Cerita Yuddy Chrisnandi Berpuasa 18 Jam di Ukraina

Kamis, 07 Juni 2018 – 21:06 WIB
Dubes RI untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi berbuka puasa bersama di kantor Kedutaan Besar RI di Kiev. Foto: Ist

jpnn.com, KIEV - Berpuasa di Ukraina menjadi pengalaman unik dan berkesan bagi Yuddy Chrisnandi. Pasalnya, kondisi di negara pecahan Uni Soviet itu cukup berbeda dengan Tanah Air.

Ini adalah tahun kedua duta besar RI itu menjalani ibadah puasa Ramadan di Ukraina. Perbedaan yang paling terasa adalah panjangnya waktu berpuasa.

BACA JUGA: Hmm...Politikus Hanura Pilih Kembali ke Golkar

"Menjalankan ibadah puasa Ramadan di Ukraina terasa cukup panjang. Umat Islam di Ukraina berpuasa sekitar 18 jam," ucap Yuddy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/6).

Yuddy bercerita, ibadah puasanya dimulai dengan makan sahur sekitar pukul 03.00 waktu Kyiv. Sedangkan waktu magrib dimulai pada pukul 21.00.

BACA JUGA: Di Ukraina, Kapolri Banggakan Toleransi Umat Islam Indonesia

Setelah itu dia menjalankan salat isya dan tarawih sekitar 22.45. "Sehingga ibadah puasa tahun 1439 Hijriah atau 2018 Masehi ini mungkin terasa lebih lama dibanding di Indonesia,' ungkap Yuddy.

Selain soal waktu berpuasa yang lebih panjang, Yuddy juga harus membiasakan diri dengan menu berbuka puasa.

BACA JUGA: Natalan 7 Januari, Ukraina dan Pemberontak Tukaran Tawanan

"Menu buka puasa di sini terasa monoton, saya pergi ke beberapa undangan iftar negara sahabat. Menunya itu-itu saja, nasi kebuli, daging, youghurt, sop, kurma, seperti itu terus. Beda dengan Indonesia kalau buka puasa meriah," ucap politikus Partai Golkar itu.

Karena itu, untuk menambah suasana seperti di Tanah Air, Yuddy mengaku menyajikan sejumlah kuliner Nusantara saat menggelar acara buka puasa bersama dengan para duta besar negara-negara tetangga atau komunitas muslim di Ukraina.

"Saya berusaha menghadirkan rasa berbuka ala Indonesia. Saya siapkan makanan-makanan Indonesia yang ramai. Kolak, candil, es buah, soto, gado, empal, banyak lah." ucap pria asal Jawa Barat itu.

Kendati harus menjalani waktu puasa yang jauh lebih lama, namun Yuddy mengaku menikmati kondisi Ramadan di Ukraina. Dia memandang, lamanya waktu puasa di Ukraina justru membuat persaudaraan antarumat muslim di sana semakin kuat.

"Satu lagi yang menjadi catatan saya, kedekatan antar umat Islam di sini terasa begitu rekat, satu sama lain seperti ada ikatan batin. Mungkin karena di sini minoritas, umat jadi lebih saling mengenal," ucap mantan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara ini.

Yuddy pun menjelaskan bila dihitung secara jumlah populasi, jumlah umat Islam di Ukraina tidak lebih dari 1,5 persen populasi warga Ukraina.

Dia mengatakan, masjid di kota Kyiv juga hanya ada 2 yaitu Ar-Rahmah dan Al-Raid, walaupun juga ada masjid-masjid lain di kota lain seperti kota Kharkiv, Odessa, Chernigiv, dan sejumlah daerah lain.

Kendati demikian, di bulan Ramadan ini, masjid-masjid di Ukraina selalu penuh oleh jemaah saat waktu berbuka dan ibadah salat tarawih.

"Saya kadang-kadang terenyuh pada ukhuwah islamiyah yang ada di Ukraina. Terasa sangat kekeluargaan. Semoga Ramadan tahun ini, kita diberikan keberkahan, rahmat, dan ampunan dari Allah SWT," Yuddy menandaskan. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuddy Gelar Soft Launching Miniatur Indonesia di Ukraina


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler