Cemburu Baca SMS, Calon Istri Diborgol dan Diikat di Mesin Jahit

Rabu, 27 Mei 2015 – 06:00 WIB

jpnn.com - SOE - Yotan Dael, security pada Bank NTT Cabang SoE, Sabtu (23/5) menganiaya calon istrinya, Novalina Benmetan (24), hingga babak belur.

Korban yang saat ini menjalani perawatan medis di RSUD SoE, mengalami luka lecet di sekujur tubuh.

BACA JUGA: Dukun Cabul Obati Pasien Perempuan saat Udara Malam Dingin, begini jadinya...

Korban yang merupakan karyawan toko Amora SoE itu, ketika ditemui di ruang Anggrek C kepada wartawan mengatakan, penganiayaan yang dialaminya bermula ketika ia menghubungi calon suaminya melalui SMS untuk meminjam sepeda motor ke kampungnya di Desa Oe'Ue Kecamatan Kuatnana.

Ketika pelaku hendak meminjamkan sepeda motornya itu di bilangan pertokoan SoE, ia meminjam HP milik korban untuk melihat SMS yang ada di kotak masuk maupun laporan terkirim di HP korban.

BACA JUGA: Ngeri! Tak Sengaja Pergoki Begal, Leher Ditembus Peluru

Saat melihat SMS yang masuk maupun terkirim, pelaku mendapati isi SMS antara korban dan salah satu teman laki-lakinya. Seketika itu pelaku naik pitam dan langsung menganiaya korban dengan cara memukuli menggunakan tangan, kaki serta membenturkan kepala korban ke pagar tempok yang ada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

"Saya SMS dengan teman laki-laki saya, tapi itupun tidak ada kata-kata yang bilang sayang atau kata-kata mesra. Tapi tidak tahu kenapa kok dia (pelaku, red) marah dan pukul saya. Waktu dia pukul saya, saya tidak bisa berteriak minta tolong, karena dia sumbat saya punya mulut pakai busa," ujar Novalina.

BACA JUGA: Sabu Rp 2,5 Miliar Dicampur Air

Belum puas menganiaya korban, pelaku kemudian memaksa korban untuk naik sepeda motor bersamanya menuju Nifuboko tempat pelaku tinggal. Setibanya di sana, pelaku kembali menganiaya korban menggunakan besi baton. Saat menganiaya korban, pelaku memborgol tangan korban serta mengikat kedua kaki kemudian diikatkan ke kaki mesin jahit.

Singkat cerita, korban bersama ayahnya, Oktovainus Benmetan dan ibunya, Neli Sesfaot kembali ke SoE guna mengadukan tindakan pelaku kepada aparat kepolisian. Saat melaporkan kasus yang dialaminya di Polres TTS, ia langsung dibawa ke RSUD SoE untuk mendapat perawatan medis.

"Saya bilang, lu boleh pukul saya sampai sepuasnya. Tapi kasi tinggal saya pu napas dan lidah, supaya saya pulang kasi tahu saya punya orang tua dong di kampung. Waktu itu, antar saya naik oto, dia kasi saya uang Rp 10 ribu untuk bayar oto," kisah Navalina.

Dia mengaku telah menjalin hubungan asmara dengan pelaku sejak tahun 2011 dan kedua orang tua mereka telah bertemu dan saling mengenal satu sama lain. Meski demikian, ia menolak untuk melanjutkan hubungan tersebut, karena meski belum resmi menjadi suami istri, namun palaku telah menganiaya korban berulang kali.

Ayah dan ibu korban juga mengaku tidak ingin anak mereka dinikahi oleh pelaku. Karena belum sah menjadi suami istri, pelaku sudah berani memukuli anak mereka hingga babak belur.

Mereka justru meminta kepada Polres TTS untuk memroses perbuatan pelaku sesuai dengan aturan yang berlaku.

Kasatreskrim Polres TTS, Iptu Varya Arista ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya belum menerima laporan tersebut. "Jadi kalau korban sudah sembuh dan adukan ke sini, nanti kami tindaklanjuti sesuai dengan aturan yang berlaku," janjinya. (yop/ays)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bekuk Buron Korupsi Saat Asyik di Rumah Wanita Idaman Lain


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler