Cemburu, Leher Temen Nyaris Putus Dibacok Teman Sendiri

Minggu, 03 Mei 2015 – 00:25 WIB

jpnn.com - SAMARINDA - Seorang pelayan Kafe The Borneo Orange, Agung Susanto (25), tewas dengan kondisi mengenaskan di komplek GOR Segiri, Jalan Kesuma Bangsa, Sabtu (2/5) siang. 

Warga Jalan Pahlawan, Samarinda Ulu, tewas dalam posisi duduk bersandar dengan kondisi tubuhnya bersimbah darah dan lehernya nyaris putus.

BACA JUGA: Kali ini Giliran Hendrawan yang Didor

Parahnya, darah segar yang muncrat dari leher kiri Agung akibat dibacok senjata tajam (sajam) juga berceceran di meja, sofa, lantai hingga ke teras luar kafe. 

Dua saksi mata yang juga merupakan pelayan kafe, yakni Tesar Satria Muna Sutegar (29), dan Gugun (21), menyebutkan pembacok Agung adalah Mat Sadilah alias Amat Pengkong (23), warga Jalan Lambung Mangkurat, Gang H Usman, Samarinda Ilir.

BACA JUGA: Astaga! Ada yang Pesta Narkoba di Samping Rumah Kapolda

Mat Sadilah yang juga merupakan karyawan kafe, menghabisi Agung dengan cara membacokan parang panjang yang dibawanya sebanyak dua kali saat Agung, Tesar dan Gugun sedang asyik nongkrong sambil bermain ponsel.

"Kami lagi perbaiki ponsel, dia (Mat Sadilah, Red) tiba-tiba datang dan cuma bertanya "nggak buka kah?" kata Tesar sembari menirukan apa yang diucapkan Mat Sadilah saat datang.
Pertanyaan Mat Sadilah itu tak dijawab Agung, Tesar dan Gugun yang tetap saja asyik memencet-mencet ponsel.

BACA JUGA: Tega Amat, Motor Kawan Sendiri Diembat

"Tiba-tiba saja di depan saya dia langsung membacokkan parang ke arah Agung tiga kali. Saya kaget, karena saya tak lihat dia bawa parang," ucap Tesar.

Kontan aksi brutal Mat Sadilah yang menghabisi rekan kerjanya sendiri di depan kedua temannya yang lain itu, membuat Tesar dan Gugun melompat dan berlari menghindari lokasi kejadian.
"Saya takut dia serang saya sama Gugun, jadi kami berdua lari," ujar Tesar.

Ketakutan Tesar dan Gugun itu tak terbukti. Sebab usai menghabisi nyawa Agung, Mat Sadilah lantas menuju dapur untuk membasuh tangan serta barang miliknya yang berlumuran darah.
"Saya lari cari pertolongan untuk melapor ke polisi. Saya tak tahu Gugun ke mana," tutur Tesar.

Sementara Mat Sadilah usai bersih-bersih setelah menghabisi Agung, lantas keluar dan menutup serta mengunci pintu rolling door kafe.
Kepergian Mat Sadilah dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) disaksikan Hafidi (44), salah seorang juru parkir (jukir) di GOR Segiri.

"Saya lihat dia (Mat Sadilah, Red) menutup lalu mengunci pintu (rolling door), kemudian pergi dengan mengendarai motor. Tapi saya tidak lihat kalau dia membawa pisau atau parang," ujar Hafidi.
Hafidi mengaku kaget saat melihat Tesar dan Gugun berteriak minta tolong. Karena mendengar teriakan itu, Hafidi yang kebetulan berada tepat di depan kafe terus mengamati apa yang sebenarnya terjadi.

"Yang saya lihat hanya dia (Mat Sadilah) keluar," tegas Hafidi.

Tak berselang lama usai kepergian Mat Sadilah, sejumlah polisi dari Polsekta Samarinda Ilir dan Polresta Samarinda tiba di TKP untuk mengidentifikasi korban serta olah TKP. Tak lama berselang polisi bergegas membawa jasad Agung ke kamar mayat RSUD AW Sjahranie setelah dilakukan identifikasi.

Sementara itu usai mensterilkan TKP, sejumlah polisi berusaha memburu Mat Sadilah ke kos-kosannya di kawasan Jalan Lambung Mangkurat. Namun upaya itu tak membuahkan hasil.

Namun berkat pengembangan penyelidikan mendalam serta informasi akurat, Mat Sadilah berhasil diringkus polisi di salah satu rumah kerabatnya di kawasan Jalan Kemakmuran, Gang KNPI, Sungai Pinang.

Polisi tidak dapat mengamankan parang yang digunakan Mat Sadilah untuk menghabisi nyawa rekan kerjanya itu, lantaran Mat Sadilah mengakui parang tersebut dibuang ke Sungai Mahakam di kawasan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), sebelum ia bersembunyi di rumah kerabatnya di Jalan Kemakmuran.

Informasi yang diperoleh bahwa kasus pembacokan terjadi karena Mat Sadilah cemburu karena Agung terus mendekati pacarnya, Eni (24). Diduga motif cemburu inilah yang membuat Mat Sadilah nekat menghabisi nyawa rekannya tersebut. Terlebih Em dan Mat Sadilah dikabarkan akan menikah usai Ramadan tahun ini. 

Kasatreskrim Polresta Samarinda, Kompol Slamet Ramelan megatakan, motif dari kasus pembunuhan itu masih didalami. "Pelaku masih diminta keterangan, pelaku ditangkap tim gabungan Satintelkam, Satreskrim dan Polsek Ilir di rumah salah satu kerabatnya," kata Slamet.

Sementara itu untuk jasad Agung, Slamet mengatakan akan dibawa ke kamar mayat RSUD AW Sjahranie untuk diautopsi. "Kita lihat nanti perlu atau tidak dilakukan autopsi," tandasnya. (oke/rin/upi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Praka Guntur Bandel, tapi Begitu Dipecat Menangis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler