Pemerintah China untuk pertama kalinya merilis rincian dari jaringan 'pusat pelatihan kejuruan' yang mereka dirikan di ujung barat negaranya, yang oleh para aktivis diklaim sebagai kamp indoktrinasi politik bagi ribuan Muslim.
Pejabat tertinggi kedua Partai Komunis di provinsi Xinjiang, Shohrat Zakir, memaparkan keberadaan pusat pelatihan kejuruan itu dalam sebuah wawancara dengan media milik pemerintah China, Xinhua, dan mengatakan fasilitas itu diperlukan untuk melawan terorisme dan ekstremisme.
BACA JUGA: Volkswagen Didenda Rp 14 Triliun Atas Skandal Manipulasi Emisi Diesel Mobil Audi
Dia menambahkan bahwa pusat pelatihan kejuruan itu telah membuat provinsi, yang dikenal sebagai Daerah Otonomi Xinjiang, menjadi aman dan stabil.
Shohrat Zakir â warga etnis Uighur yang memiliki kedudukan tinggi di Xinjiang - mengatakan pusat-pusat itu, "menghormati dan melindungi tradisi dan budaya dari berbagai kelompok etnis", dan mengklaim pusat-pusat tersebut menyediakan makanan bergizi "gratis", "pendidikan gratis", dan asrama yang dilengkapi dengan radio, televisi, dan fasilitas olahraga.
BACA JUGA: Salah Satu Mineral Terlangka di Dunia Ditemukan di Australia
"Berbagai kegiatan seperti kontes pidato, menulis, menari, menyanyi dan olahraga diselenggarakan", kata Shohrat Zakir dalam laporan yang dimuat media Xinhua.
"Banyak peserta pelatihan mengatakan bahwa mereka sebelumnya terpengaruh oleh pemikiran ekstrimis dan tidak pernah berpartisipasi dalam kegiatan seni dan olahraga semacam itu, dan sekarang mereka telah menyadari bahwa kehidupan dapat menjadi sangat berwarna," kata Xinhua.
BACA JUGA: Indonesia Pertimbangkan Perjanjian Dagang Dengan Australia Berkenaan Dengan Kedutaan di Israel
Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan organisasi yang mengadvokasi masyarakat Uighur di luar China mengklaim pusat-pusat itu - yang pertama kali dimunculkan pada tahun 2017 - secara sewenang-wenang telah menahan orang-orang yang tidak bersalah, terutama laki-laki, dan menjadikan fasilitas itu sebagai indoktrinasi politik.
Kantor berita Reuters mengatakan sejumlah mantan tahanan mengungkapkan kondisi di kamp sangat buruk, dengan narapidana mengalami pelecehan psikologis dan fisik.Diperkirakan satu juta orang ditahan Photo: Murid dari etnis minoritas memberi salam penghormatan pada guru mereka di sekolah dasar di Propinsi Xinjiang yang mayoritas warganya dari etnis muslim Uighur. (Reuters)
Sejumlah kerabat yang tinggal di luar negeri juga mengatakan anggota keluarga  mereka di Xinjiang telah memutuskan hubungan dengan mereka karena ketakutan berkomunikasi dengan orang-orang di luar negeri dapat menimbulkan hukuman dari pihak berwenang.
Baru minggu lalu, Pemerintah Xinjiang mengubah undang-undang yang melegalkan penggunaan "pusat pelatihan kejuruan" untuk "mendidik dan mengubah" orang-orang yang dipengaruhi oleh paham ekstremisme, sebagai upaya nyata untuk menggagalkan penyelidikan internasional yang semakin meningkat atas penahanan tanpa dasar hukum.
Pemerintah China belum mengungkapkan berapa banyak orang yang ditahan, tetapi diperkirakan setidaknya beberapa ratus ribu dan mungkin lebih dari 1 juta orang warga etnis minoritas - kebanyakan orang Uighur - di Xinjiang telah diinternir di fasilitas penahanan massal, menurut serangkaian komisi dan laporan baru -baru ini.
Hu Xijin, editor tabloid milik Partai Nasionalis Komunis, Global Times dan seorang yang berpengaruh dalam upaya propaganda eksternal China, menggunakan akun Twitter-nya untuk mengklaim kalau jumlah tahanan "jauh lebih sedikit", tetapi mengatakan dia tidak berwenang untuk mengungkapkannya.
Sekitar 10 juta warga Muslim Uighur tinggal di Xinjiang dan mereka memiliki bahasa, agama dan budaya terpisah dari mayoritas penduduk Han di China.
Beijing telah lama mencoba untuk menggagalkan gerakan separatis di wilayah yang kaya sumber daya dan semakin khawatir tentang Muslim yang bepergian ke luar negeri ke Suriah dan negara-negara lain di Timur Tengah.
Serangkaian serangan teror di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir serta serangan senjata tajam berkala besar di sebuah stasiun kereta Yunnan selatan yang menewaskan 41 orang pada tahun 2014, dikaitkan oleh Pemerintah China dengan separatis Islamis.
Dalam wawancaranya, Shohrat Zakir mengisyaratkan beberapa tahanan mungkin dibebaskan pada akhir tahun karena mereka hampir mencapai, "standar penyelesaian yang disepakati dalam perjanjian pelatihan".
"Pihak berwenang Xinjiang merasakan kecaman yang ditujukan kepadanyaâ karena keberadaan pusat pelatihan kejuruan ini menunjukan bahwa kecaman [internasional] efektif ", Maya Wang dari Human Rights Watch menulis di Twitter.
"Desakan itu singkatnya adlaah membebaskan semua tahanan dan menutup semua kamp, ??upaya pembenaran pemerintah China tidak berhasil meredam kritik."
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Urusan Pribumi Australia Minta Maaf Dalam Isu Kulit Putih