Beberapa hari menjelang penyelenggaraan KTT APEC, China telah memperingatkan "mentalitas perang dingin" sedang bertiup ke arah Pasifik sebagai respon dari janji Australia untuk meningkatkan pengaruhnya di wilayah tersebut.
Komentar keras ini menambah ketegangan menjelang pelaksanaan KTT APEC, yang akan diadakan pada akhir pekan ini di Port Morseby, Papua Nugini, dan akan dihadiri oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Presiden China Xi Jinping.
BACA JUGA: Sepi Peminat, Qantas Tutup Penerbangan Ke Wilayah Utara
Komentar ni menyusul kebijakan "Pivot (Pusat Perhatian) ke Pasifik" yang baru-baru ini diperkenalkan oleh Pemerintah Australia, dimana PM Scott Morrison menjanjikan hubungan pertahanan dan keamanan yang lebih erat dengan tetangga-tetangga Australia di Pasifik sebagai benteng melawan pengaruh China yang meningkat.
"Wilayah-wilayah di Pulau Pasifik bukanlah kawasan bagi pengaruh negara manapun," kata Wakil Menteri Luar Negeri Zheng Zeguang kepada para wartawan di Beijing.
BACA JUGA: Penyidik KNKT Temukan Sistem Anti-stall Tidak Ada Dalam Manual Boeing 737 MAX
Dia juga mendesak Australia untuk "secara obyektif melihat hubungan antara China dan negara-negara Kepulauan Pasifik dan untuk meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan mentalitas "zero-sum game (kemenangan satu pihak berarti kekalahan bagi pihal lain) yang keduanya ketinggalan jaman."
Zheng juga memperingatkan bahwa kerja sama China dengan negara-negara Pasifik tidak dapat diblokir, mengumumkan bahwa Presiden China Xi Jinping akan bertemu dengan para pemimpin dari delapan negara Pasifik dalam pertemuan sebelum KTT APEC di Port Moresby.
BACA JUGA: Polisi Khawatirkan Tren Warga Rekam Insiden Berbahaya
"Negara-negara lain seharusnya tidak menghalangi kerjasama dan pertukaran persahabatan China dengan negara-negara lain di kepulauan Pasific," kata Zheng.
"Tentu saja, mereka tidak punya cara untuk menghalangi kerja sama ini dan pertukaran ini." Photo: Presiden China akan menghadiri pertemuan APEC. (Reuters: Ludovic Marin)
Hugh White, Profesor Emiritus Studi Strategis di Universitas Nasional Australia, mengatakan PM Scott Morrison akan memiliki pekerjaan yang sulit di APEC
"Pemerintah telah membangkitkan harapan yang sangat tinggi terutama di antara negara-negara Pasifik Selatan bahwa mereka akan melihat generasi baru dari sumbangan Australia," kata Profesor White.
"Saya tidak mendapat kesan bahwa Pemerintah memiliki banyak rincian untuk ditawarkan kepada mereka."
Profesor White mengatakan pilihan terbaik Canberra adalah membangun hubungan budaya dan politik yang sudah lama, yang terabaikan selama beberapa tahun terakhir.
"Kita harus memiliki sesuatu yang jauh lebih canggih daripada hanya berubah sikap dengan buku cek yang sedikit lebih besar dari China, sebagian karena buku cek China sangat besar dan sebagiannya karena menghabiskan uang sebenarnya bukan hal mendasar dari persoalan ini."
ABC/ Reuters
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beredar Petisi Agar Bahasa Indonesia Tidak Dihapuskan di Sebuah Sekolah Australia