Cerita Dua Wanita Cantik Spesialis Gawat Darurat

Jumat, 25 Januari 2019 – 05:27 WIB
Eza Firda (kiri) dan Yanti, dua petugas pelayanan gawat darurat di Depok City Operation Room, Lantai 5 Balai Kota Depok. Foto: Radar Depok

jpnn.com, DEPOK - Pemerintah Kota Depok memiliki Depok City Operation Room (DCOR), sebuah ruang kendali khusus yang salah satunya melayani panggilan gawat darurat.

Menjadi petugas di sana pasti bukan suatu pekerjaan yang mudah. Durasi kerja yang lama menjadi ujian ketahanan diri. Apalagi harus standby berjam-jam di depan layar komputer.

BACA JUGA: Merusak Tembok Bangunan, Caleg DPD RI Divonis 1 Tahun Penjara

Eza Firda, salah satu petugas call centre 119 di ruang DCOR, salah satu yang tak mau menyerah. Dia ini spesialis yang melayani gawat darurat di bidang kesehatan. Mata dan telinganya harus fokus dan dipasang selama berjam-jam untuk melayani kebutuhan warga.

“Di 119 petugasnya ada 12 orang. Dalam 24 jam, kerjanya dibagi ke dalam 2 shift. Pertama dimulai pukul 07:30 WIB – 19:30 WIB. Shift kedua dimulai pukul 19.30 WIB – 07.30 WIB,” kata Eza kepada Radar Depok, Rabu (23/1).

BACA JUGA: Menteri Perhubungan: Depok Belum Perlu Sistem Ganjil Genap

Sebanyak 12 personel yang ada, terdiri dari empat pengemudi ambulans, empat bidan, dan empat perawat. Setiap tim akan bekerja selama 12 jam, dan memiliki waktu libur selama dua hari dalam seminggu.

(Baca juga yang ini: Menteri Perhubungan: Depok Belum Perlu Sistem Ganjil Genap)

BACA JUGA: Berita Terbaru Polisi Tewas Tertembak Saat Malam Tahun Baru

Eza menjelaskan, Pemkot Depok hanya memiliki dua unit ambulans. Apabila masyarakat mengalami musibah dengan kategori berat di rumah atau perjalanan di sekitar Depok, maka warga tersebut terlebih dahulu menghubungi rumah sakit yang hendak dituju. Lalu, langkah kedua menghubungi 119.

“Jadi tugas kami hanya mengantar warga ke rumah sakit yang dituju. Tapi bisa juga pihak rumah sakit meminta kami mengantar pasien ke rumah sakit lain,” kata Eza yang juga berperan sebagai bidan.

Selama menjadi petugas call centre 119, Eza mengaku seringkali mengalami hambatan dari pihak rumah sakit apabila tidak dapat menampung pasien yang dibawa olehnya.

“Alhamdulillah pada jam-jam tertentu saya masih bisa menghela nafas dan memiliki waktu luang jika tidak ada telepon masuk,” tutur Eza.

Hal senada juga dialami Yanti, petugas Emergency Call 112. Pekerjaan yang didudukinya tersebut membawahi seluruh OPD di Kota Depok. Dia menjadi pusat segala pelayanan gawat darurat dari masyarakat Kota Depok.

Yanti menjelaskan, apabila warga mengalami musibah kebakaran. Pihaknya akan segera menghubungi petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok untuk mengevakuasi. Begitu juga, saat terjadi kecelakan lalu lintas. Pihaknya langsung sigap menghubungi kepolisian terdekat.

“Tim 112 terdiri dari 15 petugas, terbagi ke dalam tiga shift. Pertama mulai pukul 06.00 – 14.00 WIB, dilanjut pukul 14.00 – 22:00 WIB, dan terakhir 22.00 – 06:00 WIB,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, menjadi pekerja yang bertugas di bidang pelayanan bukan hal yang mudah. Selain stamina yang terkuras, juga kondisi psikologis yang naik turun. Namun itu tak menjadi halangan mengabdi ke masyarakat.

“Dengan bekerja di bidang ini, saya jadi paham karakter atau watak masyarakat,” pungkas Yanti. (san)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilih Melihat Jenazah Bripka Matheus, Lalu Melapor ke Miat


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler