jpnn.com - JAKARTA - PT Pupuk Indonesia membuat sejumlah kebijakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan pupuk bersubsidi, yang terjadi di lapangan.
Seperti menerapkan sistem rencana definitif kebutuhan kelompok, untuk memastikan pupuk bersubsidi diterima petani.
BACA JUGA: Bank Muamalat Optimalkan Potensi di Ponpes
Kemudian pemberian warna khusus untuk pupuk bersubsidi, pemberian bag code untuk mendeteksi karung pupuk bersubsidi.
“Kami juga menambah gudang penyangga untuk melayani daerah-daerah remote, sehingga pupuk bisa cepat sampai pada petani," ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat dalam siaran persnya.
BACA JUGA: Kebutuhan Rumah 800 Ribu Unit Setahun, Hanya Terpenuhi 400 Ribu
Di samping itu, Aas juga mengimbau para petani untuk tergabung dalam kelompok, sehingga bisa terdaftar dalam RDKK. Sebab, kata Aas selama ini masih ada petani yang belum terdaftar dalam RDKK.
"Sehingga para petani tidak bisa memperoleh jatah pupuk bersubsidi," tandas Aas. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Kebutuhan di Pasar Turun, Pemerintah tak Perlu Impor Daging Beku
BACA ARTIKEL LAINNYA... Taspen Intensif Sosialisasikan Tax Amnesty
Redaktur : Tim Redaksi