Cegah Stunting, Begini Saran Dokter Citra, Laki-laki Juga Wajib Baca Nih

Jumat, 19 Februari 2021 – 09:31 WIB
Dokter dari Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU), dr Hj Citra Fitri Agustina. Foto: Dok. Humas PBNU

jpnn.com, JAKARTA - Dokter dari Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU), dr Hj Citra Fitri Agustina mengatakan berbicara tentang pencegahan stunting tidak bisa hanya menyudutkan perempuan.

Untuk mencegah lahirnya anak stunting memang dimulai dari proses pertumbuhan anak dari dalam kandungan. Namun itu juga didukung oleh kualitas bibit yang dalam hal ini dipengaruhi oleh kualitas sp*rma.

BACA JUGA: Pemerintah Akan Konsolidasikan Anggaran Untuk Tangani Stunting

“Pencegahan stunting jangan hanya menyalahkan perempuan. Selama ini yang terus diintervensi adalah ibu. Misalnya ibu diminta makan telur selama hamil,” kata dokter Civi, sapaan akrabnya dalam keterangan pers Humas PBNU, Kamis (18/2/2021).

Dokter Civi menegaskan ada pengaruh nutrisi dari pria sebaga calon ayah yang juga harus dijaga. Karenanya ia menyayangkan jika selama ini fokus pencegahan stunting hanya pada perempuan. “Harus di kedua-duanya,” ujarnya.

BACA JUGA: Simak, Saran Dokter Tirta Kepada Pemerintah untuk Tangani Stunting

Bicara soal stunting artinya bicara tentang akibat dari perempuan dan laki-laki. Stunting di mana anak lahir dengan tubuh pendek atau pertumbuhan tidak sesuai dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kesehatan kedua orang tua.

Memang, salah satu sebab misalnya pada proses kehamilan, ibu hamil mengalami kekurangan darah atau  anemia sejak kehamilan, namun bisa juga karena suami memiliki penyakit penyerta.

BACA JUGA: BKKBN Ingatkan 5 Bahaya Menikah di Usia Dini Termasuk Potensi Melahirkan Anak Stunting

“Kok ibu terus yang disalalahkan? Kedua pihak harus diperiksa, termasuk apakah sp*rma cukup unggul?” ungkapnya.

Jangan menyimpan gadget di saku celana

Dokter Civi juga mengutip beberapa dokter yang sempat berdiskusi dengannya yang mengungkapkan sp*rma anak muda jangan dipikir semuanya baik. Pasalnya, banyak remaja saat ini yang mengalami fertilitas atau kemanduan karena faktor gadget.

“Beberapa dokter menyarankan jangan menaruh gadget di saku celana,” kata Dokter Civi.

Menyimpan gadget di saku celana dinilai mengganggu kesuburan pria, karena gadget dapat memunculkan paparan radiasi jangka panjang dari gadget atau ponsel yang diletakkan dekat dengan alat kelamin pria ternyata menurunkan kuantitas sel sp*rma pria.

Kemampuan berenang sp*rma pun menjadi lebih lambat yang dapat mengambat proses bertemunya sp*rma dengan sel telur saat penetrasi pada proses hubungan suami istri.

Gangguan gadget pada kesuburan pria berhubungan dengan frekuensi elektromagnetik yang dipancarkan gadget. Sel tubuh atau ponsel memancarkan frekuensi elektromagnetik dan radiasi frekuensi yang tinggi diserap tubuh hingga ke jaringan.

Hal ini memicu peningkatan gerakan molekuler di dalam sel tubuh. Apabila hal ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengganggu kesuburan pria.

Selain itu faktor nutrisi makanan juga mempengaruhi kualitas sprsma. Karenanya Dokter Civi menilai adanya pemantauan calon pengantin termasuk pria sebagai calon ayah, sebagai hal yang baik.

“Masalah stunting ini masalah lama dan bersifat dari hilir yakni sejak ibu hamil, dari bibit yang dikelola,” imbuhnya

Libatkan ormas

Upaya pencegahan stunting yang dilakukan BKKBN menjadi hal yang sangat penting. Namun Dokter Civi mengatakan upaya tersebut tidak bisa hanya oleh satu pihak.

“Pencegahan stunting sudah jamak akan lebih baik dengan banyak pelibatan organisasi masyarakat,” kata Dokter Civi.

Dia mengapresiasi kerja sama BKKBN dengan Fatayat NU dalam pencegahan stunting. Selain itu, kerja sama dengan ormas, lembaga NU atau paguyuban juga harus diterapkan.

“Sehingga edukasi pencegahan stunting akan mudah disebarkan, karena santri misalnya lebih mendengarkan kata gurunya, kata kiainya. Edukasi pencegahan stunting ini lebih tepat dan sampai ke sasaran,” tegasnya.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler