Kebutuhan di Pasar Turun, Pemerintah tak Perlu Impor Daging Beku

Minggu, 21 Agustus 2016 – 01:29 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - SURABAYA – Kebijakan pemerintah mengimpor daging beku untuk pengamanan stok pada Hari Raya Idul Adha tidak tepat. Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim menilai, kebutuhan daging segar di pasaran justru cenderung menurun.

Ketua PPSDS Jatim Muthowif mengatakan, penurunan permintaan daging segar di pasaran mulai terasa sepekan sebelum hari raya.

BACA JUGA: Taspen Intensif Sosialisasikan Tax Amnesty

Kemudian, penurunan juga masih terasa sepekan setelah Idul Adha. ”Justru turun karena kebutuhan mengonsumsi daging terpenuhi dari daging kurban. Perkiraan turun sekitar lima persen,” ujarnya kemarin (19/8).

Karena itu, tidak tepat kalau pemerintah mengimpor daging beku. Apalagi dengan alasan pengamanan stok dan stabilisasi harga. Sebab, dengan menurunnya permintaan, harga daging segar di pasaran bakal stabil.

BACA JUGA: Demi Ekspansi, Lepas Aset Rp 2,68 Triliun

Menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, harga rata-rata daging sapi di pasaran Jatim selama sebulan terakhir Rp 105.000 per kg. Kalau permintaan daging segar turun, kebutuhan sapi malah sebaliknya, mengalami lonjakan. Akibatnya, harga sapi berangsur meningkat.

Sekarang harga sapi siap potong berdasar timbang hidup Rp 46.500 per kg. Harga tersebut relatif stabil sejak satu bulan terakhir. Meski diprediksi juga bakal mengalami peningkatan sejalan dengan menyusutnya suplai sapi.

BACA JUGA: Terbang ke Eropa dan Amerika Dengan Emirates Hemat 30 Persen

”Bahkan, bukan tidak mungkin sapi yang dipotong untuk konsumsi diambil dari sapi betina,” katanya. Selain harganya lebih murah, lanjut dia, sapi betina lebih mudah diperoleh.

Sementara itu, sapi jantan dijual untuk kurban dan mahal. ”Perkiraan kami, persentase sapi betina yang dipotong di RPH Surabaya bisa mencapai 30 persen. Terutama setelah hari raya. Sebab, saat itu masih sulit mendapatkan sapi,” tambahnya.

Sementara itu, harga sapi kurban cenderung meningkat. Sekarang kebanyakan sapi kurban diambil dari Madura dengan harga timbang hidup di tingkat peternak Rp 50.000 per kg. Ada pula yang mencapai harga Rp 80.000 per kg, khususnya sapi dengan bobot tinggi.

”Sapi Madura tidak hanya dicari konsumen dari Jatim, tapi juga provinsi lain. Karena itu, perlu antisipasi dari pemerintah provinsi terkait pengiriman sapi ke luar Jatim. Selain Madura, sapi untuk kurban juga disuplai dari Probolinggo, Bojonegoro, dan Kediri,” tuturnya. (res/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sektor Perkebunan Masih Jadi Primadona Investor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler