Miles Gray, warga Australia dari negara bagian Tasmania menjadi salah sosok anak muda yang sedang berkeliling dunia, berkat postingan fotonya di Instagram.
BACA JUGA: Polisi Tembak Mati Seorang Pria Tak Dikenal di Sydney
Gray yang berusia 27 tahun memiliki pengikut Instagram sebanyak 54.000. Mungkin tidak sampai berjuta-juta seperti selebritas ternama dunia.
Tetapi tahun lalu ia berkesempatan mengunjungi San Fransisco di Amerika Serikat setelah sebuah perusahaan menyatakan mensponsori seluruh biaya perjalanannya.
BACA JUGA: Pasien RS di Pedalaman Australia Digigit Ferret
Perusahaan tersebut hanya ingin Gray untuk memposting semua foto liburannya.
"Pada dasarnya mereka ingin konten dikirim ke email mereka untuk mempromosikan foto-foto yang saya ambil, ada sebuah hashtag khusus yang digunakan," ujar Gray.
BACA JUGA: Australia Tidak Siap Hadapi Perang Siber
Tapi Gray mengaku kalau ini bukanlah pekerjaan mudah seperti yang dibayangkan. Ia membutuhkan upaya agar bisa mendapatkan foto yang bagus. Misalnya saja menentukan frame dan angle yang tepat, selain tentunya pencahayaan yang baik.
"Sangat sulit untuk bisa bangun mengejar matahari terbit setiap paginya, tetapi saya tidak keberatan bangun jam 4 atau 5 pagi, agar bisa berada di luar dan mencari pemandangan matahari terbit," aku Gray.
Menjadi seorang instagramer yang profesional mungkin akan semakin menjadi tren dan bahkan jenis pekerjaan yang serius.
"Jika kita ingin memiliki hubungan dan koneksi yang murni dengan audiens kita, maka kita harus tahu apa yang mereka suka," kata Dr Stephen Dann dari Australian National University.
Ia juga berpendapat jika sekarang sudah ada perubahan di banyak perusahaan untuk tidak lagi menggunakan selebritis sebagai media mereka.
Tapi lain halnya dengan Essena O'Neill, gadis berusia 19 tahun asal Sunshine Coast.
Meski sudah memiliki lebih dari 600 ribu pengikut di Instagram, dengan perkiraan satu fotonya setara dengan Rp 20 juta dalam industru iklan, ia memutuskan untuk berhenti menggunakan jejaring sosial.
Keputusannya ini sempat menjadi headline di sejumlah media di Australia dan dunia. Tetapi O'Neill merasa melakukan hal yang benar, karena ia tidak merasa menjadi dirinya sendiri.
"Perusahaan-perusahaan akan mengirimkan email, dalam bentuk poin soal apa yang harus diucapkan, jam berapa foto harus dipasang, dan pose seperti apa yang diinginkan," ujar O'Neill. "Mereka sadar akan kekuatan jejaring sosial dan mengeksploitasinya."
O'Neill mengaku banyak 'kepalsuan' dari foto dirinya yang terlihat seksi, foto makanan yang menggiurkan, atau pose dan cara bicara yang dibuat-buat, semua hanya untuk mendapatkan 'Like' yang banyak.
Simak pengakuannya lewat video berikut ini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendekatan Keamanan Saja Tidak Cukup Atasi Terorisme di Indonesia