jpnn.com, JAKARTA - Dalam upaya mencapai swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menjalankan beberapa Program Upaya Khusus (UPSUS) salah satunya adalah percepatan peningkatan produksi pangan.
Untuk mendukung peningkatan produksi pangan tersebut, Kementan melakukan program cetak sawah. Cetak sawah dilakukan mengingat saat ini lahan sawah yang semakin berkurang dengan adanya alih fungsi lahan pertanian ke perumahan dan lain lain. Untuk cetak sawah pada tahun 2015 Kementerian Pertanian telah menargetkan 23 ribu hektare namun yang terealisasi adalah 20 ribu hektare, tanpa ada kerja sama dengan TNI.
BACA JUGA: Pokphand Gelar Aksi Peduli Gizi Masyarakat
Memasuki tahun anggaran 2016 Kementan kembali menargetkan cetak sawah seluas 132.167 ha dan terealisasi seluas 129.096 ha, artinya ada lonjakan sangat besar sekali. Lonjakan ini sebagai dampak dari dilaksanakannya kerja sama dengan TNI. Dalam pencetakan sawah ini memang ada yang kurang, perkiraan delapan persen dan sedang dikerjakan.
Namun beberapa waktu lalu Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa saat ini (tahun 2017) luasan sawah masih cukup dan menurutnya produksi masih bisa dilakukan dengan peningkatan produktifitas, tidak harus dengan cetak sawah lagi.
BACA JUGA: Mentan Sidak ke Sejumlah Pasar, Hasilnya...
Sekretaris Jenderal, Kementan, Hari Priyono menjelaskan bahwa cetak sawah merupakan salah satu janji pemerintahan Jokowi-JK kepada masyarakat pada saat kampanye dan ini jelas dituang dalam Nawacita. Cetak sawah baru diprogramkan pemerintahan Jokowi-JK satu juta hektare.
"Dengan target yang begitu besar, mungkin yang perlu dipertimbangkan bagaimana dengan laju konversi sawah yang dipekirakan 100 juta hektare per tahun," ujarnya.
BACA JUGA: Ditemui Dubes Chile, Amran Tawarkan Berinsvetasi Biar Lapangan Kerja Terbuka
Hari menambahkan bahwa akan terlalu berisiko dalam situasi perubahan iklim yang cukup ekstrem jika hanya menggantungkan pangan pada produktivitas. Data statistik dalam 25 tahun ini menunjukkan bahwa sukses produksi ditentukan oleh sukses areal tanam.
Adalah sangat tepat kebijakan Menteri Pertanian yang memfokuskan dan menekankan pada peningkatan LTT (Luas Tambah Tanam). Pengaruh kinerja produktivitas saat ini masih belum bisa dijadikan tumpuan.
”Oleh sebab itu saya usul pemikiran ini harus segera disosialisasikan. Cetak sawah adalah janji Jokowi, janji Nawacita ," tegas Hari
Dia lantas menambahkan bahwa beberapa persoalan di lapangan yang belum sempurna akan segera diperbaiki. Perlu diketahui juga bahwa biaya konstruksi cetak sawah ideal adalah 35 juta per hektare. Namun dengan TNI, kami kerja sama, dengan biaya hanya 19 juta rupiah.
“Apabila situasi lahannya berat memang ada kesulitan di beberapa tempat. Namun kami lebih efisien. Saran pemikiran ini perlu kami sosialisasikan," kata Hari. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Ingin Chile Bantu Luruskan Kampanye Negatif Perkebunan Kelapa Sawit
Redaktur : Tim Redaksi