Chevron Terjun Langsung Mendukung Penyelamatan Mangrove di Jakarta dan Riau

Senin, 11 Juli 2022 – 21:28 WIB
Hutan Mangrove (KRM). Ilustrasi. Foto: ANTARA

jpnn.com, JAKARTA - Chevron mengambil peran dalam kegiatan berbasis soal di bidang kesehatan dan lingkungan.

Dalam hal ini, Chevron merupakan salah satu anggota pendiri AVPN Healthcare Pooled Fund, yang bertujuan memperkuat layanan kesehatan primer di daerah pedesaan dan perkotaan yang sulit dijangkau di Asia Tenggara.

BACA JUGA: KLHK: Lahan Gambut dan Mangrove Memiliki Peran Penting

Peluncuran putaran II Pooled Fund dilaksanakan bertepatan dengan Konferensi Global AVPN 2022 yang diselenggarakan di Bali, 20-24 Juni 2022.

Kegiatan ini berfokus pada kesehatan dan nutrisi ibu, bayi, dan anak di Indonesia, Filipina, Kamboja dan Vietnam.

BACA JUGA: Chevron dan Pertamina Umumkan Kerja Sama Bisnis Rendah Karbon

Chevron memberikan kontribusi sebesar USD600.000 untuk Pooled Fund ini selama 3 tahun sejak 2021.

Pada konferensi Global AVPN tersebut, Chevron juga membagikan pengalamannya pada sesi yang berkaitan dengan solusi berbasis alam serta pendidikan STEM.

BACA JUGA: Peringati HPN 2022, Tokoh Penting Ikut Tanam Ribuan Bibit Pohon Mangrove

Sejak 2018, Chevron telah berkontribusi sebesar USD700.000 untuk solusi berbasis alam.

Di antaranya upaya perencanaan restorasi pesisir khususnya ekosistem mangrove di Indonesia / Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) di Riau seluas 200.000 hektar dan di Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) Jakarta seluas 25 hektar.

Kemudian bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dan beberapa mitra industri lainnya.

Program MERA di SMMA Jakarta yang kini tengah berlangsung ini juga berkolaborasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Chevron menyadari akan pentingnya kolaborasi dan kemitraan untuk menghasilkan perubahan positif dalam skala besar di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan bekerja sama dengan berbagai pelaku industri, baik dalam negeri maupun multinasional, untuk mendukung berbagai program yang mengedepankan solusi berbasis alam. Kami harap program-program ini dapat mendukung pemerintah dalam pencapaian target transisi energi nasional serta pemberdayaan masyarakat,” tutur Wahyu Budiarto, Chevron Indonesia Country Manager.

Dia mengatakan Chevron turut mendukung upaya pelestarian ekosistem mangrove di Indonesia.

Di Riau, Chevron dan YKAN melalui program yang sama juga telah mendukung Pemerintah Provinsi Riau dalam merencanakan restorasi untuk pengelolaan pesisir terpadu.

Perencanaan restorasi ini telah dijadikan dasar bagi pemerintah untuk melakukan restorasi pesisir khususnya ekosistem mangrove.

Untuk Jakarta, Chevron tidak hanya mendukung perencanaannya, tetapi juga melaksanakan kegiatan restorasi ekosistem dan penguatan infrastruktur untuk meningkatkan fungsi kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA).

Lokasi ini dijadikan sebagai pusat pendidikan mangrove di Jakarta, untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi ekosistem tanaman rambat di pesisir tersebut.

“Dengan mempertemukan sektor publik dan swasta untuk bekerja sama dalam memulihkan ekosistem mangrove, diharapkan dapat mendukung percepatan pemulihan serta melindungi ekosistem mangrove secara berkelanjutan untuk mendukung mata pencaharian pesisir dan keanekaragaman hayati Indonesia,” ujar Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman.

Selain program MERA, sejak 2021, melalui Chevron Miller Center for Social Entrepreneurship telah memprakarsai program Asia Pacific Climate Resilience Accelerator dalam rangka meningkatkan solusi ketahanan iklim melalui kewirausahaan sosial untuk tiga tahun ke depan.

Program senilai USD900.000 ini mendukung perusahaan-perusahaan dalam pengembangan solusi pertanian cerdas iklim (climate smart agriculture), air bersih, dan energi rendah karbon bagi komunitas rentan di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

Program tersebut juga mendorong penelitian dan penciptaan metode pelatihan khusus untuk menanggapi bias yang cenderung dihadapi oleh pelaku bisnis perempuan dan minoritas dalam pengumpulan dana.

Perusahaan yang tertarik untuk mendaftar dalam program tersebut bisa mengaksesnya langsung.

Program ini telah berhasil mendukung perusahaan dalam negeri, seperti Yayasan Rumah Energi (Rumah Energi), yang merupakan sebuah organisasi masyarakat sipil non-profit tingkat tapak (grassroots CSO) yang berfokus pada Energi Terbarukan, Pertanian Adaptasi Iklim, dan Usaha Bisnis Sosial.

“Program Asia Pacific Climate Resilience Accelerator menantang kami untuk menjadi perusahaan sosial yang berskala besar. Kami dibantu oleh mentor yang secara khusus ditunjuk Chevron Miller Center untuk membentuk dan mengembangkan bisnis kami guna memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan,” jelas Rebekka Sondang Angelyn, Executive Director of Yayasan Rumah Energi (YRE). (flo/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler