jpnn.com, JOMBANG - Polisi telah mengamankan DPO tersangka kasus pencabulan Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi, anak kiai Jombang, pada Kamis (7/7/2022) lalu.
Saat menjemput paksa Mas Bechi di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Shiddiqiyyah Ploso, Jombang, Jawa Timur, polisi sempat diadang sejumlah santri.
BACA JUGA: Anda Kenal Mantan Anggota Polri Ini? Kini Mendekam di Balik Jeruji, Kasusnya Bikin Miris Hati
Tidak itu saja, insiden penyiraman kopi panas terhadap aparat juga terjadi saat tim gabungan Polda Jatim dan Polres Jombang berupaya masuk komplek ponpes.
Aparat yang disiram kopi panas itu adalah Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha. Perwira pertama polisi itu terkena siraman kopi di bagian tubuhnya.
BACA JUGA: Santri Adang Polisi saat Jemput Paksa Anak Kiai Jombang, Legislator PKB Ini Bereaksi Keras
Pelaku penyiraman diduga salah satu simpatisan yang berada di lokasi Ponpes Shiddiqiyyah.
Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat membenarkan informasi anak buahnya tersiram kopi panas. Namun, AKP Giadi Nugraha disebut hanya mengalami luka ringan.
BACA JUGA: Kabar Tak Sedap Soal Cedera Marselino Ferdinan, Mohon Doanya
Menurutnya, AKP Giadi Nugraha tetap melanjutkan tugas menyisir Ponpes Shiddiqiyyah untuk meringkus Bechi.
"Bukan luka berat. Biasa saja. Sudah dberi obat pereda panas. Kasat Reskrim tetap bisa melanjutkan tugasnya. Tidak ada masalah," ujar Moh Nurhidayat.
Seperti diberitakan Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat mengangguk-anggukan kepala saat berbicara di depan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Shiddiqiyyah Ploso, KH Muhammad Mukhtar Mukti.
Ini setelah kiai Mukhtar Mukti menolak putranya Moch Subchi Azal Tsani alias Mas Bechi (42) yang menjadi DPO kasus pencabulan ditangkap.
Padahal, polisi sudah mengerahkan pasukannya untuk mengepung dan membawa Bechi ke kantor polisi.
Namun, kiai Mukhtar Mukti menolaknya. Dia berjanji akan mengantarkan anaknya ke Polda Jatim seusai acara pelantikan di lingkungan ponpes.
"Enggak usah. Nanti diantar ke sana," kata kiai Mukhtar Mukti kepada AKBP Moh Nurhidayat, seperti dikutip FIN tayangan video yang diunggah oleh akun Rudi Afandy @rhartono01 di Twitter pada Kamis (7/7/2022).
Kiai Mukhtar Mukti yang mengenakan peci hitam, sarung motif kotak-kotak, baju koko putih dan surban hijau, tampak duduk di sebuah kursi di teras rumah.
Dia mengatakan akan mengantar Bechi usai pelantikan di internal di ponpes. Sementara Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat tampak berdiri di samping sang kiai.
Perwira menengah itu terlihat memakai seragam lengkap dengan rompi antipeluru hitam bertuliskan polisi.
"Antar ke Polda enggih, Pak Kiai," tanya Moh Nurhidayat sambil membungkukkan badannya. "Iya," jawab Kiai Mukhtar Mukti.
"Kapan, Pak Kiai," tanya Moh Nurhidayat lagi. "Ini nanti setelah selesai acara ini," imbuh Kiai Mukhtar Mukti.
"Berarti hari ini diantar ke Polda, Pak Kiai.. Mas Bechi," lanjut Moh Nurhidayat.
"Iya nanti diantar. Enggak usah dibawa," terang Kiai Mukhtar Mukti.
Mendengar jawaban itu, Moh Nurhidayat langsung menjabat tangan Kiai Mukhtar Mukti.
"Kalau dipaksa ini nanti tidak baik. Bisa pertumpahan darah. Gitu lho," papar Kiai Mukhtar Mukti.
"Betul, Pak Kiai cinta NKRI," sahut Moh Nurhidayat. Kiai Mukhtar Mukthi kembali menasihati Kapolres Jombang.
"Yang saya selamatkan itu semuanya. Sam-sama, semua selamat. Ini yang kita cegah," terang Kiai Mukhtar Mukti.
"Enggih, siap," tegas Moh Nurhidayat.
Diketahui, Moch Subchi Azal Tsani alias Mas Bechi telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pelecehan seksual terhadap santriwati sejak 2019 lalu.
Bechi sudah dua kali mengajukan praperadilan. Namun semuanya ditolak oleh hakim.
Bechi sendiri sebelumnya telah membantah melakukan pelecehan seksual terhadap santriwati ponpes. Dia menyebut tuduhan pada dirinya merupakan fitnah.
BACA JUGA: Uang Bintara Polri Hilang Dicuri, Pelaku Ternyata
Kasus dugaan pencabulan santriwati ini oleh putra Pengasuh Pondok Pesantren Shiddiqiyyah ini menjadi perhatian publik setelah polisi gagal menangkap Bechi pada Minggu (3/7/2022) lalu.(fin/sumeks)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean