Cerita Pilu Wanita Divonis Sekarat, Beberapa Hari Sebelum Melahirkan Putranya

Minggu, 12 Juli 2015 – 06:57 WIB
Annie Marston. Foto-foto: birminghammail

jpnn.com - BISAKAH Anda membayangkan bagaimana perasaan sesorang yang sedang hamil, akan segera melahirkan, namun tiba-tiba divonis sekarat...

Annie Marston, ibu muda berusia 25 tahun dari Brownhills, Inggris, kini sedang melakoni sisa hidupnya. Kekasih dari Scott Benton itu menderita kanker serviks agresif yang sekarang sudah menyebar ke hati dan hanya punya beberapa minggu untuk hidup.

BACA JUGA: Tegang dan Mengerikan! PM Serbia Dilempari Massa saat Peringatan Pembantaian Srebrenica

Tragisnya, Annie divonis menderita kanker itu hanya satu minggu sebelum menjalani persalinan anaknya, Wyatt, Desember lalu.

Namun luar biasa, Annie berusaha tegar. "Banyak orang mungkin tidak pernah bisa memenuhi cinta dalam kehidupan mereka, atau juga tidak memiliki bayi," kata Annie seperti dilansir dari Birmingham Mail, Sabtu (11/7).

BACA JUGA: Sebelum Dihantam Badai Chan-Hom, Tiongkok Ungsikan Ribuan Warga

Sejatinya, Annie dan Scott belum mengagendakan pernikahan dalam waktu dekat. Namun dengan kondisi ini, dua insan sepakat menggelar momen bahagia itu pada 7 Agustus nanti di Baron Court Hotel di Walsall.

Annie dan Scott sudah bersama selama 8 tahun. Mereka baru tahu kanker menyerang Annie di bulan Desember, usai dalam sebuah kejadian, Annie berdarah dan mengunjungi rumah sakit setempat.

BACA JUGA: Geger! Paus Fransiskus Dihadiahi Salib Palu Arit dari Presiden Bolivia

Dokter di sana tidak dapat menemukan adanya pendarahan. Scott merasa tak puas dan memeriksakan istrinya ke Walsall Manor Hospital untuk tes lagi.

Barulah di sana, biopsi mengungkapkan Annie memiliki sel-sel kanker. Dia juga diberitahu memiliki tumor 6cm di leher rahim. Dokter juga terkejut bahwa sejauh ini kehamilannya masih dalam kondisi sehat. Luar biasa.

"Para dokter mengatakan kepada saya bahwa saya seharusnya tidak pernah hamil karena tumor itu benar-benar menutupi serviks saya," ujar Annie, yang lulusan Universitas Birmingham itu.

"Ini adalah saat yang benar-benar gila ketika kami menyadari, bahwa anak kami adalah sebuah keajaiban," imbuh Annie.

Apa reaksi pertama Annie saat divonis kanker? "Saya hanya bisa bilang 'Apa yang akan terjadi dengan bayi saya? Saya tidak bisa fokus pada kanker, saya berpikir tentang anak saya. Membayangkan ternyata dia telah berbaring di samping tumor selama delapan bulan dan saya khawatir itu bisa membahayakan dirinya," tutur Annie.

Kemoterapi pun mulai dilakoni Annie dua minggu kemudian di Queen Elizabeth Hospital Birmingham. Annie berjuang melawan kanker dengan status sebagai calon ibu.

Dari sebuah hasil diagnosis, tim medis memutuskan untuk memberikan Annie steroid dan memungkinkan paru-paru bayinya lebih mengembang sebelum persalinan. Dan pada tanggal 20 Desember, seorang anak yang indah: Wyatt lahir.

"Itu benar-benar sibuk, di ruang bersalin, dengan semua tim-tim yang berbeda. Namun dia keluar, sehat, menendang dan menjerit. Kami tahu bahwa ia akan menjadi anak tunggal kami dan saya membujuk para dokter untuk membiarkan saya memiliki anestesi lokal sehingga Scott bisa berada di sana dengan saya," kenang Annie.

Pada malam Natal, Annie dan Scott serta tentunya Wyatt, diizinkan pulang untuk merayakan Natal pertama mereka, dan mungkin yang terakhir.

Dua minggu kemudian Annie mulai kemoterapi intensif di Rumah Sakit Queen Elizabeth, yang saking intensifnya membuat Annie tidak memiliki kontak dengan Wyatt selama berhari-hari.

Pada bulan April ia mulai pengobatan radioterapi dan brachytherapy. Selama periode ini, rambut hitam keriting tebalnya berguguran, rontok, bersama dengan bulu matanya.

"Itu benar-benar menyakitkan. Akhirnya pada suatu malam saya memutuskan untuk membiarkan Scott mencukur semuanya di dapur. Kami memiliki segelas anggur dan tertawa. Saya tahu semuanya akan diambil dari saya. Sehingga, saya memutuskan untuk menjadi botak," ujarnya.

Annie, menolak untuk menyerah pada hidup. Annie, ingin menikmati setiap menit sisa hidupnya dengan mereka yang ia mencintai.

"Saya ingin menghabiskan waktu melakukan hal-hal normal dengan keluarga saya. Saya ingin mengajari Wyatt berenang, membawanya ke kebun binatang, meskipun dia baru berusia tujuh bulan," tandas Annie.

Lebih dari itu, Annie pun ingin mewujudkan mimpinya untuk menikah dengan Scott. 

Seorang sahabat dekat Annie, Laura White sebelumnya sudah menggagas berdirinya sebuah badan amal untuk mendanai pernikahan Annie dan Scott akhir Agustus nanti, dengan relawan menyediakan kue, tempat, pakaian dan lainnya.

"Laura telah benar-benar luar biasa. Sebelum saya hamil saya dan Scott memang sudah bertunangan, tapi pernikahan kami harus ditunda karena kami ingin membeli rumah dan memiliki bayi kami. Setelah diagnosis kanker, saya berkata kepada Scott 'saya ingin menjadi keluarga, saya ingin menjadi Benton, saya ingin kami semua memiliki nama yang sama," ucap Annie.

Dia juga berpikir, dengan proses pernikahan, dia bisa memberikan sesuatu yang lain kepada saudara dan keluarganya, selain dari kanker.

"Saya ingin terlihat baik. Dansa dengan Scott, makan makan dan menikmatinya. Saya juga ingin bulan madu ke Center Parcs, ooh ini tentu liburan pertama untuk Wyatt. Saya ingin...banyak kenangan, dan banyak foto keluarga untuk Wyatt ketika ia dewasa," pungkas Annie. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ya Ampun... Hidup Susah Akibat Gempa, Satu Desa Ramai-Ramai Jual Ginjal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler