Cerita Suami Menggantungkan Hidup dari Istri

Kamis, 06 April 2017 – 06:30 WIB
Cerita Suami Menggantungkan Hidup dari Istri. Ilustrasi Fajar/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Merasa belum siap menikah, pria asal Kali Kedinding, Kenjeran sebut Donjuan, 30, jadi semaunya sendiri.

Ia tidak mau bekerja dan menggantungkan diri terhadap istri, orang tua dan mertuanya. Mulanya, sang istri sebut Karin, 29, bersabar.

BACA JUGA: Kisah Calon Profesor yang 3 Anaknya tak Sarjana

Akan tetapi, ia akhirnya memilih minggat dari rumah, sampai akhirnya Donjuan mengajukan talak cerai di Pengadilan Agama (PA), klas 1A Surabaya, Selasa (4/4).

========================
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
========================

BACA JUGA: Akhir dari 20 Kali Perselingkuhan dengan Majikan

Karin sebenarnya enggak pernah mau bercerai dengan Donjuan. Meskipun selama dua tahun berumah tangga, Donjuan tidak pernah mau bertanggung jawab pada diri sendiri maupun istrinya.

Donjuan seakan balas dendam dengan Karin karena dipaksa orang tua menikah sebelum mapan.

BACA JUGA: Sajad Ukra Kirim Uang ke Nikita Mirzani, Nih Buktinya

”Saya sebenarnya juga enggak mau nikah dulu. Ya emang sih umur waktu itu sudah di atas 25 tahun, ya gimana lagi papa mamaku ngebet. Mertua apalagi tiap hari ke rumah untuk menanyakan tanggal pernikahan kami,” kata Karin di sela-sela sidang gugatan cerainya di PA. Waktu itu, Karin bekerja sebagai teller di salah satu operator komunikasi ternama di Indonesia.

Wajahnya yang elok serta tubuh tinggi semampai membuat ia dengan mudah kerja di mana pun.

Pengalamannya sebagai SPG (sales promotion girl) juga seringkali dijadikan modal untuk mendapatkan job sampingan selain pekerjaan utamanya.

”Alhamdulillah bisa dapat Rp 7 juta ke atas, tapi enggak pernah ada hasilnya karena suami minta uang terus ke saya,” kata Karin berusaha sabar.

Sebenarnya Karin juga cinta dengan Donjuan. Terlebih, mereka adalah teman sejak SMP. Keduanya baru memadu kasih ketika berjumpa lagi waktu reuni SMA.

Di situ cinta mulai bersemi. ”Waktu SMP-SMA enggak kenal. Dia punya geng sendiri, saya juga punya geng sendiri. Kalau nama sih pasti tahu tapi enggak akrab karena tidak pernah sekelas,” kata Karin.

Pada tahun 2014 lalu, Karin dan Donjuan resmi menikah. Karena tidak punya modal nikah, pernikahan digelar sederhana di rumah Karin di kawasan Lebak Utara.

Setelah menikah, keduanya memilih ngekos, namun tidak sampai sebulan Donjuan mengajak balik ke rumah orang tuanya karena tidak mau membayar uang kos.

”Di rumah mertua suami juga malas-malasan gitu. Enggak mau kerja dan akhirnya saya ajak pulang ke rumah mama-papa saya,” papar alumnus D3 Pariwisata Universitas Airlangga (Unair) itu.

Sayangnya di rumah mertua Donjuan juga berbuat ulah. Ia tidak mau bekerja dan hanya tidur tiduran di dalam kamar.

”Malu sama mama papa saya minggat dan ngekos sendirian di kawasan Darmo,” jelasnya.

Hampir tiga bulan tidak pulang, Karin mendapat surat undangan sidang talak cerai di PA.

Sementara Donjuan mengaku sebenarnya tidak berniat untuk menceraikan istrinya. Ia hanya ingin istrinya pulang karena ia sudah mulai bekerja.

”Malas kerja itu karena saya dendam sama ayah dan ibu yang maksa untuk nikah dulu. Aduh kata siapa kalau sudah nikah gampang dapat kerjanya. Ini kerja serabutan. Malu benar sama istri dan keluarga,” kata Donjuan yang baru diterima sebagai sales motor.

(*/no)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perjuangan Seorang Istri Mempertahankan Cintanya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler