jpnn.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkoordinasi dengan Bupati Karawang Celicca Nurachadiana, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi, dan Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf terkait tumpahan minyak (oil spill) Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
“Kita berkumpul, membahas terkait Force Majeure, kejadian luar biasa, yaitu pada tanggal 16 Juli terjadi tumpahan minyak karena masalah teknis yang luar biasa,” kata RK –sapaan Ridwan Kamil– di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (3/8).
BACA JUGA: Kang Emil Kunjungi Luar Negeri Selama 4 Hari, Ini Hasilnya buat Jabar
RK mengatakan, penanganan tumpahan minyak di wilayah Karawang itu melalui dua tahap. Pertama adalah masa tanggap darurat, yaitu pembenahan minyak yang tumpah dan penanganan kepada warga terdampak.
Tahap tersebut, kata RK, memerlukan waktu sekira dua bulan setengah. Selain itu, pihak Pertamina telah memanggil perusahaan Global yang ahli menangani tumpahan minyak.
BACA JUGA: Jurus Kang Emil agar Teh Jabar Kian Tenar
BACA JUGA: Pertamina Maksimalkan Atasi Tumpahan Minyak di Karawang
Kemudian, tahap recovery, yakni pembenahan lingkungan secara struktur, infrastruktur, kultur, dan lingkungan sosial masyarakat sekitar. Menurut RK, tahap ini diperkirakan memakan waktu dua sampai enam bulan.
BACA JUGA: Terkait Tumpahan Minyak, Pertamina Tingkatkan Komunikasi dengan Warga Sekitar
“Yang di-recovery ada ekonomi warga, kemudian dampak sosial, dampak psikologi juga akan kita perhatikan, juga dampak lingkungan,” ucapnya.
Selain itu, RK menyebut pihak Pertamina telah menempatkan tim ahli sekira 58 orang. Tim ahli ini berjaga di lokasi kejadian selama 24 jam. Kemudian, 40 TNI dan 56 relawan turun tangan menangani tumpahan minyak.
RK juga mengatakan, minyak bersifat waxy seperti lilin, sehingga dapat dikumpulkan ke dalam karung. Saat ini, sudah terkumpul sekira 390 ribu karung minyak.
“Musibah ini ditangani sangat terkoordinasi oleh pihak Pertamina, Provinsi Jawa Barat, dan Kota/Kabupaten terkait,” katanya.
Selain itu, kata RK, sudah ada Satuan Tugas (Satgas) untuk memastikan masalah tumpahan minyak dapat diselesaikan. Satgas pun akan siaga di lokasi kejadian. “Termasuk tim kesehatan selalu sedia memeriksa kesehatan warga,” ucapnya.
BACA JUGA: Tumpahan Minyak di Pantai Utara Jawa, Kemenhub Terbitkan Notice to Mariner
Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, pihaknya serius menangani dampak tumpaham minyak. Salah satunya dengan mengerahkan Octopus Skimmer untuk mengisap tumpahan minyak.
"Sifat lilin lebih memudahkan di dalam penanganannya. Gumpalan-gumpalan bisa dengan jaring dan diangkat,” katanya.
Menurut EP Nanang, penyebab tumpahan minyak terjadi karena kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1 Blok Offshore North West Jawa (ONWJ).
EP Nanang menyatakan, ada indikasi anomali tekanan pengeboran sumur YYA-1, sehingga menyebabkan munculnya gelembung gas diikuti tumpahan minyak. Kebocoran gas tersebut berdampak pada pergeseran pondasi YY.
“Sebenarnya kan semua sudah ada SOP, cuma kadang-kadang yang namanya bawah tanah ada yang kita tidak bisa kontrol, artinya sepanjang kita ikut SOP ada kejadian itu termasuk force majeure, sesuatu yang tidak diinginkan,” katanya. (mg11/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekda Jabar jadi Tersangka Kasus Meikarta, Ridwan Kamil: Hormati Prosesnya
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti