jpnn.com, JAKARTA - Penyakit kardiovaskular seperti jantung koroner atau jantung iskemik menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia mengidap penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka penderita penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.
BACA JUGA: Ada Temuan Baru Pengobatan Penyakit Gagal Jantung, Simak
Setidaknya, 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.
Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia Andam Dewi mengatakan, pihaknya mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat untuk mengurangi angka penyakit tidak menular, seperti jantung, hipertensi, dan diabetes dengan berkontribusi pada kampanye gaya hidup sehat di Indonesia.
BACA JUGA: Ternyata Miing Bagito Merasakan Ini Sebelum Operasi Jantung
“Kami meyakini bahwa hidup sehat itu dibangun dari keseimbangan nutrisi dan olahraga teratur. Kami juga melakukan berbagai kampanye edukasi gaya hidup sehat yang selaras dengan misi perusahaan,” kata Andam dalam Nutrition Talk secara daring, Kamis (9/6).
Dia menambahkan penting untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit jantung, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitar.
BACA JUGA: Ayah Mertua Sempat Berkali-Kali Terkena Serangan Jantung, Boy Hamzah: Sudah Enggak Semangat
Menurunkan beban penyakit kardiovaskular di Indonesia tidak hanya tugas salah satu pihak, tetapi peran semua lapisan masyarakat.
"Sudah waktunya berkomitmen untuk bersama-sama menurunkan insidensi dan beban penyakit kardiovaskular dimulai dari langkah yang sederhana," ucap Andam Dewi.
Pada kesempatan sama, Dewan Penasihat Nutrisi Herbalife Nutrition Dr. Rimbawan mengatakan, peningkatan angka penyakit tidak menular menjadi tinggi di Indonesia. Faktor yang menjadi pemicu adalah konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurangnya aktivitas fisik.
Dia mengungkapkan, orang yang tidak aktif hampir dua kali lebih mungkin terkena penyakit jantung daripada mereka yang lebih aktif. Fakta tersebut menunjukkan betapa pentingnya olahraga untuk mencegah penyakit kardiovaskular.
"Dengan mengatur pola hidup, seperti berolahraga dan makanan sehat, akan memberikan dampak yang cepat untuk tubuh Anda," ujar Rimbawan.
Selain itu, lanjutnya, dengan mencoba melakukan program olahraga kardio selama dua minggu, latihan akan lebih mudah dan tidak membuat mengganggu aktivitas sehari-hari Anda.
Seperti halnya kata dia, mengatur pola makanan dalam jumlah sesuai kebutuhan tubuh, menerapkan gizi seimbang dalam setiap menu makanan yang dikonsumsi, seperti memperbanyak konsumsi buah dan sayur.
Lalu disertai penurunan konsumsi daging, konsumsi protein bermutu tinggi, tetap konsumsi cairan setara 8 gelas air. Juga perlu memperhatikan asupan beberapa vitamin dan mineral yang berperan dalam imunitas tubuh khususnya vit A, vit C, vit D, vit B6, vit B12, folat, Se, Zn , Cu dan Fe.
Rimbawan memaparkan aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu.
Orang yang melakukan aktivitas fisik aktif selama 7 jam dalam satu minggu mempunyai risiko 40% lebih rendah mengalami kematian dini dibandingkan mereka yang melakukan aktivitas fisik kurang dari 30 menit seminggu.
"Banyak sekali penurunan risiko penyakit jika seseorang melakukan sedikitnya 2,5 jam senam aerobik yang sedang secara intensif (moderate-intensity aerobic physical activity) setiap minggu," terangnya
Jadi, kata Rimbawan, selain mengatur pola makan dengan nutrisi yang seimbang, lakukanlah hobi bermanfaat bagi jantung dan kesehatan. Bisa dengan berjalan, berlari, bersepeda, menari, berenang, dan apa pun yang membuat detak jantung Anda meningkat. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaga Kesehatan Jantung Anda dengan Mengonsumsi 4 Makanan Ini
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad