Seorang ibu yang mengirim sejumlah foto dan video telanjang dari dua anak perempuannya ke guru tari mereka mengaku bahwa ia takut sang guru akan menghancurkan masa depan tari kedua putrinya.
Ibu berusia 44 tahun ini mengatakan kepada Komisi Respon Kelembagaan terhadap Pelecehan Anak (Australia) tentang bagaimana ia memercayai Grant Davies pada tahun 2009, setelah guru tari tersebut menemukan bakat kedua putrinya, untuk bergabung ke studio tari ‘RG Dance” milik Grant di pinggiran Sydney, yakni Chiswick.
BACA JUGA: Warga Australia Sering Menggalang Dana Lewat Kegiatan Olahraga
"RG Dance dengan cepat menjadi bagian hidup kami dan kami menjadi bagian dari keluarga RG," kata sang ibu, yang tak bisa diidentifikasi ini.
Sejak 2009, dua anak gadis dari perempuan ini melakukan hingga 40 jam kelas tari dalam seminggu, dan Grant serta sang ibu mulai saling berkirim pesan online.
BACA JUGA: Fotografer AS Meninggal Dunia Saat Potret Perubahan Iklim di Great Barrier Reef
"Saya menilainya sebagai sosok yang sangat menarik, karismatik dan lucu," kata sang ibu kepada penyelidikan.
Ia menceritakan, "Ia menanyai saya tentang apa yang saya inginkan untuk masa depan saya dan masa depan anak-anak, dan ketika saya menjawab ia mengatakan hal-hal seperti, 'Saya bisa melakukannya untukmu'."
BACA JUGA: Kisah Para Perempuan di Industri Teknologi di Australia, Termasuk dari Indonesia
Setelah impiannya sendiri untuk menjadi penari tak pernah terwujud, sang ibu mengaku bahwa ia merasa bersemangat atas masa depan kedua putrinya.
Video putrinya memakai g-string dan selendang berbulu dikirim
Perempuan ini menangis ketika menceritakan kepada sidang bahwa ia mengirim video tak senonoh pertama kepada Grant pada tahun 2009.
Putri sulungnya kala itu "hanya memakai celana dalam G-string, memaketkannya dengan selendang bulu".
"Percakapan saya dengan Grant dimulai dengan pertanyaannya soal keberadaan kami dan apa yang kami lakukan. Saya mengirim balasan yang mengatakan mereka menari rumah dengan pakaian dalam mereka,” tutur sang ibu.
"Ia kembali membalas, 'Kamu bisa mengirimkan foto?'. Saya tak segera menjawab sehingga ia mengirim sejumlah pesan lagi yang mengatakan, 'Lakukan saja. Apa yang kamu takutkan? Tak ada yang tahu'," ceritanya.
Sang Ibu akhirnya menggambarkan hari itu sebagai titik balik, karena setelahnya Grant terus meminta video dan foto.
"Saya menuruti permintaan Grant meskipun tahu dalam hati bahwa itu tidak benar," kata sang ibu.
"Melihat apa yang terjadi sekarang, saya pikir saya mengirim gambar dan video putri saya akan menguntungkan masa depan tari mereka,” akunya.
Ia mengungkapkan, "Grant memiliki cara untuk bisa 'membaca pikiran' saya dan membuat saya masuk ke dalam cara berpikirnya. Ia membuat saya merasa bersalah karena menyebut kami melakukan sesuatu yang salah.”
Sang ibu terus menuturkan, "Ia mengatakan, 'Saya tak bisa melihat mereka maju dengan karir menari mereka jika mereka malu akan tubuh mereka. Tubuh itu alami."
Sebagian besar pesan antara Grant dan sang ibu tersebut terjadi di malam hari setelah kelas tari.
Perempuan itu mengatakan, ketika ia tidak menanggapi Grant, si guru tari "mengancam untuk menghancurkan saya dan putri saya ... mengekspos saya dan apa yang saya lakukan ... dan mengunggah gambar saya dan putri saya di internet".
Tak ada gratifikasi seksual dari mengirim foto
Sang ibu mengatakan, aktivitas mengirim video dan foto tak senonoh putrinya mencapai titik terburuk pada tahun 2012.
Ia mengatakan, ketika ia ingin pengiriman foto dan video itu berhenti, Grant marah dan berkata, 'Jangan berpikir kamu bisa pergi dariku dan menjauhkan diri dariku'.
Grant ditangkap pada Mei tahun 2013 dan sang ibu ditangkap sekitar enam bulan kemudian.
Ia mengatakan, Grant meneleponnya sebelum penangkapan terjadi dan mengatakan bahwa ia harus "membuat anak-anaknya 'tutup mulut" dan menghapus semua pesannya.
Sang ibu telah menjalani masa tahanan 18 bulan dan sekarang dalam pembebasan bersyarat.
"Dampak perbuatan itu pada kehidupan saya dan keluarga sungguh mendatangkan bencana," akunya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Restu Anggraini Temukan Potensi Besar Bagi Fesyen Santun di Australia