jpnn.com - GALANG - TNI AD khususnya Bataliyon Infanteri (Yonif) 121/Macan Kumbang (MK) Galang, Deliserdang, Sumut, berkabung.
Salah satu prajurit sekaligus atlet andalan halang rintang mereka, Praka Heri Tri Prayetno (28) mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Peristiwa menghebohkan ini terjadi di rumah korban, Asrama Yonif 121/MK, Selasa (11/2) sekira pukul 20.30 WIB.
BACA JUGA: Beraksi di Bus, Copet Silet Tas Berisi Rp 17 Juta
Data yang dihimpun kru Posmetro Medan (Grup JPNN), sebelum bunuh diri, malam itu rencananya Heri akan mengikuti latihan lari halang rintang.
Tapi sebelum waktu berkumpul tiba, ayah satu anak ini keluar dari asrama dan diam-diam menarik uang dari ATM. Saat pulang ke rumah, istri korban Dewi boru Siregar juga berniat menarik uang dari ATM yang sama. Tapi saat itu, Dewi mendapati rekening tabungan mereka telah kosong.
Tak pelak, dengan wajah kesal, Dewi pun pulang dan menanyakan keberadaan uang tersebut pada suaminya. Dengan jujur, korban pun mengakuinya. Karena kesal, pasutri itu sempat cekcok.
Dewi emosi karena malam itu ia juga butuh uang untuk ikut arisan. Merasa bersalah dan terus diomeli, Heri sempat berucap akan bunuh diri. Awalnya, ucapan korban hanya dianggap Dewi sebagai gurauan. Tak berselang lama, Dewi pun masuk kamar sambil menangis menunggu waktu arisan.
BACA JUGA: Inapkan WIL di Kantor, Honorer di Situbondo Digerebek
Tak berapa lama, Dewi keluar dari kamar. Tapi diluar dugaannya, ucapan Heri justru terbukti. Saat itu Dewi kaget bukan kepalang melihat suami tercintanya telah tergantung menggunakan sabuk karate di dapur rumahnya.
Spontan saja, Dewi menjerit histeris hingga mengundang perhatian sesama penghuni asrama yang lantas mendatangi lokasi. Sontak saja kehebohan terjadi. Dibantu rekan-rekannya sesama tentara, tubuh kaku Heri pun diturunkan dan dilarikan ke RS Sari Mutiara Lubukpakam. Tapi apa daya, Heri keburu menghembuskan nafas terakhirnya.
Guna keperluan visum, malam itu juga jenazah korban dibawa ke RSUD DS sekira pukul 00.00 WIB. Dari pemeriksaan medis, ditemukan luka memar yang sudah membiru di leher Heri.
Selain itu, terdapat juga luka bekas cakaran kuku pada pinggang atas sebelah kiri korban. Pihak medis memperkirakan Heri meninggal satu jam sebelum tiba di RSUD DS. Sekira pukul 00.51 WIB, jasad korban dibawa menggunakan mobil ambulance Yonif 121 MK ke rumah duka.
BACA JUGA: Polisi Menggelepar Disetrum Perampok
Kematian korban jelas mengejutkan teman-temannya. Betapa tidak, selama ini korban dikenal sebagai salah satu atlet terbaik halang rintang dan berkepribadian baik di kesatuannya.
Setelah sempat disemayamkan di rumah duka dan dilakukan upacara di asrama, jenazah korban lantasn dikebumikan di TPU Desa Johor, Langkat. Namun sangat disayangkan, sejumlah wartawan yang mencoba melakukan konfirmasi tidak diperbolehkan masuk ke Yonif 121/MK.
Saat sejumlah wartawan tiba di depan piket, Praka RS Pelawi yang saat itu bertugas sempat menghubungi pimpinannya via selular. Setelah mendapat jawaban dari atasannya, RS Pelawi mengatakan sesuai arahan pimpinan jika wartawan tidak diperbolehkan mengekspos peristiwa itu. (man/deo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Petugas Transjakarta Terancam Tujuh Tahun Bui
Redaktur : Tim Redaksi