jpnn.com, SUMEDANG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, pemerintah dan akademisi bertugas membentuk masyarakat yang dewasa dalam berkomunikasi, terutama karena komunikasi saat ini dipengaruhi oleh teknologi digital.
“Tugas Fikom (akademisi) dan saya (pemerintah) dalam pentahelix ini menjadikan masyarakat dewasa dalam berkomunikasi,” kata Ridwan Kamil di Kampus Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad, Kabupaten Sumedang, Selasa (6/8).
BACA JUGA: Begini Upaya Pemprov Jabar Menyinergikan Pembangunan dengan 27 Pemda Kabupaten/Kota
RK –sapaan Ridwan Kamil– berujar, fenomena hoaks atau berita bohong adalah salah satu contoh dalam komunikasi digital yang secara mudah dan cepat bisa menyebar di masyarakat hingga berdampak buruk terhadap kehidupan sosial dan ekonomi.
“Pernah ada hoaks yang katanya di Garut, ada longsor (di jalan menuju Garut Selatan). Dampaknya semua booking-an hotel di Garut Selatan di-cancel, restoran juga pada kosong. Dampaknya uang sekitar Rp 5 miliar hilang. Ternyata setelah tim saya cek, foto itu memang ada, tapi kejadiannya di China,” cerita RK.
BACA JUGA: RK Yakin Program Desa Dapat Mempercepat Akses Keuangan Daerah di Jabar
BACA JUGA: Ridwan Kamil Targetkan 49,8 Juta Wisatawan ke Jawa Barat
“Poin saya, hoaks itu tidak hanya tekstual tapi juga visual pada hari ini, dan ini lebih berbahaya,” tambahnya.
BACA JUGA: Dua Tahap Penanganan Tumpahan Minyak di Karawang
RK pun memaparkan langkah atau strategi Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat dalam merespons problematika komunikasi yang terjadi saat ini, antara lain melalui sosial media, program Sapa Warga di desa, Jabar Quick Response, dan Jabar Saber Hoaks.
“(Program) ini menandakan bahwa pemerintah merespons problematika komunikasi yang ada hari ini, seperti berita bohong atau hoaks tadi,” tutur RK.
Untuk itu, RK meminta agar akademisi bisa terlibat membuat cetak biru pembangunan komunikasi, khususnya di wilayah Jawa Barat demi membangun kedewasaan masyarakat dalam berkomunikasi.
BACA JUGA: Ridwan Kamil: Jabar Siap Bersaing Bangun Sirkuit MotoGP di Indonesia
“Jadi pertanyaannya, bagaimana kita mau membangun masyarakat ini jika isu terbesar kita (tidak dewasa berkomunikasi ini) tidak ada cetak birunya? Nah, itu tugasnya Unpad (akademisi),” ucap RK. (jabarekspres)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BMKG: Jangan Percaya Isu Hoaks Gempa Besar
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti