Cerita 2 Nelayan Tuapejat Setelah Selamat dari Amukan Badai

Rabu, 22 Agustus 2018 – 16:33 WIB
Dua nelayan Zul alias Anjang, 38 dan Jay, 25, (4 dan 5 dari kiri) yang berhasil diselamatkan setelah sebelumnya dilaporkan tenggelam di perairan Tuapejat, Kepulauan Mentawai, Sumbar. Foto: padangekspres/jpg

jpnn.com, MENTAWAI - Tim SAR Gabungan Kepulauan Mentawai, akhirnya menemukan dua nelayan yang dilaporkan tenggelam di perairan Tuapejat pada Jumat (17/8) malam.

Kedua nelayan yang berhasil diselamatkan tersebut adalah Zul alias Anjang, 38 dan Jay, 25.

BACA JUGA: Sumbar Nyaris Sapu Bersih Gelar di TROI 2018

Informasinya, Anjang ditemukan Sabtu (18/8), pukul 01.45 Wib. Dia selamat setelah sempat berenang sekitar 9 jam dari lokasi perahu mereka tenggelam ke Pulau Nuko.

Sementara itu, korban Jay sendiri baru dapat ditemukan Sabtu, (18/8), pukul 09.00 Wib. Dia diselamatkan nelayan Kapal Tundo yang juga melakukan pencarian ikan di sekitar perairan Pulau Nuko tersebut.

BACA JUGA: Minta Sumbangan di Jalan Picu Kecelakaan, 8 Orang Terluka

Tidak ada sedikit pun firasat Jay, akan mengalami kecelakaan laut malam itu. Tujuannya malam itu, hanya ingin mendapatkan hasil pancingan ikan yang banyak. Sebab, pada malam-malam sebelumnya, mereka selalu mendapatkan hasil pancingan yang lumayan besar.

Namun, nasib berkata lain. Malam itu, malam yang naas bagi dirinya dan rekannya Zul alias Anjang. Tidak memungkinkan untuk tetap bertahan di perahu mereka yang sudah dipenuhi air, Zul malam itu, mencoba berenang ke tepi lebih kurang sembilan jam lamanya untuk sampai di Pulau Nuko atau pantai Barat Pulau Sipora.

BACA JUGA: Tak Ajukan Banding, Putusan Kasus Manusia Kanibal Inkrah

Sementara, Jay, menyelamatkan diri dengan bertahan di kotak fiber penyimpanan ikan di atas perahu yang sudah dipenuhi air. Dirinya mengikatkan fiber tempat penyimpanan ikan tersebut, ke badan perahu hingga dirinya terlelap hingga pagi menjelang.

Zul yang lebih dulu diselamatkan oleh tim gabungan, pada Sabtu, (18/8), pagi pun, ikut dalam proses pencarian Jay. Tangis haru antara Zul dan Jay, pecah setelah mereka saling merangkul di atas kapal Basarnas yang merapat di dermaga Tuapejat.

“Saya tidak menyangka bakal masih bisa hidup. Ternyata Tuhan masih menjawab doa-doa saya. Di atas perahu saya selalu berdoa, berikan saya kesempatan untuk bertemu dengan keluarga saya Tuhan,” ungkap Jay lelaki asal Nias yang baru merantau sekitar 3 tahun di Tuapejat tersebut.

Menurut Jay, pada malam itu, perahu mereka dihantam badai. Bahkan, usai perahu mereka terbalik dan dipenuhi air, untuk menyelamatkan diri dari amukan badai tersebut, Jay harus mengurangi beban perahunya, termasuk dengan membuang mesin pompong perahu mereka.

“Saya tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Saya hanya mencoba bertahan menunggu bantuan. Ada pun malam itu, kapal Tunda yang lewat, mereka juga tidak melihat saya. Saya hanya bisa berdoa dan berdoa,” kata Jay.

Barulah, kata Jay, pada siang harinya, ada satu Kapal Tunda KM. Sinar Bulan yang juga melakukan pencarian ikan menyelamatkan dirinya. Dia mengaku menangis saat diselamatkan oleh pihak kapal Tunda KM. Sinar Bulan tersebut.

Setelah itu, lanjut Jay, barulah sekitar pukul 09.00 Wib, tim gabungan menemukan dirinya. Sekitar pukul 10.15 Wib, tim gabungan Sar mampu mengevakuasi Jay ke dermaga Tuapejat. Sementara, perahu korban masih dalam proses penarikan menuju dermaga Tuapejat.

Kepala Kantor Sar Kepulauan Mentawai, Akmal, didampingi Kasiops, Hendri, usai mengevakuasi korban, kemarin, (18/8), siang menyebutkan, bahwa, setelah mendapat laporan dari pihak keluarga korban, sekitar pukul 23.40 Wib, tim langsung menuju titik koordinat tenggelamnya perahu korban dengan menggunakan Rib Sar.

Pukul 01.45 Wib, kata dia, tim menemukan korban Zul dalam kondisi selamat dan langsung dievakuasi ke dermaga Tuapejat. Usai dievakuasi ke dermaga Tuapejat, Zul sempat mendapat perawatan medis dari pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepulauan Mentawai.

“Di samping sudah kelelahan, karena berenang yang cukup jauh. Beberapa bagian tubuh Zul juga mengalami cidera, untuk itu perlu mendapat perawatan,” ungkapnya.

Dimana, pada saat perahu mereka dihantam badai, Zul alias Anjang, kata Akmal, mencoba berenang ke Pulau Nuko untuk meminta bantuan. Sesampai di Pulau Nuko, Zul memberitahukan keluarganya tentang kondisi yang dialaminya tersebut.

Kepala Satuan Polisi air laut, Iptu Budi Setiawan yang turut serta dalam proses percarian korban mengharapkan, ke depan, perlu adanya dukungan teknis dari pihak rumah sakit dalam hal evakuasi korban. “Semestinya, pada saat evakuasi, harus ada mobil ambulan yang standby. Sehingga, korban yang perlu penanganan serius, cepat ditanggulangi,” ungkapnya.(jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Selidiki Kasus Kematian Atlet Atletik Mentawai


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler