jpnn.com - KETUA Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beni Pramula mengkritisi kondisi harga kebutuhan bahan pokok yang terus merangkak. Dia pun khawatiran krisis ini akan meluas pada sektor-sektor yang lain. Menurutnya, sejauh ini belum tampak langkah-langkah yang konkrit dari pemerintah untuk membenahi kondisi tersebut.
"Padahal tinginya pelemahan tersebut telah mengkhawatirkan berbagai pihak. Bahkan Bank Indonesia (BI) mengungkapkan krisis ekonomi ini terbilang masih baik," Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang ditemui usai acara Focus Group Discussion Kelompok Cipayung Plus di Jakarta, Minggu (30/8).
BACA JUGA: Upaya Indosat Dorong Lahirnya Developer Cilik
Dia pun meminta pemerintah tidak bersikap santai dan soalah kondisi ekonomi bangsa baik-baik saja. Padahal, lanjut dia, sesungguhnya bangsa indonesia diambang krisis ekonomi.
"Tenaga kerja di industri manufaktur sudah banyak yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) karena dampak dari beban perusahaan yang semakin besar," kata dia.
BACA JUGA: Garap Listrik, Korsel Siapkan Investasi Rp 80 Triliun
Dia melanjutkan, saat ini sudah ada 60 ribu orang di manufaktur terkena pemutusan hubungan kerja. PHK tersebut sudah mulai marak terjadi, ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran Rp 14 ribu.
Pemerintah hendaknya jangan lagi mengatakan bahwa Indonesia tidak sedang menuju krisis ekonomi. Kondisi sekarang sudah cukup memprihatinkan.
BACA JUGA: Daging Sapi dan Ayam Meroket, Menteri Susi Jualan Ikan
"Pemerintah seharusnya mempercepat proses penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD) dengan menggelar besar-besaran proyek pembangunan jembatan, gedung, jalan, pasar, dan lainnya. Tentunya tetap dengan mengedepankan azas kehati-hatian," ujarnya.
Menurutnya, jika tidak segera ditanggulangi dengan trobosan-trobosan strategi yang konkrit, maka kondisi yang semakin tidak menentu ini bisa berujung pada krisis kepercayaan yang melanda dunia perbankan. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fantastis, Investasi Properti Pekanbaru Capai Rp2,48 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi