan dan diresapi dalam kehidupan sehingga apa yang dimaksud dalam Pancasila dapat dijalankan dengan baik dan benar.

Perenungan tersebut bertujuan untuk memastikan apakah ada yang bertentangan dengan ajaran agama yang digaungkan Pancasila.

“Pancasila mengonfirmasi keselarasannya dengan nilai-nilai luhur sesuai dengan ajaran agama, sehingga apabila ada yang mempertentangkan Pancasila dengan agama dapat dipastikan bahwa orang tersebut tidak memahami ajaran agamanya dengan baik dan benar,” tegas Prof Yudian.

Sementara itu, lulusan Harvard University itu mengaku bahwa ancaman terhadap Pancasila masih akan terus ada sehingga ini merupakan tantangan yang harus dijawab bersama dan bukan sendiri-sendiri melainkan harus dilakukan secara gotong-royong.

“Pembinaan ideologi Pancasila berjalan optimal apabila dijalankan dengan cara bersinergi, memanfaatkan segenap sumber daya yang kita miliki untuk membumikan Pancasila ke seluruh penjuru tanah air," terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua MPR Yandri Susanto menambahkan Indonesia menganut bentuk negara kesatuan yang menjunjung tinggi otonomi dan kekhususan daerah sesuai dengan budaya dan adat istiadatnya.

Prinsip kesatuan dalam keanekaragaman, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, sistem pemerintahan yang terpusat, pendekatan inklusif dan dialogis, serta keberpihakan kepada kebudayaan lokal menjadi landasan yang kuat dalam menjaga kerukunan umat beragama di tengah arus perubahan dan tantangan zaman.

“Era globalisasi dan teknologi membawa banyak kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan umat beragama lain," kata Yandri Susanto.

Melalui dialog yang konstruktif, lanjut Yandri Susanto, kita dapat membangun saling pengertian, menghilangkan stereotipe negatif, dan memperkuat kerukunan umat beragama. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler