Cegah Covid-19 dengan Membuat Zona Tenang, Begini Caranya

Jumat, 11 September 2020 – 14:24 WIB
Ilustrasi logo virus corona. foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - SAAT ini, dunia masih melakukan segala upaya untuk melawan pandemi virus corona yang telah terjadi sejak Desember lalu.

Berbagai protokol kesehatan telah dikeluarkan otoritas kesehatan untuk melindungi seseorang dari terserang COVID-19.

BACA JUGA: Jakarta PSBB Lagi, Seperti Awal Pandemi Covid-19, Anies Baswedan Tutup Semua Tempat Hiburan

Misalnya dengan mengenakan masker, rajin cuci tangan, jaga jarak dan mengonsumsi makanan bergizi serta istirahat yang cukup.

Namun, kini ada satu lagi cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus mematikan ini, adalah dengan memperbanyak zona tenang.

BACA JUGA: Sempat Jadi Pusat Penyebaran Virus Corona, Restoran Ini Nyaris Bangkrut

Rumah sakit dan restoran yang merupakan ruangan berisiko tinggi bisa membuat banyak zona tenang.

Hal ini akan membantu mengurangi risiko penyebaran virus corona, kata peneliti, setelah ada studi menunjukkan mengurangi volume bicara bisa mengurangi penyebaran penyakit itu.

BACA JUGA: Makin Banyak Kaum Muda Kena Corona, Usia 20 hingga 29 Paling Tinggi

Dilansir Reuters, dalam upaya untuk mengendalikan transmisi, mengurangi 6 desibel saat berbicara rata-rata punya efek yang sama dengan menggandakan ventilasi ruangan, kata para ilmuwan, Rabu.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa otoritas kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan untuk menerapkan 'zona tenang' di lingkungan dalam ruangan yang berisiko tinggi, seperti ruang tunggu rumah sakit atau fasilitas makan," tulis enam peneliti dari University of California, Davis.

Organisasi Kesehatan Dunia mengubah pedomannya pada bulan Juli dengan mengumumkan kemungkinan penularan lewat udara, seperti ketika latihan paduan suara, atau berada di restoran.

Tetesan mikroskopis yang keluar saat berbicara menguap dan meninggalkan partikel aerosol yang cukup besar untuk membawa virus.

Peningkatan 35 desibel yang lebih nyaring, atau perbedaan antara berbisik dan berteriak, meningkatkan laju emisi partikel hingga 50 kali.

Percakapan normal berada di atas kisaran 10 desibel, sedangkan kebisingan di restoran sekitar 70.

"Tidak semua lingkungan dalam ruangan punya risiko penularan lewat udara yang sama," kata ketua peneliti William Ristenpart.

"Ruang kelas yang ramai tapi sepi jauh lebih tidak berbahaya daripada tempat karaoke yang sepi dan pengunjung berjarak tetapi berbicara dan bernyanyi dengan musik keras," ujar Ristenpart.(antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler