Cerita Istri Bersuami Ringan Tangan, Dihajar Sampai 3 Hari Masuk RS

Senin, 23 Februari 2015 – 13:52 WIB
Cerita Istri Bersuami Ringan Tangan, Dihajar Sampai 3 Hari Masuk RS. Kartun Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - Donjuan, 35, memang sangat overprotektif pada Karin, 29. Bila keluar dari pagar rumah, Karin harus izin ke suaminya itu.

Bahkan, kala menemani anak bermain, Karin tidak boleh lupa memberi tahu Donjuan.

BACA JUGA: Kunjungan Bule Australia ke Bali “Terjun Bebas”, Gara-gara Abbott?

Entah itu lewat SMS, BBM, WhatsApp, LINE, atau alat komunikasi lainnya. Jika tidak, tendangan maut Donjuan akan sampai ke tubuh istrinya tersebut.

Selama sepuluh tahun berumah tangga, Karin tiga kali mendapatkan tendangan maut dan pukulan dari Don juan. Itu yang kelas berat.

BACA JUGA: Sambil Menangis, Deni Menyesal Pukul Anaknya Kasih Sampai Meninggal

Kalau yang kelas ringan, semacam ditampar, dia terbiasa mendapatkannya. Wis sego jangan. ”Waktu itu, aku lupa ngabari dia. Setelah itu, aku sangat berhati hati,” katanya.

Ibu dua anak tersebut ingat benar kejadian kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan Donjuan kepadanya.

BACA JUGA: Politikus PDIP Gerebek Suami Bercinta dengan Janda

Menurut warga kawasan Karangmen jangan itu, pukulan pertama diterima saat dirinya baru menikah setahun.

Karin lupa minta izin ke suami jika akan jalan-jalan ke mal dengan teman-temannya.
Endingnya, sepulang window shopping di sebuah mal di tengah kota, Karin vs Donjuan terlibat pertengkaran hebat. Karin minggat dan pulang ke rumah kedua orang tuanya di Bubutan.

Akhirnya, dia kembali lantaran merasa bersalah. ”Saya janji tidak mengulangi (ngemal tanpa izin suami, Red),” ungkapnya.

Tetapi, namanya manusia, Karin lupa pada janjinya tersebut. Pada 2009, Donjuan kembali menghajar Karin habis-habisan.

Persoalannya sangat sepele. Kala itu, Karin lupa izin ke pasar untuk membeli beras.

”Saya tergesa-gesa banget, Mbak. Karena saya belum masak, takut suami dan anak tidak makan. Akhirnya saya pergi ke pasar untuk beli beras,” jelasnya.

Nah, waktu Karin tidak berada di rumah, ndilalah Donjuan pulang dan mencarinya. Donjuan pun menelepon Karin bolak-balik, namun tidak diangkat. Sebab, handphone Karin ketinggalan di rumah.

Meski dihajar habis-habisan sampai babak belur, Karin berusaha untuk mengalah. Menurut Karin, sebenarnya Donjuan adalah sosok pria baik dan bertanggung jawab.

Meski hanya bekerja sebagai guru, Donjuan selalu menuruti semua permintaan Karin. Donjuan juga sosok yang penyabar.

Tapi, ya itu tadi. Jika sudah marah, dia tidak bisa menahan amarahnya. Fakta tersebut terlihat saat dia kembali menghajar Karin untuk kali ketiga.

Donjuan marah besar karena Karin lupa memberi tahu bahwa dirinya pergi untuk mengantar anaknya naik kereta keliling. Anak kedua Karin yang masih berumur tiga tahun suka naik kereta keliling. Karena anaknya merengek, Karin pun naik kereta dan menemaninya.

”Aku benar-benar lalai SMS bojoku, Mbak. Teko omah, aku langsung ditekek dan diantemi sampai masuk rumah sakit tiga hari,” ungkapnya.

Sepulang dari rumah sakit, Karin tidak bisa memaafkan Donjuan lagi. Dia pun memilih pergi ke Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, untuk menggugat cerai Donjuan dengan alasan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) Rabu lalu (18/2). (opi/awa/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bapak-Anak Terapung 2 Hari di Laut Diselamatkan Nelayan Sebatik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler