China Airlines Dihajar Turbulensi, Penumpang Luka-luka

Minggu, 21 September 2008 – 10:51 WIB
SIAGA: Tim medis menolong penumpang pesawat China Airlines yang cedera saat dirawat di RS Sanglah, Denpasar, Bali.
DENPASAR – Ketenangan Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu siang (20/9) berubah menjadi kepanikan luar biasaPenyebabnya adalah kedatangan pesawat jumbo jenis Boeing 747-400 milik maskapai penerbangan China Airlines yang mengirimkan sinyal darurat.
Sinyal itu memastikan bahwa pendaratan bukan seperti biasa dilakukan pesawat maskapai terbesar di Taiwan yang sebagian besar penumpangnya wisatawan itu

BACA JUGA: Bantuan Sosial APBD Alat Kampanye

Seluruh staf bandara bersiaga
Petugas medis, keamanan, dan pemadam kebakaran juga langsung bersiaga

BACA JUGA: Moch Yusuf, Penjinak Kanker dari Sukabumi

Tepat pukul 14.05, pesawat berwarna putih terlihat mendarat mulus di ujung bandara dan beberapa menit kemudian parkir apron gate 7.
Saat pintu pesawat dibuka, bukan senyum dan lambaian tangan yang tampak
Namun, deretan penumpang terluka serta wajah-wajah panik

BACA JUGA: Depdagri Akui Ada Problem Pendataan Penduduk

Maklum saja, 358 orang (19 di antaranya kru) di dalam pesawat China Airlines dengan nomor penerbangan CI 687 itu baru saja melewati masa-masa paling menegangkan dalam hidup mereka
Dua jam setelah terbang dari Taipei, pesawat Boeing tipe 747-400 yang mereka tumpangi diempas jetstream (angin kencang) pada ruang hampa udara di ketinggian 35 ribu kaki (10,6 km) di atas daratan Sulawesi Utara dan FilipinaKondisi yang di dunia penerbangan umum disebut turbulensi itu menimbulkan guncangan hebat di pesawatKontan seluruh penumpang dilanda kepanikan luar biasaPramugari yang mencoba menenangkan penumpang dan penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman langsung terpental dan tersungkur
Untungnya guncangan itu tidak berlangsung lamaPilot kembali bisa mengendalikan pesawat sehingga bisa lolos dari guncangan akibat fenomena alam ituPesawat masih bisa terbang dalam kondisi normal dan tiba dengan selamat di Bandara Ngurah Rai, Denpasar
Radar Bali (Jawa Pos Group) melaporkan, beberapa menit setelah roda pesawat menjejak di landasan, tim medis langsung menolong para penumpang dan melarikan yang terluka ke Rumah Sakit Sanglah, DenpasarTotal ada 29 penumpang yang langsung diangkut dengan ambulans nopol B 2374 LQ dan DK 1804 DI, serta beberapa kendaraan lain.
Kepala Dinas Kesehatan Bali dr Dewa Ketut Oka yang memantau tim di RS Sanglah menyatakan, dalam insiden pesawat China Airlines tidak ada korban meninggalGuncangan di pesawat itu melukai 13 awak dan penumpangSampai tadi malam, delapan penumpang dipastikan menjalani perawatan inap di paviliun Amerta Wing Internasional RS SanglahLima sisanya menjalani rawat jalan karena hanya terluka ringan”Dari delapan tersebut tiga adalah pramugari dan petugas pesawat, sementara yang lain adalah penumpangUmumnya mereka menderita patah tulang,” rinci Ketut Oka
Dari hasil observasi di bagian bedah RS Sanglah, empat dari delapan korban menderita patah tulang, paling parah dialami Huang Hui MinPenumpang warga negara Taiwan itu patah tulang di bagian tulang belakang, dada, dan punggung”Sementara yang lain hanya patah tulang di beberapa organ tubuhnya, seperti leher, lengan, dan sesak napas,” jelasnya.
Meski terbang ke Indonesia, sampai tadi malam baru seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Dwi Hartati yang terdaftar sebagai penumpang China AirlinesDwi termasuk korban terluka akibat turbulensiNamun, dia hanya menjalani rawat jalan di salah satu rumah sakit dekat Bandara Ngurah Rai
Nama Dwi Hartati diperoleh dari daftar korban yang dirilis Humas PT Persero Angkasa Pura I Ngurah Rai”Ada satu WNI, dia ikut terluka,” MDimiyati, humas PT Angkasa Pura (AP) I, Bandara Ngurah Rai, Denpasar
Dimiyati juga mengaku belum bisa merinci titik koordinat turbulensi yang menimpa pesawat China AirlinesPasalnya, pilot tidak melaporkan peristiwa alam itu kepada pihak Bandara Ngurah Rai”Kita justru mendapat laporan dari Gapura operation lewat ground handling China AirlinesNanti mungkin ada pilot report-nya ke kita,” katanya
Menurut Dimiyati, turbulensi adalah fenomena alam yang kerap terjadi dan menimpa dunia penerbanganSetelah menerima pilot report dari China Airlines, pihaknya akan meminta pilot penerbangan lain mewaspadai jalur yang dimaksud”Untuk korban, bisa saja terjadi ketika mereka berjalan di pesawat atau di toilet dan bisa juga karena tidak menggunakan safety bel,” tambahnya.
Meski jatuh korban akibat turbulensi, pihak bandara tidak meng-grounding dan memeriksa pesawatBahkan, sekitar pukul 17.00 Wita pesawat buatan AS itu kembali terbang ke Taipei”Dari pengecekan awal kondisi pesawat terlihat mulus, tidak ada kerusakanJadi, kita tidak melarang pesawat itu terbang lagi, ” ujar Dimiyati(para/gup/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Salahi Prosedur saat Ganti Magasin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler