Cerita Tenaga Pendidik Selama Pandemi COVID-19 untuk Menyampaikan Pengajaran

Rabu, 25 November 2020 – 19:41 WIB
Dialog Produktif menyambut Hari Guru Nasional dengan tema Mendukung Para Pendidik Tetap Berkarya yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (25/11). Foto: dok. KPCPEN

jpnn.com, JAKARTA - Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi STKIP Pasundan Deswita Supriyatni menyebutkan, proses belajar mengajar selama pandemi COVID-19 dilaksanakan secara virtual.

Dari situ, hambatan yang ditemui biasanya berupa gangguan koneksi.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Tokoh FPI Nekat tak Penuhi Panggilan Polisi, Anies Tebar Ancaman, Jokowi dan Puan Dihina di TikTok

Deswita mengungkapkan itu dalam acara Dialog Produktif menyambut Hari Guru Nasional dengan tema Mendukung Para Pendidik Tetap Berkarya yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (25/11). 

"Sekarang mau tidak mau harus melalui teknologi media atau tatap muka secara virtual. Hambatannya adalah ketika para mahasiswa yang ada di daerah tidak bisa menyimak maksimal karena terjadi gangguan koneksi internet," kata Deswita.

BACA JUGA: Soal Guru PNS, Dudung: Saya Baru Tahu Fakta Ini

Selain itu, ujar dia, hambatan lain berupa sisi finansial. Utamanya untuk menyiapkan uang ekstra membayar kuota internet.

Deswita mengaku, harus mengatur ulang perencanaan keuangan keluarganya saat masa pandemi COVID-19. Pasalnya, biaya paket internet sudah menjadi kebutuhan primer bagi dirinya.

BACA JUGA: Kabar Gembira dari Bu Sri Mulyani untuk Guru Honorer, Tahun Depan akan Diangkat

Kemudian untuk mendukung semua itu, pemerintah pusat hadir melalui program Bantuan Kuota Data Internet bagi tenaga pendidik dan peserta didik. 

Kementerian Pendikan dan Kebudayaan telah memberikan Bantuan Kuota Data Internet kepada 1,9 juta guru, 166 ribu dosen, 3,8 juta mahasiswa, dan 29,6 juta siswa sekolah. 

Kuota internet ini bisa dimanfaatkan oleh setiap jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta. Sebanyak 35,5 juta pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia telah menerima manfaat ini sejak September 2020 lalu.

“Kemudian dengan bantuan dari pemerintah sangat membantu sekali sehingga perencanaan keuangan keluarga bisa kembali normal," tutur dia.

Hal serupa juga disampaikan Arya Wiratman, Guru SDS Islam Ibnu Hajar Cipayung, Jakarta Timur. Semasa pandemi, pembelajaran virtual mengharuskan tenaga pendidik menyiagakan uang ekstra untuk membeli kuota internet.

Namun, program bantuan kuota internet dari pemerintah sangat membantu dirinya. Setidaknya, beban perekonomian keluarga tidak terlalu berat semasa pandemi.

“Sebelum ada bantuan kuota internet, kondisi sangat sulit dan terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan harus pintar mengatur keuangan keluarga dan menyisihkan agar kebutuhan kuota internet terpenuhi. Setelah ada bantuan sangat meringankan beban pengeluaran sehari-hari," kata Arya.

Hal senada juga diungkapkan Sri Murni, Dosen STKIP PGRI Bandar Lampung. Sebelum datang bantuan, pengajar harus pintar menyisihkan uang untuk membayar kuota.

"Sangat bersyukur dengan bantuan pemerintah baik dalam bentuk pulsa maupun Bantuan Subsidi Upah (BSU). Uang yang awalnya kami sisihkan untuk kuota bisa kembali kami pakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” jelasnya.

Menurut data survei dari Lembaga Arus Survei Indonesia per Oktober 2020, sebanyak 85,6 persen responden menilai bahwa program Bantuan Kuota Data Internet ini meringankan beban ekonomi orang tua pelajar atau mahasiswa dalam membeli paket internet. 

Selain Bantuan Kuota Data Internet, pemerintah juga memberikan bantuan melalui peluncuran BSU Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non-PNS di bawah binaan Kemendikbud dan Kemenag. 

Bantuan ini menyasar lebih dari 2,74 juta pendidik dan tenaga kependidikan non-PNS di seluruh Indonesia dengan mengalokasikan dana total sebesar Rp4,7 Triliun dari Kemendikbud dan Kemenag. 

BSU ini diberikan sejumlah Rp1,8 juta bagi setiap pendidik dan tenaga kependidikan dengan persyaratan pencairan yang sangat mudah. Adanya program-program tersebut dapat membantu para penerima manfaat di masa pandemi COVID-19.

Sri Murni dalam peringatan Hari Guru Nasional ini menyampaikan, kepada para pendidik untuk tetap semangat menyampaikan pengajaran pada masa pandemi.

“Tetap termotivasi apa pun kendalanya. Kepada teman-teman sesam pendidik lainnya, tetap tulus dan bertanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa, karena itu adalah ibadah kita," pungkas Sri. (ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler