Cerdas di Era Digital, Masyarakat Harus Ikuti Arus Perubahan Menuju Digitalisasi

Sabtu, 03 Februari 2024 – 14:26 WIB
Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus dalam webinar literasi digital bertema “Menjadi Cerdas di Era Digital” yang digelar Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Komisi I DPR. Foto: supplied

jpnn.com, JAKARTA - Di era saat ini masyarakat harus bisa mengikuti arus perubahan menuju digitalisasi.

Bukan hanya karena terpaksa, tetapi, juga merupakan kebutuhan dalam proses adaptasi terhadap kebiasaan baru.

BACA JUGA: Kemenkominfo Gencarkan Literasi Digital Menjelang Pemilu 2024

Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus mengatakan dalam menghadapi tantangan ke depan, generasi milenial dan generasi z dituntut memiliki karakter yang mampu beradaptasi tinggi, fleksibel, kreatif, paham teknologi, empati, dan mampu berpikir kritis sebagai modal utama untuk menghadapi era digitalisasi yang bergerak secara dinamis.

“Era digital adalah zaman di mana teknologi digital telah merubah cara kita berinteraksi dan berkomunikasi. Jika kita tidak ikut berubah, bukan hanya ketinggalan, tetapi akan menjadi kesulitan tersendiri. Di sinilah pentingnya literasi dengan mau terus belajar,” tutur Lodewijk dalam webinar literasi digital bertema “Menjadi Cerdas di Era Digital” yang digelar Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Komisi I DPR, Selasa (2/2).

BACA JUGA: Kominfo Bahas Tantangan Jurnalisme di Tengah Distrupsi Digital

Tantangan menjadi generasi cerdas digital, kata Lodewijk bukan hanya memahami teknologi, tetapi juga menggunakan kecerdasan untuk memilih pemimpin yang berkomitmen pada keadilan, integritas, dan kemajuan.

"Karenanya, Pemilu 2024 yang akan kita hadapi merupakan panggung dimana generasi ini dapat membuktikan bahwa pribadi yang cerdas dan bijaksana dapat membentuk masa depan yang cerah," ujarnya.

BACA JUGA: Ganjar Jalan Sehat Bareng Ribuan Warga Pluit, Jakarta Utara Berubah Jadi Merah

Sementara itu, Praktisi Literasi Digital Prof Dodo Muktiyo menyatakan dalam menghadapi era industri 4.0 dan society 5.0 perlu ditekankan sedikitnya empat hal.

Pertama, literasi data, yakni kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi di dunia digital.

Kedua, literasi teknologi, yaitu memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi.

Ketiga, literasi manusia yang mencakup sisi kemanusiaan, komunikasi dan desain. Terakhir ialah dengan terus berkarya dan kreatif.

“Kemampuan berfikir strategis, kejelian melihat peluang, keberanian mengambil resiko, kegigihan dalam berusaha, serta kecepatan dalam mengambil keputusan, bisa menjadi faktor penentu prestasi pemanfaatan teknologi digital,” tutur Prof Dodo.

Sementara itu, akademisi Yuri Rahmanto mengatakan ada banyak peluang yang bisa diambil dari era digitaliasi ini, di antaranya bisa mengakses dan berbagi infomrasi dengan cepat dan mudah, meningkatkan literasi dan pengetahuan masyarakat secara keseluruhan.

Selain itu, mengubah cara pembelajaran dan meningkatkan akses pendidikan melalui berbagai platform serta teknologi pembelajaran digital.

“Kita juga bisa mengembangkan ekonomi melalui industri digital dengan mamfasilitasi inovasi dan penciptaan lapangan kerja baru," katanya.

Namun, meski banyak peluang yang bisa diraih, Yuri juga mengingatkan bahwa ada sejumlah tantangan yang di era digitaliasi saat ini dan di masa depan.

Dari sisi tantangan, dia mengatakan bahwa perkembangan teknologi yang cepat dan terus berubah menjadi tantangan utama.

"Selain itu, perubahan yang cepat membutuhkan adaptasi dan pembaruan yang konstan, persaingan yang semakin ketat di pasar digital, sehingga mengharuskan perusahaan untuk terus berinovasi," katanya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh Video Porno Pelajar Wanita Tulungagung, Polisi Selidiki Penyebarnya


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler