Cerita Haru Aktivis Kemanusiaan Dibonceng Driver Ojol Penyandang Disabilitas

Jumat, 06 Desember 2019 – 12:36 WIB
Hening Parlan dan driver ojol penyandang disabilitas. Foto: Facebook/Hening Parlan

jpnn.com, JAKARTA - Aktivis kemanusiaan, Hening Parlan, berbagi cerita haru saat naik ojek online (ojol) dari kawasan Senayan ke Cikini, pasa Senin (2/12) sore. Driver ojol yang membawa dia itu rupanya penyandang disabilitas. Tulisan yang dibagikan Hening Parlan di akun Facebook miliknya itu sempat viral.

”Kutuliskan agar jemput di depan Bank Mandiri. Dan jawabnya: ‘siap.’ Tak lama, ada balasan; ‘saya sudah di depan Bank Mandiri,” tulis Hening mengawali ceritanya.

BACA JUGA: Awkarin Belikan Motor Baru untuk Sopir Ojol

Sesampainya di titik penjemputan, Hening menyapa namun jawaban sang mitra GoJek yang bernama Azis Setiana itu kurang jelas. ”Dia mengarahkan tangannya agar saya duduk. Setelah saya duduk, ia menoleh ke saya dan bicara dengan bahasa isyarat yang saya tangkap bahwa ia bilang ia tidak bisa mendengar dan bicara,” lanjut Hening.

Hening yang aktif di Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMS) itu hanya tersenyum kemudian mengangkat jempol sambil mengangguk. ”Kami pun jalan ke arah Cikini. Dan tahu nggak sih, sepanjang jalan itu saya mewek (menangis) karena terharu,” ungkap Hening terkait postingannya tersebut.

BACA JUGA: Mitra Ojol Tolak GrabWheels Beroperasi di Jalan, Ini Alasannya

Terlebih Hening menyadari bahwa perjalanannya bersama Azis itu sehari jelang Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember. ”Kebetulan saya memang bergerak di isu-isu kemanusiaan jadi saya perhatikan soal-soal seperti itu,” ucapnya.

Sekuat tenaga Hening menahan agar tangisnya tidak pecah. Tidak semakin menjadi-jadi. Meskipun pikirannya tidak bisa dialihkan dari terus membayangkan betapa hebat Azis dengan keterbatasannya mencari nafkah sebagai mitra ojol Gojek.

BACA JUGA: Fitur Panic Button GoJek Diapresiasi Komnas Perempuan

”Salut buat Gojek yang mau menerima pengemudi yang berkebutuhan khusus. Jadi kita harus apresiasi Gojek,” tegas Hening yang juga aktif di PP Aisyiyah.

Sebab, menurutnya, mencari nafkah merupakan hak semua orang. Siapapun boleh dan berhak mencari rejeki yang halal. ”Teman-teman yang berkebutuhan khusus tidak ada bedanya dengan yang lain. Justru harus diapresiasi,” kata perempuan yang juga bekerja di Paladium itu.

Maka, Hening meminta semua pihak untuk saling berempati. Dalam konteks konsumen dengan mitra Gojek, menurutnya, hal tersebut bisa direalisasikan dengan saling pengertian. ”Jangan membatalkan sepihak, marah-marah karena telat, pesanan makanan dibatalkan tanpa sebab, dan sebagainya. Karena kita tidak tahu kondisi mereka bagaimana,” sarannya.

Kepada mitra Gojek penyandang disabilitas seperti Azis, Hening juga berpesan supaya tidak patah semangat. Teknologi membantu memudahkan pekerjaan di tengah keterbatasan atau kendala yang harus dihadapi.

”Kita semua manusia punya takdir yang tidak sama. Harus melihat ke depan dengan positif. Apalagi yang beruntung diberikan kesehatan dan kelebihan lainnya ya. Harus lebih bersyukur,” ungkapnya.

Di akhir perjalanan, setibanya di tujuan, Hening memberikan apresiasi tinggi kepada Azis. Salah satunya terwujudkan dengan foto (selfi) bersama.(mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler