Cegah Serangan Jantung Saat Olahraga, Lakukan Hal Penting ini

Rabu, 29 September 2021 – 21:20 WIB
Ilustrasi - Lakukan hal ini untuk mencegah serangan jantung saat berolahraga. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Spesialis kedokteran olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Grace Joselini mengingatkan hal-hal penting diperhatikan saat berolahraga.

Di antaranya, penting rutin mengukur denyut jantung untuk mencegah kelelahan dan kondisi fatal seperti serangan jantung.

BACA JUGA: Penderita Penyakit ini Lebih Berisiko Meninggal Karena Serangan Jantung

"Sebelum pandemi pun saya kalau bertemu pasien atau atlet selalu menyarankan kalau olahraga ukur nadi dengan heart rate monitor," ujar Grace pada talk show virtual bertajuk 'Manfaat Gawai di Era Pandemi', Rabu (29/9).

Dokter Grace juga merupakan anggota tim medis Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

BACA JUGA: Anak Buah Yusril Kasih Saran ke AHY, Dalam Banget!

Satu studi melibatkan pemain hoki menemukan mereka yang terus-menerus melebihi target dan detak jantung maksimum, memiliki tingkat pemulihan yang buruk setelah berolahraga.

Mereka juga meningkat risikonya terkena masalah jantung salah satunya aritmia.

BACA JUGA: Kiai Said Aqil Siradj Bicara Soal Patung Bung Karno, Begini!

Informasi mengenai detak jantung bisa membantu mengawasi tingkat intensitas olahraga seseorang, memperkirakan berapa banyak kalori yang sebenarnya terbakar sehingga dapat membantu mendapatkan hasil yang diinginkan.

Denyut jantung termasuk salah satu ukuran untuk memperkirakan cadangan energi tubuh seseorang atau kerap disebut body battery.

Body battery yang turun dikaitkan dengan kelelahan dan bila ditambah pemulihan tak bagus akibat tubuh dipaksa misalnya tetap berolahraga intensitas berat, maka akan memengaruhi imunitas hingga kejadian depresi.

"Analoginya seperti gawai kalau di-charge-nya bagus baterai akan full. Terbayang kalau baterai kita low dipakai untuk socmed (yang banyak menguras daya baterai) lama-lama nge-drop. Saat bangun tidak fit," ucapnya.

Untuk menghitung detak jantung maksimum seseorang bisa dilakukan dengan mengurangkan usia dari 220.

Misalnya, usia 32 tahun, maka detak jantung maksimal 188.

Menurut The American Heart Association, detak jantung maksimal saat berolahraga intensitas sedang sekitar 50-70 persen dari detak jantung maksimum seseorang, sementara untuk olahraga yang kuat sekitar 70-85 persen dari detak jantung maksimum.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler