Cegah Kebocoran Data Pribadi, Smartkeeper Adalah Solusinya, Jangan Abai

Kamis, 31 Agustus 2023 – 13:47 WIB
Kebocoran data perusahaan disebabkan oleh lemahnya proteksi data. Untuk itu dibutuhkan sistem pengamanan data perusahaan dengan smartkeeper. Foto: Dok PT Leebro Meta Dynamics.

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat Indonesia belakangan ini dihebohkan dengan dugaan kebocoran 1,3 miliar data SIM card di 2022 dan 15 juta data nasabah Bank Syariah Indonesia bocor di 2023.

Masih di tahun yang sama, Dukcapil Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) kebocoran 337 juta data penduduk. Persoalan tersebut menjadi perhatian banyak orang.

BACA JUGA: Lagi, Konsumen Toyota Dirugikan, Data Pribadi Bocor

Sejumlah lembaga swasta pun tak lepas dari aksi peretasan ilegal.

Oleh karena itu untuk mencegah itu dibutuhkan keamanan data saat membangun industri yang mengelola big data. Agar aset utama berupa data dapat terhindar dari aksi peretasan.

BACA JUGA: DPN Peradi Adakan Pelatihan Untuk Memahami UU Perlindungan Data Pribadi

"Dampaknya (kebocoran data) sangat signifikan, salah satunya kehilangan kepercayaan dari masyarakat," ujar Direktur Pemasaran David Kim Direktur Pemasaran PT Leebro Meta Dynamics David Kim di Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Ia mengatakan, kebocoran data perusahaan disebabkan oleh lemahnya proteksi data. Untuk itu dibutuhkan sistem pengamanan data perusahaan dengan smartkeeper. Perangkat fisik ini, menurutnya, merupakan produk yang mampu melindungi perusahaan pengelola data pribadi.

BACA JUGA: BTN Imbau Nasabah Jaga Kerahasiaan Data Pribadi

"Ini produk keamanan fisik independen dan intuitif pertama di dunia, dibandingkan dengan solusi keamanan berpusat pada perangkat lunak yang sudah ada. Dan dikembangkan sejak 2010 lalu di Korea," terangnya.

Bahkan, kata dia, desainnya dirancang untuk keamanan produk dan sudah digunakan di 30 negara serta lebih dari 2.000 situs di dunia.

"Termasuk pemerintahan, militer, infrastruktur publik hingga perusahaan besar, seperti Samsung, LG di Korea, Boeing Lockheed Martin Microsoft di Amerika Serikat dan Siemens di Eropa," imbuhnya.

Ia mengakui, di era teknologi digital berbagai ragam keamanan data telah banyak digunakan, mulai dari IoT, AI dan CPS. Kendati demikian dibutuhkan juga sistem keamanan fisik. Dengan terus melakukan perbaikan kerentanan keamanan secara fisik.

"Smartkeeper ini mendekati keamanan fisik di era hyper connected. Yang dirancang sedemikian rupa agar mampu mencegah kebocoran data pengguna. Dan saat ini sudah memiliki 30 jenis produk," jelasnya.

Smartkeeper, lanjut dia, telah mendapatkan 50 lebih sertifikasi, salah satunya seperti ISMS-P (Information Security Management System & Personal Information), ISO 9001, ISO 14001, ISO IEC 27001 dan GDPR (General Data Protection Regulation). Dengan jenis produk dari USB, network product dan systems and other product.

"Ini dapat digunakan di PC dan laptop. Di antara produk kami, terdapat produk unik yang disebut 'Secure Memori', yang dikembangkan dan dijual atas permintaan dari perusahaan global atau lini produksi tertentu," katanya.

Di tempat yang sama, Manager Comxi co.,ltd di Korea, Oh Jin Uk menjelaskan, smartkeeper bukanlah perangkat lunak yang mengontrol berbagai media dan sistem, tetapi secara fisik (langsung) memblokir Port I/O (port input/output) sistem sebagai produk.

"Produk ini merupakan produk keamanan fisik preemptif yang utamanya mencegah insiden keamanan dan menerapkan efek keamanan visual serta mekanisme penundaan," katanya.

"Produk ini memiliki sistem keamanan yang kuat yang tidak dapat ditembus. Hasil survei lebih dari 85 persen berpendapat lingkungan keamanan telah membaik sejak menggunakan produk ini," imbuhnya.

Menanggapi hal itu, Praktisi Siber yang juga Direktur P3S (Political and Public Policy Studies) DR. Jerry Massie Ph.D mengatakan, pentingnya perangkat fisik untuk mendukung pencegahan kebocoran data pribadi.

"Jadi selain regulasi, juga harus ada perangkat fisik yang mendukung pencegahan kebocoran data pribadi," ujar Jerry Massie.

Untuk itu, menurut dia, inovasi teknologi terkait perangkat fisik tersebut harus terus dikembangkan. Sebab, bahaya kebocoran data pribadi yang dilakukan secara ilegal dampaknya tidak main-main.

"Bayangkan kalau kebocoran data itu NIK, nama ibu kandung, KK atau alamat. Kan bisa digunakan untuk penipuan. Jadi penting sekali pemanfaatan perangkat fisik untuk mendukung pencegahan kebocoran data," katanya.

Ia menegaskan, pemanfaatan security system seperti smartkeeper penting dilakukan, terutama lembaga militer, Kementerian Dalam Negeri dan lembaga pemerintah yang rentan diretas.

"Bisa saja kerja sama dilakukan, kemudian ke depan Indonesia harus memperbanyak inovasi teknologi di bidang security system," tegasnya.(ray/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler