Sekelompok pengacara dan para pakar mengatakan China telah membunuh anggota kelompok spiritual Falun Gong dan mengambil organ mereka untuk transplantasi. Hal ini dikatakan ketika mereka melakukan penyelidikan lanjutan soal adanya potensi genosida. Pengambilan paksa organ tubuh
BACA JUGA: Universitas Harvard Tolak Calon Mahasiswa Karena Komentar Rasis di Medsos
Mereka mengaku telah mendengar bukti yang jelas bahwa pengambilan organ secara paksa telah terjadi selama setidaknya 20 tahun dalam sebuah putusan akhir sekelompok panel independen yang tergabung dalam sebuah tribunal untuk memeriksa masalah tersebut.
Beijing telah berulang kali membantah tuduhan para peneliti dan pakar hak asasi manusia yang menyebutkan China secara paksa mengambil organ dari tahanan dan menegaskan bahwa mereka telah berhenti menggunakan organ dari tahanan yang dieksekusi pada tahun 2015.
BACA JUGA: Cegah Pimpinan Berpaham Radikal, BNPT Dilibatkan Dalam Proses Seleksi Calon Pimpinan KPK
Tetapi panel yakin jika praktek ini masih berlangsung, dan anggota Falun Gong yang dipenjara "mungkin menjadi sumber utama" organ yang diambil secara paksa.
Falun Gong adalah kelompok spiritual berbasis meditasi yang dilarang di Cina 20 tahun lalu, setelah 10.000 anggotanya muncul melakukan protes di Beijing.
BACA JUGA: CEO Boeing Akui Kesalahan Penanganan Sistem Peringatan Kokpit 737 MAX
Ribuan anggota Falun Gong telah dipenjara.
Namun tidak jelas apakah minoritas Muslim Uyghur telah menjadi korban, seperti yang ditemukan oleh tribunal tersebut, meskipun dikatakan mereka rentan "digunakan sebagai sumber organ".
Selaku ketua dari tribunal adalah Sir Geoffrey Nice, yang pernah bekerja di tribunal kejahatan internasional untuk negara bekas Yugoslavia. Ia juga pernah memimpin penuntutan mantan presiden Serbia, Slobodan Milosevic.
"Kesimpulannya menunjukkan bahwa sangat banyak orang yang mati secara mengerikan tanpa alasan," katanya.
Juru bicara kedutaan China di London mengatakan peraturan pemerintah China menyebutkan donasi organ manusia harus dilakukan sukarela dan tanpa pembayaran.Skeptis soal temuan pengambilan organ Photo: Tribunal China mengatakan temuan ini menunjukkan adanya indikasi pengambilan organ tubuh secara paksa. (Reuters: Fabrizio Bensch, file)
China di masa lalu mengatakan bahwa "organ-organ yang ditransplantasikan sesuai dengan prinsip-prinsip yang etis" dan "kami bersikeras bahwa warga China secara sukarela menyumbangkan organ-organ mereka setelah meninggal".
Benjamin Penny, seorang pakar gerakan keagamaan dan spiritual di China, yang juga profesor di Australian National University pernah mengatakan kepada ABC tahun lalu bahwa kurangnya bukti dan kepercayaan pada kesaksian membuat situasi menjadi sulit untuk diuraikan.
"Pandangan saya soal ini adalah saya belum melihat bukti yang meyakinkan bahwa itu benar terjadi. Tetapi saya juga belum melihat bukti yang meyakinkan bahwa itu tidak terjadi," kata Dr Penny.
Tetapi pembela hak asasi manusia, David Kilgour yang memberikan kesaksian di tribunal mengatakan kepada program The World ABC bahwa praktik tersebut semakin buruk.
"Saya menjadi penuntut selama 10 tahun. Bukti yang didapatkan luar biasa," katanya.
"Kejahatan ini tidak hanya berlanjut, kami mendokumentasikan bahwa kenyataannya semakin buruk. Pengambilan organ dari Falun Gong semakin besar, bukan lebih kecil."Himbauan kepada negara lain Photo: Pengikut gerakan Falun Gong sedang melakukan meditasi di Hong Kong. (Reuters: Kin Cheung, file)
Tribunal China dibentuk oleh sebuah koalisi internasional untuk mengakhiri penyalahgunaan transplantasi organ di China, yang juga sebuah kelompok kampanye dengan tugas memeriksa apakah kejahatan yang terjadi sebagai akibat dari praktik transplantasi organ tubuh di China.
Jennifer Zeng, seorang praktisi Falun Gong mengatakan kepada tribunal bahwa pernah melakukan tes darah dan cek kesehatan, saat dirinya ditahan di sebuah kamp. Ia berharap temuan di tribunal ini akan mendorong diambilnya tindakan.
"Saya berharap lebih banyak negara yang akan mengeluarkan undang-undang untuk melarang warganya pergi China untuk melakukan transplantasi organ," katanya kepada Thomson Reuters Foundation.
"Dan saya berharap dunia internasional akan mencari cara untuk menghentikan pembunuhan di China saat ini."
Berita ini telah dirangkum dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pegiat Muda Demokrasi Hong Kong Joshua Wong Dibebaskan Lebih Awal