jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah mengaku pernah mengingatkan Ketua Umum Partai Golongan Karya sekaligus Ketua DPR Setya Novanto yang terlalu dini menyatakan dukungan kepada pemerintah dan Joko Widodo maju Pilpres 2019.
Bahkan, Fahri mengaku sudah berkali-kali mengingatkan Novanto bahwa dukungan yang diberikan itu terlalu cepat. "Saya pernah ngomong 'pak, kok cepat benar kasih tiket ke Pak Jokowi? Dia (Novanto) bilang sudahlah Pak Fahri kita kan juga mau bekerja, mau besarkan partai. Jadi, biarlah pemerintah tahu kalau kita bekerja buat pemerintah maka jangan diganggu-ganggu lagi'," kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/11) menirukan dialognya dengan Novanto.
BACA JUGA: Pimpin Pleno Golkar, Nurdin Halid: Dinamikanya Masih Tinggi
Menurut Fahri, hal itu sudah lama dibicarakannya dengan Novanto. Fahri justru sempat menyarankan kepada Novanto agar menceritakan persoalan hukum kasus e-KTP yang tengah menjeratnya kepada Presiden Joko Widodo. Termasuk adanya upaya melobi Novanto, supaya tidak ada Pansus Hak Angket KPK dan pemanggilan Ketua KPK Agus Rahardjo.
"Bapak kan partai pemerintah cerita dong karena kronologi banyak yang aneh, meminta supaya tidak ada pansus, meminta supaya Pak Agus tidak dipanggil," katanya.
BACA JUGA: 6 Kader Golkar Ini Layak Gantikan Setya Novanto
Menurut Fahri, lobi-lobi itu pernah masuk lewat Novanto. Sebab, Novanto banyak tahu soal orang-orang yang ada di dalam KPK. Bahkan Fahri menyebut selain mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin, maka Novanto lah orang yang punya hubungan dengan banyak orang di dalam KPK.
"Pak Nov itu tahu orang-orang yang di dalam KPK. Setelah Nazaruddin yang punya hubungan banyak, ya Pak Nov. Termasuk sekarang yang masuk Istana itu saya tahu," katanya. (boy/jpnn)
BACA JUGA: Rapat Pleno Golkar Panas, Ada yang Pertahankan Setya Novanto
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Hamzah Beber Jasa Novanto untuk Presiden Jokowi
Redaktur & Reporter : Boy