jpnn.com, JAKARTA - CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan 2022 merupakan tahun market kripto berada dalam fase winter.
Pelajaran yang Indodax ambil dari fenomena 2022 adalah setiap exchange perlu menjaga kepercayaan member.
BACA JUGA: Kripto Masuk Pembahasan RUU P2SK, Begini Respons CEO Indodax
Menurutnya, bisnis exchange hanya sebagai wadah untuk mempertemukan pembeli dan penjual. Dengan demikian, uang nasabah tidak boleh disentuh sama sekali.
Exchange yang tidak menyentuh uang member akan menjadi exchange yang bertahan dan tidak akan mengalami kesulitan likuiditas.
BACA JUGA: Peringati Hari Ibu, Sandiaga Uno: Saatnya Perempuan Setara
"Hal ini dibuktikan dengan adanya proof of reserve dan proof of liability yang baik. Sehingga jika terjadi withdraw oleh para nasabah, exchange akan tetap berjalan secara solid. Indodax adalah exchange yang cukup konservatif dan bisnis kita adalah bisnis spot," jelas Oscar.
Tidak hanya itu, mengenai market yang mengalami fase bearish pada 2022, Oscar berpendapat jika dilihat secara historikal, momen kripto sedang turun adalah masa masa yang tepat untuk mengakumulasikan kripto dan untuk dijual nantinya ketika harga naik.
BACA JUGA: Imbau Penumpang Hindari Antrean Puncak Nataru, ASDP: Pastikan Beli Tiket Online Ferizy
Oscar juga mengajak para trader kripto untuk mulai mengakumulasi kripto dengan dollar cost averaging di masa sebelum halving sebagai waktu paling tepat untuk membeli kripto karena ada potensi kenaikan setelah halving bitcoin yang akan terjadi di awal 2024.
Penerapan pajak kripto di Indonesia yang tertuang dalam PMK 68 dan mulai diterapkan beberapa bulan lalu, dilihat Oscar sebagai suatu hal yang positif. Dengan adanya pajak kripto, menambah legalitas kripto sebagai komoditas digital yang diakui dan sah diperjualbelikan di mata hukum.
"Berdasarkan data dari pemerintah terakhir pun jumlah pajak kripto untuk pemerintah pun tembus ratusan miliar rupiah. Di Indodax setiap bulannya kami melaporkan pajak ke pemerintah. Sampai hari ini total PPH dan PPN yang sudah kami bayar mencapai ratusan miliar rupiah," papar Oscar.
Pada 2022, muncul kabar terkait pembuatan rupiah digital oleh Bank BI. Hal ini disambut positif oleh Indodax dan merupakan sinyal baik untuk dapat meningkatkan ekosistem ekonomi digital.
"Jika berbicara sesuatu yang digital tentu akan bagus untuk kripto. Jika rupiah digital akan segera terealisasi, akan membuat ekosistem digital lebih mudah diakses dan lebih mudah mengakses platform digital. Tentu saja ini sangat positif," kata Oscar.
Terkait dengan pengalihan pengawasan kripto ke OJK, Oscar percaya pemerintah memiliki tujuan yang positif dan tentu untuk perlindungan nasabah.
"Saya yakin pemerintah sudah memikirkan hal ini sehingga tidak akan melakukan langkah yang akan menghambat industri dalam negeri. Saya pribadi berharap aturan yang keluar melindungi industri agar industri dalam negeri tidak mati. Jika industri dalam negeri mati, industri yang berjaya adalah industri luar negeri, orang orang akan trading di luar Indonesia, dan jika perusahaan global tersebut ada masalah likuiditas, yang akan dirugikan juga masyarakat indonesia," jelas Oscar.
Sebagai informasi, Indodax memiliki counter offline yang bisa dipakai oleh para member untuk berkonsultasi yang berada di pusat bisnis Sudirman, DKI Jakarta dan Seminyak, Bali.
Di Indodax, Bitcoin dan aset kripto lainnya bisa dimiliki oleh siapa saja dengan mudah dan aman dengan mulai dari harga Rp 10 ribu saja.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sun Life Indonesia Salurkan Bantuan untuk Anak-anak Korban Gempa di Cianjur
Redaktur & Reporter : Yessy Artada