Cerita Warga soal Aksi Brutal Perusak Markas Polsek Ciracas

Rabu, 12 Desember 2018 – 17:21 WIB
Kondisi markas Polsek Ciracas usai diserang pada Selasa (11/12) malam. Foto: Dery Ridwansah/JawaPos.com

jpnn.com, JAKARTA - Suasana di sekitar markas Polsek Ciracas tadi malam sangat mencekam. Penyebabnya adalah ulah massa misterius yang tiba-tiba datang dan merusak kantor polisi tersebut. Saksi mata menceritakan kebrutalan para pelaku yang membuat warga sekitar takut.

Seperti yang diungkapkan Juliah, salah satu pedagang kelontong. Dia menurutkan kejadian itu bermula pada pukul 20.30 WIB. Dirinya mengaku sempat melihat banyak iring-iringan kendaraan roda dua yang mendatangi warung miliknya yang berada persis di sebelah Mapolsek Ciracas.

BACA JUGA: Respons Istana soal Pembakaran Markas Polsek Ciracas

"Jam 20.3 WIB0, motor banyak berkeliaran. Saya tanya 'Mau kemana?' (Terus) ada yang beli kopi," kata Juliah saat ditemui di warung kelontong miliknya kepada wartawan Rabu (12/12).

Salah satu dari rombongan itu mejawab, bahwa mereka hanya ingin berpergian bersama-sama sesaat sebelum peristiwa itu terjadi. "(Bertanya kembali), mas mau ke mana ramai-ramai?, 'mau jalan-jalan aja bu' (jawab oknum itu). Terus mereka jalan," ucapnya.

BACA JUGA: Wakapolri: Kok jadi ke Kantor Polsek Ciracas?

Dirinya sempat merasakan lega, karena gerombolan orang yang konvoi menggunakan kendaraan roda dua itu meninggalkan warung miliknya. Namun sesaat kemudian, Juliah menerangkan jika rombonugan kembali dengan jumlah massa yang bertambah banyak.

"Sudah sepi, sudah senang. Enggak tahunya balik lagi, ramai banget. Terus ada yang bilang 'Ayo kita ke TKP'," terang Juliah.

BACA JUGA: Kapolsek jadi Korban Penyerangan di Polsek Ciracas

Juliah juga menjelaskan, dirinya sempat disuruh oleh pihak kepolisian agar tidak menutup warung miliknya. Namun, pada saat peristiwa penyerangan tersebut berlangsung dan tidak lagi kondusif, akhirnya dirinya memutuskan untuk menutup warung kelontong miliknya.

"Saya masih di sini, kata Pak Polisi 'Jangan ditutup, kan situ pedagang', enggak tahunya disuruh ditutup. Saya ambil radio sama televisi lalu (saya) bawa," jelasnya.

Sementara kejadian itu berlangsung, dirinya mengungkapkan bahwa pihak kepolisian mengarahkan dirinya untuk mengamankan diri di kantor Pemadam Kebakaran (Damkar) yang berjarak sekitar 100 meter dengan warung miliknya itu.

Kendati demikian, rasa khawatirnya datang. Karena suami tercinta dan adiknya, masih berada di warung yang ditinggalkannya. "Saya di pemadam, diumpetin disitu. Saya takut, ramai sekali," ceritanya.

Setelah itu, Juliah menerangkan bahwa dirinya sempat pulang ke rumah pada pukul 01.30 WIB, dan peristiwa tersebut pun masih berlanjut. Tak berselang lama Juliah memberanikan diri untuk kembali ke lokasi untuk melihat keadaan suaminya.

"Saya sempat pulang, saya pulang jam setengah satu masih rusuh. Tapi balik lagi jam dua, lihat suami," ucapnya.

Dari pantauan JawaPos.com, sekitar pukul 13,00 WIB pintu gerbang Mapolsek Ciracas yang ditutup rapat dengan triplek sepanjang 2 meter dan sudah dipasangi garis polisi itu, sempat dibuka. Karena pada saat yang bersamaan mobil derek memasuki Polsek Ciracas. (dik/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polsek Ciracas Diserang, 7 Tahanan Dipindah ke Polda


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler