Cerita Perempuan Bos Sarinah, Menyaksikan Kepulan Asap di Tubuh Pelaku Bom Bunuh Diri

Sabtu, 16 Januari 2016 – 13:22 WIB
Dirut Sarinah, Ira Puspadewi (tengah). Foto: Yessy Artada/JPNN

jpnn.com - KAMIS (14/1) siang menjadi momen yang tak akan pernah dilupakan bagi Ira Puspadewi. Ya, siang itu tepat di depan gedung yang dikelolanya, direktur utama Sarinah ini menyaksikan langsung dengan mata kepalanya sendiri ledakan bom di Thamrin, Jakarta.

Yessy Artada – Jakarta

BACA JUGA: Detik-detik Serangan Bom Jakarta Berdasarkan CCTV, Warga Hendak Peluk Pelaku

Dari lantai 10 di ruangannya, Ira menyaksikan secara jelas bagaimana ledakan bom dan baku tembak yang terjadi antara pelaku dan pihak kepolisian di Thamrin, Jakarta.  

"Saya secara tidak langsung menjadi CCTV. Itu karena saya ada di lantai 10 dan ruangan saya ini punya jendela yang paling besar dibanding ruang lainnya. Jadi lihat jelas sekali. Saya dengar (bunyi) bom pertama, kemudian kurang dari 30 detik ada bom kedua, dan saya baru beranjak dari tempat duduk setelah bom kedua," ujar Ira bercerita.

BACA JUGA: Blaar! Perempuan Muda Itu Tersungkur, Merangkak ke Jendela, Lantas...

Wanita berhijab ini langsung shock dan merinding saat menyaksikan detik-detik tiga orang yang tubuhnya hancur berantakan berlumuran darah karena ledakan bom.

"Saya lihat pos polisi sudah hancur dan sudah ada tiga orang jadi mayat karena saya tahu dari darah mereka yang ngucur. Kemudian ada satu yang tubuhnya berasap. Saya menduga yang itu pelaku bom bunuh diri," kata Ira.

BACA JUGA: Kisah Wakil Bupati yang Selamat dari Bom Sarinah, tapi Ajudan...

Saat bunyi ledakan pertama keadaan sudah kacau balau. Ada yang berteriak histeris, panik, menangis, ketakutan, ada pula yang mencoba menghubungi keluarganya langsung. Dalam keadaan yang tidak karuan tersebut, Ira mencoba untuk menenangkan dirinya, menghilangkan rasa ketakutan.

Sadar harus segera melakukan sesuatu mengingat dirinya adalah seorang atasan, Ira akhirnya menginstruksikan agar 200 pegawainya tetap tenang dan tidak keluar dari gedung.

"Walau agak panik, hal pertama yang saya minta adalah tetap tinggal di gedung. Karena kalau keluar malah justru bisa membahayakan untuk kami. Begitu juga dengan penghuni lainnya, kami juga diimbau untuk jauhi jendela saat itu," ungkap Ira.

Baru sekitar pukul 15.00 WIB karyawannya mulai keluar dari Gedung Sarinah ke rumah masing-masing. Keharuan kembali terjadi saat momen kepulangan para karyawan. Mereka dengan semangat justru tak menginginkan adanya hari libur kerja pascaledakan bom tersebut.

Keinginan karyawannya tersebut secara tidak langsung menyulut semangatnya.

Ira tak menyangka mempunyai karyawan yang begitu semangat untuk bangkit dari kepanikan.

"Terus pada tanya ke saya, 'bu besok kerja normal kan?' Itu mengharukan sekali buat saya, karena mereka yang lihat sendiri kejadian itu justru malah punya semangat kayak gitu. Mereka saja (karyawan, red) mau hidup, tetap jalankan aktivitas dengan normal, masa kami kalah. Kami memang harus waspada, tapi tetap harus hidup normal," tukas Ira. (chi/jpnn)



 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Hamzah Membentak: Ini Bukan Gedung Teroris!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler