jpnn.com, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) menggelar audiensi dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Kantor BNPT, Gedung BUMN, Jakarta, Kamis (27/1)
Dalam kegiatan itu, Kepala BNPT Komben Boy Ralfi Amar mengatakan akar timbulnya radikalisme dan terorisme kerap terjadi di dunia maya.
BACA JUGA: Cegah Terorisme, BNPT Prioritakan Gaet Kaum Milenial pada 2022
“BNPT perlu bantuan dari LDII untuk menyuarakan pesan perdamaian, persatuan, toleransi, dan cinta bangsa,” ujar Boy dalam siaran persnya, Kamis.
Menurut dia, saat ini sangat perlu mengingatkan kepada anak-anak muda agar tidak menyalahgunakan internet atau sosial media.
BACA JUGA: LDII Ajak Masyarakat Manfaatkan Medsos Sebagai Pusat Informasi yang Mendidik
“Apalagi saat ini, kelompok jaringan terorisme telah merambat ke sosial media dengan narasi yang mereka buat,” ujar Boy.
Dalam unsur upaya pencegahan di media maya maupun media massa, BNPT mengembangkan program Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI atau kerap disebut Warung NKRI.
BACA JUGA: Peringati Hari Maritim, LDII Ingatkan Kepentingan Negara Sedang Terancam
“Dalam program ini, BNPT melibatkan banyak pihak, baik pemerintah, masyarakat dan akademisi,” kata dia.
Sebagai informasi, Warung NKRI merupakan salah satu program BNPT yang melibatkan seluruh elemen bangsa dan lapisan masyarakat dalam menggiatkan dialog wawasan kebangsaan, yang kaya akan nilai toleransi, persatuan, dan gotong royong.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum DPP LDII Kiai Chriswanto Santoso mengatakan program BNPT ini bisa bersinergi bersama pihaknya.
“LDII memiliki program prioritas dalam bentuk delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa. Salah satunya adalah bidang kebangsaan,” kata Chriswanto.
Dia menambahkan bahwa program yang dicanangkan BNPT ini dapat memecahkan permasalahan bangsa terutama mengenai penguatan ideologi Pancasila.
“Kami menyambut baik program Warung NKRI ini karena menurut kami dibuat dalam rangka penguatan nilai luhur kebangsaan,” kata dia.
Ketua DPP LDII Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Singgih Trisulistyono menambahkan tantangan terbesar bangsa Indonesia hingga saat ini adalah permasalahan radikalisme.
“Kita sebagai bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi ideologi Pancasila tentunya punya niat yang sama merukunkan menyatukan bangsa,” ujar dia. (cuy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Elfany Kurniawan