jpnn.com - Memasuki bulan Oktober harga emas di pasar keuangan diprediksi akan mengalami gejolak cukup dalam. Setidaknya itu yang diprediksi oleh Branch Manager Monex Investindo Futures Surabaya, Jimmy. Menurut Jimmy ada beberapa hal yang mendasari prediksi itu.
Di antaranya kondisi akhir tahun dimana setiap negara di dunia mulai menghitung ulang neraca keuangan mereka. ”Itu berpengaruh signifikan,” katanya saat ditemui di sela acara Monex Trading Seminar (MTS) di Crown Prince Hotel Surabaya Kamis (29/9).
BACA JUGA: Dirjen Pajak: Tax Amnesty Luar Biasa
Hal lain yang juga menentukan harga emas adalah situasi politik terkini. Dimana pada November nanti, Amerika Serikat akan menggelar pemilihan umum untuk memilih presiden. Tentu itu memberikan dampak yang besar.
”Karena AS sampai saat ini masih jadi kiblat ekonomi dunia. Jadi apa yang sedang terjadi di sana luar biasa dampaknya. Harga dolar yang melemah saja, bisa ikut melemahkan harga emas di pasaran,” jelas dia.
BACA JUGA: Dana Tebusan Tax Amnesty Kepri Capai Rp 800 Miliar
Menyikapi hal tersebut, dirinya minta setiap pelaku pasar keuangan untuk lebih menahan diri dalam bertransaksi. Setidaknya perhatikan lima hal untuk meraih potensi keuntungan dalam trading. Yakni karakter dan kondisi pasar, strategi untuk masuk dan keluar pasar, trading tools, pengelolaan keuangan dan resiko, serta yang paling penting adalah mengetahui tren.
Khusus untuk pilpres, harga emas cenderung akan naik jika calon yang dikehendaki dunia internasional bisa unggul dalam berbagai poling. ”Tapi jika ternyata poling itu berbalik, siap-siap juga harga emas ikut turun. Ini sangat sensitif waktu sekali, jadi berusaha lebih bijak. Jangan jor-joran,”katanya. (JPNN/pda)
BACA JUGA: Mandiri Suntik PT KAI Rp 1 Triliun
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perkuat Ekonomi Syariah, BSM Gandeng Pertamina
Redaktur : Tim Redaksi