jpnn.com, JAKARTA PUSAT - Organisasi Mahasiswa Kelompok Cipayung Plus mengelar simposium nasional yang bertajuk "Penguatan dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Demokrasi Pemilu di Tahun 2024" di Gedung Juang 45, Cikin, Jakarta Pusat, Rabu (21/6).
Koordinator Cipayung Plus wilayah DKI Jakarta Fadli Rumakefing mengatakan agenda itu dilakukan dalam rangka penguatan dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila menjelang Pemilu 2024.
BACA JUGA: Tahun Politik, Romo Magnis: Pancasila Itu Pemersatu, Tidak Boleh Ditawar-tawar Lagi!
Dia menyebutkan belajar dari pemilu sebelumnya, politik Indonesia tidak baik-baik saja dengan adanya polarisasi dan politik identitas.
"Polarisasi dan politik identitas cukup tajam dan ini berdampak pada terjadinya ketidakharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Fadli kepada wartawan.
BACA JUGA: Masyarakat Bisa Jelajahi Pameran Pancasila Virtual Expo 2023, Klik Linknya di Sini
Dia menyebutkan bangsa Indonesia yang majemuk tentu menginginkan demokrasi yang sehat setelah pemilu.
"Tidak lagi terjadi seperti di 2019 yang lalu, karena hari ini bahwa terjadi polarisasi yang cukup tajam. Kami ingin Pemilu 2024 menjadi pemilu yang damai, sejuk, jujur, dan adil, lanjutnya.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Ajak Generasi Muda Amalkan Pancasila untuk Menangkal Teror Narkoba
Fadli juga menyebutkan acara itu juga ditujukan untuk mengampanyekan penguatan dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
Di sisi lain, Kepala Biro SDM Polda Metro Jaya Kombes Pol Langgeng Purnomo mengungkapkan rahasia agar Pancasila benar-benar dirasakan oleh semua rakyat.
Menurutnya, rahasia itu terdapat pada sila pertama dan kedua dalam Pancasila.
"Rahasianya itu ada di sila pertama dan kedua. Rohnya di situ. Ketuhanan yang maha esa jadi, sila kesatu itu jiwa keimanan. Semua agama bersumber pada keimanan. jadi sila kesatu itu jiwa keimanan. Sila kedua, Kemanusian yang adil dan beradab," kata Langgeng.
Namun, lanjutnya sila kedua itu menjadi pekerjaan rumah bersama terlebih di tengah perkembangan zaman.
Menurutnya, saat ini teknologi terus berkembang, tetapi kemanusian mengalami kemunduran.
"Contoh saat kita dihadapkan pada masalah yang tiba-tiba, kompleks, dan ambigu langsung kaget sehingga kita dikendalikan teknologi. Seharusnya teknologi untuk manusia bukan sebaliknya kita dikendalikan. Jadi, kemanusian yang adil dan beradab harus maju. Harus dijiwai oleh keimanan kita masing-masing. Jiwa keimanan dan kemanusian harus saling menjiwai," pungkas Langgeng.
Hadir sebagai pembicara Tenaga Profesional Bidang Politik Lemhanas RI, Gusnar Ismail, Staf ahli Pangdam Jaya, Kolenel Nanang Arianto, Karo SDM Polda Metro Jaya, Kombes Pol Langgeng Purnomo, dan Stafsus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Romo Antonius Benny Susetyo.(mcr8/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra