jpnn.com - JAKARTA - Tak mudah bagi seorang diri ketika harus menerima kenyataan ditinggal sendiri oleh keluarga. Seperti yang dialami Chiara Natasya Tanus (15). Awalnya ia tidak mengetahui jika kedua orang tuanya Hermanto Tanus (40), Liangsih Indahju (38) dan kedua saudara laki-lakinya Geovani Nico (17), dan Geovani Justin (9) menjadi korban dalam kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501.
Chiara bahkan sempat menunggu kedatangan mereka di Bandara Changi, Singapura pada hari itu. Sebab keluarganya berjanji akan mengunjunginya yang saat itu sekolah di Methodist Girls School (MGS) Singapura.
BACA JUGA: Izin Terbang AirAsia Surabayaââ¬âSingapura Dibekukan
"Bahkan sang ayah sudah mengabari jika mereka dalam perjalanan ke Singapura," ujar Kakak Hermanto Tanus, Linda Patricia Tanus.
Kini, Chiara sudah diambil oleh keluarganya. Ia juga didampingi oleh psikologi di posko Mapolda Jatim. Psikolog ini akan membantu gadis cantik itu melalui fase yang membuatnya sangat terpukul.
BACA JUGA: Jenazah Kevin Paling Mudah Diidentifkasi Tim DVI
Dr Frilya, salah seorang pendamping yang mendatangi keluarga Chiara, mengungkapkan bahwa kondisi gadis tersebut masih shock. Karakternya pendiam, meski masalah menimpanya.
"Kami sangat berhati-hati dalam menyikapi permasalahan dia. "Kami terus memberikan dukungan agar dia kuat dan tabah menerima musibah ini," ujar Frilya. (awa/jpnn)
BACA JUGA: DPR Awasi Pemenuhan Hak Keluarga Korban AirAsia QZ8501
BACA ARTIKEL LAINNYA... Posko DVI Dipersiapkan Pindah ke Pangkalan Bun
Redaktur : Tim Redaksi