jpnn.com, JAKARTA - Pendiri Lippo Group Mochtar Riady mengatakan, kekayaan data dan populasi yang mencapai 265 juta jiwa membuat Indonesia memiliki aset yang sangat berharga.
Menurut dia, Indonesia harus bisa memanfaatkan aset itu. Apalagi, kini industri sudah memasuki era artificial intelligence (AI) dan big data.
BACA JUGA: Digitalisasi Pangkas Durasi Layanan di Pelabuhan Hingga 15 Persen
’’Kekayaan manusia adalah data yang menentukan kemajuan bangsa,’’ ungkap Mochtar dalam CEO Power Breakfast di Hotel Aryaduta, Rabu (27/2).
CEO & Deputy President Director Siloam Hospitals Group (SHG) Caroline Riyadi menambahkan, beradaptasi dengan teknologi adalah tantangan yang berat.
BACA JUGA: Digitalisasi Seluruh Operasional, CKB Logistics Gandeng Ramco Systems
Meski demikian, Siloam mulai bertransformasi ke teknologi digital dalam melayani pasien.
’’Digital mengubah dan membukakan peluang lebih luas,’’ ujar Caroline.
BACA JUGA: Genjot UMi, Kementerian Keuangan Galakkan Digitalisasi
Bukan hanya Lippo Group dan SHG yang merangkul teknologi untuk bisa bersaing di pasar.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melakukan hal yang sama. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan, kemajuan teknologi berdampak 70 persen pada industri pariwisata dan meningkatkan pertumbuhan 22 persen.
’’Kami go digital karena lifestyle (masyarakat) sudah berubah,’’ kata Arief. (nis/c14/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Digitalisasi Jadi Kunci Kembangkan UMKM
Redaktur : Tim Redaksi