CEO Markplus Sarankan Pangkalpinang Garap Turis Tiongkok

Kamis, 28 Juli 2016 – 02:52 WIB
Wali Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), Muhammad Irwansyah. FOTO: Radar Bangka/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Wali Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), Muhammad Irwansyah mendatangkan pakar marketing yang juga CEO Markplus.Inc, Hermawan Kartajaya ke kotanya. Tujuannya menurut Irwansyah, untuk mematangkan persiapan Pangkalpinang jadi salah satu destinasi wisata utama di Indonesia.

"Kehadiran Hermawan dalam rangka promosi dan menggali potensi pariwisata di Pangkalpinang," kata Irwansyah, dalam rilisnya, Rabu (27/7).

BACA JUGA: TEGAS! Tak Miliki IMB 10 Bangunan Liar Dibongkar

Ide awal untuk menyiapkan Pangkalpinang jadi destinasi pariwisata lanjutnya, terinspirasi dari kunjungan wisata warga Tiongkok keluar negeri.

"Ada sekitar 140 juta warga Tiongkok keluar negeri untuk berwisata, tetapi yang datang ke Indonesia hanya satu juta orang. Padahal pariwisata Indonesia tidak kalah dengan negara lain," kata Irwansyah.

BACA JUGA: Rumah Sakit Sangkal Salah Beri Obat, Ini Sikap Keluarga Korban


Untuk menarik wisatawan Tiongkok, Irwansyah juga berencana memberikan pelajaran tambahan Bahasa Mandarin untuk siswa SMP dan SMA. Ke depannya akan menjadi pelajaran wajib.

"Tambahan pelajaran Bahasa Mandarin ini juga dalam rangka menghadapi masa depan dunia yang akan didominasi oleh Amerika Serikat dan Tiongkok," katanya.

BACA JUGA: Stok STNK Langka, Bakal Kosong Enam Bulan

Sementara itu, Hermawan tak menyangka Pangkalpinang memiliki kaitan sejarah erat dengan Tiongkok karena banyaknya bangunan bersejarah yang berkaitan dengan Tiongkok. "Ada kelenteng kuno Kwan Tie Miaw dan pekuburan Sentosa yang merupakan taman makam Tiongkok terluas se-Asia Tenggara," ujar Hermawan

"Ada suatu mutiara yang belum diasah di Pangkalpinang yaitu herritage Tiongkok," kata Hermawan saat berbincang di rumah makan Latrase, Pangkalpinang.

Dalam sejarahnya, ratusan tahun yang lalu, bangsa Tiongkok datang ke Bangka untuk berburu timah. "Merekalah yang mengajarkan teknik menambang timah secara tradisional kepada warga Bangka," katanya.

Hingga kini lanjut Hermawan, mereka hidup berdampingan dengan warga dari etnis Melayu tanpa adanya gesekan. Kedua suku itu membaur dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan budaya dan agama kedua suku ini juga terus berjalan.

Hermawan menjelaskan, untuk budaya Tiongkok, kegiatan yang rutin digelar setiap tahun yakni tradisi Peh Cun, ritual Ceng Beng dan pertunjukan Barongsai. Sementara untuk budaya Melayu ada tradisi Nganggung, ruwahan, dan pawai ta'aruf.

"Di sisi lain, saat ini turis Tiongkok mulai membanjiri Indonesia tapi mereka baru mengunjungi Bali dan Manado saja. "Nah, Pangkalpinang mestinya jadi kawasan tujuan wisata turis Tiongkok yang ketiga saja," usul staf ahli Menkop UKM ini.

Menurut Hermawan, modal Pangkalpinang untuk menarik para turis Tiongkok sudah cukup banyak karena dikelilingi pantai dengan pemandangan yang indah dan budaya Budaya Tiongkok yang kental. Hanya kemasan yang perlu dipoles lagi.

Hermawan juga menyatakan kaget setelah mengetahui mayoritas pemandu wisata di Pangkalpinang mahir berbahasa Khek, yang merupakan bagian dari Bahasa Tiongkok.

"Faktanya, Pangkalpinang lebih siap dari Bali. Pemandu wisata di Bali setengah mati belajar Bahasa Mandarin. Sementara pemandu wisata di Pangkalpinang lancar bahasa Khek. Tinggal ditambah Mandarin saja, karena itu bahasa nasional mereka," sarannya.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bayi Meninggal di RS, Beginilah si Ibu Menyampaikan Kesedihannya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler